06 February 2012

Ini adalah sebuah judul buku karya Agus Purwanto, D.Sc. (ahli Fisika teoritis, Lulusan Universitas Hiroshima Jpeang serta Dosen Fisika ITS). Karyanya cukup penting, mencoba menafsirkan Ayat-ayat Kauniyah Al Quran dari perspektif Science.

Selama ini sebagian besar tenaga umat Islam habis untuk mengurusi masalah-masalah hukum. tetapi melupakan satu hal yang cukup penting bagi kemajuan peradaban Islam, yaitu masalah science. Seribu tahun yang lalu, ketika Islam berjaya di bumi ini, selain ada ilmuwan seperti Imam Maliki, Syafi'e, Bukhari dan muslim juga ada Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al KHawarizmi. Merekalah diantara muslimin yang telah mengagungkan nama Islam. Syafi'ie sebagai ahli fiqh sedangkan Ibnu Sina sebagai ahli science, sehingga menjadikan keseimbangan antara dunia dan akhirat.

Akankah Kejayaan Islam akan kembali lagi? Tentu saja, Di bidang hukum saat ini kami pikir telah mengalami kemajuan yang cukup berarti, akan tetapi dalam bidang science belum cukup. Kita hanya baru bisa mengambil sains barat yang sekuler. Sehingga tidak cocok dengan tujuan ilmu dalam Islam, yaitu Untuk mengenal Allah sehingga akan bertambah Iman dan ketakwaannya. Science barat alih-alih semakin menjauhkan manusia dari Tuhan. Dan pada akhirnya timbulah berbagai kekacuan dimuka bumi. Sehingga kita perlu membuat tandingan science barat yaitu memunculkan sceince Islam.

Menurut kami Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk andil dalam memunculkan Sains Islam. Indonesia memiliki kondisi yang relatif aman dan demokratis dibandingkan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya. Satu langkah awal adalah perlunya penyadaran bagi umat Islam akan pentingnya sains Islam bukan lagi sains modern barat seperti yang ada saat ini.

Dalam bukunya tersebut Agus Purwanto menulis:
" Adakah yang salah dari sains sekarang sehingga perlu dibangun sains Islam? Jika sains Islam memang ada, apa perbedaan utamanya dibandingkan dengan sains sekarang, sains modern? Seperti telah disebutkan di depan, sains adalah produk manusia karenanya membawa pandangan dunia manusia dibelakangnya. Sains modern membawa tata nilai peradaban modern, yakni materialisme dan isah tragis kematian Tuhan, sedangkan bangunan sains Islam secara keseluruhan harus berdasar dan merupakan pengejawantahan prinsip tauhid yang bersumber pada wahyu. (hal. 188)


Komentar terhadap buku ini:
Prof.Dr. jalaluddin rakhmat: " Dalam buku ini, Agus Purwanto ingin mengajak kaum muslimin untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan Illahi. Dia menunjukan dengan sagat fasih bukan saja perhatian Al Quran pada sains tetapi juga perintah Allah SWt kepada Umat Islam untuk mengembangkan sains dan teknologi. Bagi Agus Purwanto yang terlibat dalam fisika dalam misi sucinya, melakukan riset ilmiah adalah ibadah yang lebih utama dari pada shalat tahajud."

sumber

Bertolak dari beberapa ayat alquran antara lain surah AnNahl 79 dan AlAn'am 38, Sayid Abul A'la AlMaududy berkesimpulan bahwa Alquran adalah tuntunan yang lengkap dari seluruh hajat manusia sepanjang perjalanan hidupnya. Menurut identifikasi kenayatan yang dilakukan oleh Imam AlGhazali , dari seluruh ayat-ayat Alquran, kurang lebih 12% nya adalah ayat yang berkaitan langsung dengan keilmuan, yaitu 763 ayat.
Dengan demikian kita tahu, betapa intensnya Alquran mendorong ummat Islam untuk menekuni sains dan teknologi, demi kemaslahatan umat. Hanya perlu diingat, bahwa yang dimaksud bukan berarti alquran merupakan ensiklopedi bagi seluruh ilmu, tetapi seperti yang dinyatakan oleh Syekh Nadim Al-Jisri, bahwa seluruh dasar atau prinsip hak dan khair, satu pun tak ada yang dialpakan oleh Alquran. kaitan dengan ini, Khalifah Ali bin Abi Thalib ra. berkata: "Alquran itu lahirnya indah, batinnya dalam, tidak pernah sirna keajaibannya, tidak pernah habis kegharibannya dan tidak pernah tersingkap tabir kegelapan kecuali dengannya."

Dalam membuka tabir kegelapan sain dan teknologi, Alquran sering mengambil term perintah tidak langsung, yaitu perintah ibadah. Jadi berorientasi problem (problem oriented). Misalnya, dengan perintah shalat yang di waktu-waktu, Alquran menjadi animator bagi Abu Yunus Al Misry untuk menemukan astrolobe yang sekaligus menuju perkembangan jam; dan Ibnu AlSyatir menemukan teori heliosentris jauh sebelum Copernicuss. Dengan perintah menghadap ka'bah waktu menjalankan shalat. AlIdrisy menemukan kompas. Dengan perintah hajj ke baitullah Abbas Bin Fernas AlAndalusy membuat kapa terbang jauh sebelum Wright bersaudara dari AS, yaitu dua ratus tahun setelah wafat Rasulullah saw.

(Dicuplik dari artikel Drs. Muchttob dengan judul "Relativitas Penafsiran Al-Qur'an Lewat Sains")

sumber


Al quran sebagai mukjizat telah merubah wajah dunia. Perombakan terbesar yang didasari Al Quran adalah revolusi akal. Berapa puluh ayat dalam AlQuran menyuruh manusia untuk selalu berpikir. Sehinga lahirlah generasi cemerlang yang mampu menjadikan Peradaban Islam sebagai kiblat Dunia pada msa lalu.

Mengutip tulisan Dr. Amir Hasan Siddiqi yaitu dalam buku"Studies In Islamic History":

Kitab Islamlah yang merangsang revolusi di dalam pikiran Islam melawan pikiran filsafat Yunani yang buta akan observasi dan experimen. Revolusi yang meletakan dasar science modern inilah yang menjelma sendiri pada semua segi pemikiran insani. Itulah sebabnya robert Briffault menulis:
"Bukan semata science-lah yang menggugah Eropa hidup kembali. Lainnya dan aneka pengaruh peradaban Islam mengaitkan pijaran pertamanya kepada kehidupan Eropa. Dan sekali lagi, meskipun tiada satupun aspek pertumbuhan Eropa yang tidak dapat dibaui jejaknya, pengaruh kultur Islam yang menentukan, dimana saja pun tidak sejelas dan sepenting seperti halnya pada kelahiran kekuatan yang nyata dari pada dunia modern, dan sumber yang unggul kemenangannya- ilmu alam dan semangat ilmuahnya. Akan halnya hutang ilmu pengetahuan kita kepada dunia Islam bukanlah dikarenakan oleh kejutan penemuan-penemuan atau teori-teori yang revolusioner.Ilmu pengetahuan mempunyai hutang lebih besar kepada kultur Islam. Bahkan berhutang akan hidupnya. Dunia purba adalah pra-ilmiyah. Bangsa Yunani menertibkannya, meluas meratakan, merumuskan;cara tertekun penyelidikan, menghimpun pengetahuan positif, meride yang rumit akan science, terperinci dan tinjauannya yang jauh dari pemeriksaan experimental yang kesemuanya dapat dikenakan pada watak Yunani. Adapun yang kita namakan science yang muncul di eropa sebagai hasil semangat yang baru dalam penyelidikan,metode-metode experimental, tinjauan pengukuran dalam perkembangan matematika adalah suatu bentuk yang asing bagi bangsa yunani. Semangat dan metode-metode itu adalah diperkenalkan kepada dunia Eropa oleh orang-orang muslim Arab."

Apa yang bisa kita petik dari tulisan tersebut?
Sains itu bagaikan senjata rahasia dalam menaklukan alam sehingga tergantung pada siapa yang menggunakannya. Sayangya saat ini sains dimiliki oleh orang-orang yang jauh dari petunjuk Allah sehingga Hasilnya pun meyimpang dari kebenaran.

sumber

Popular Posts