Ini adalah sebuah judul buku karya Agus Purwanto, D.Sc. (ahli Fisika teoritis, Lulusan Universitas Hiroshima Jpeang serta Dosen Fisika ITS). Karyanya cukup penting, mencoba menafsirkan Ayat-ayat Kauniyah Al Quran dari perspektif Science.
Selama ini sebagian besar tenaga umat Islam habis untuk mengurusi masalah-masalah hukum. tetapi melupakan satu hal yang cukup penting bagi kemajuan peradaban Islam, yaitu masalah science. Seribu tahun yang lalu, ketika Islam berjaya di bumi ini, selain ada ilmuwan seperti Imam Maliki, Syafi'e, Bukhari dan muslim juga ada Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al KHawarizmi. Merekalah diantara muslimin yang telah mengagungkan nama Islam. Syafi'ie sebagai ahli fiqh sedangkan Ibnu Sina sebagai ahli science, sehingga menjadikan keseimbangan antara dunia dan akhirat.
Akankah Kejayaan Islam akan kembali lagi? Tentu saja, Di bidang hukum saat ini kami pikir telah mengalami kemajuan yang cukup berarti, akan tetapi dalam bidang science belum cukup. Kita hanya baru bisa mengambil sains barat yang sekuler. Sehingga tidak cocok dengan tujuan ilmu dalam Islam, yaitu Untuk mengenal Allah sehingga akan bertambah Iman dan ketakwaannya. Science barat alih-alih semakin menjauhkan manusia dari Tuhan. Dan pada akhirnya timbulah berbagai kekacuan dimuka bumi. Sehingga kita perlu membuat tandingan science barat yaitu memunculkan sceince Islam.
Menurut kami Indonesia memiliki kesempatan yang besar untuk andil dalam memunculkan Sains Islam. Indonesia memiliki kondisi yang relatif aman dan demokratis dibandingkan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya. Satu langkah awal adalah perlunya penyadaran bagi umat Islam akan pentingnya sains Islam bukan lagi sains modern barat seperti yang ada saat ini.
Dalam bukunya tersebut Agus Purwanto menulis:
" Adakah yang salah dari sains sekarang sehingga perlu dibangun sains Islam? Jika sains Islam memang ada, apa perbedaan utamanya dibandingkan dengan sains sekarang, sains modern? Seperti telah disebutkan di depan, sains adalah produk manusia karenanya membawa pandangan dunia manusia dibelakangnya. Sains modern membawa tata nilai peradaban modern, yakni materialisme dan isah tragis kematian Tuhan, sedangkan bangunan sains Islam secara keseluruhan harus berdasar dan merupakan pengejawantahan prinsip tauhid yang bersumber pada wahyu. (hal. 188)
Komentar terhadap buku ini:
Prof.Dr. jalaluddin rakhmat: " Dalam buku ini, Agus Purwanto ingin mengajak kaum muslimin untuk menaruh perhatian pada sains sebagai panggilan Illahi. Dia menunjukan dengan sagat fasih bukan saja perhatian Al Quran pada sains tetapi juga perintah Allah SWt kepada Umat Islam untuk mengembangkan sains dan teknologi. Bagi Agus Purwanto yang terlibat dalam fisika dalam misi sucinya, melakukan riset ilmiah adalah ibadah yang lebih utama dari pada shalat tahajud."
sumber
06 February 2012
2:53:00 AM
PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
ISLAM DAN SAINS
No comments
Related Posts:
Muhammad Alexander Pertz: Kisah Bocah Amerika Menemukan Islam dalam Buku Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar az… Read More
Nabi Adam, dari JANNAH singgah di SUMATERA ? Ketika Nabi Adam dan isterinya, melanggar aturan ALLAH, maka dikeluarkanlah keduanya dari Jannah. Ada banyak pendapat tentang dimana tempat Nabi Adam dan isterinya turun. Seorang ilmuwan Belanda Van K. Razanhover berpendapa… Read More
Teknologi Bendungan dlm Islam Ilmu pengetahuan telah menebar jaringnya ke segala ranah kehidupan. Ini terjadi di dunia Islam. Beragam karya bertebaran dari pemikiran cendekiawan Muslim. Tak hanya karya dalam tataran pemikiran, tetapi juga berwujud bangun… Read More
Kenapa Orang Yahudi Itu Pintar? Kita sdh mahfum bahwa selama ini dikalangan masyarakat sdh berkembang paradigma yang menganggap bahwa yahudi adalah suatu ras yang mempunyai kelebihan dalam hal kecerdasannya. Tapi benarkah demikian ? apakah memang demikian … Read More
RAHASIA UMUR 40 TAHUNPenemuan ilmiah terbaru menegaskan bahwa perkembangan otak tidak sempurna (sampai pada batas kesempurnaan) kecuali di penghujung usia empat puluh tahun. Dan usia ini adalah usia yang ditetapkan oleh Al Qur'an empat belas abad… Read More
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment