21 February 2013


Teknik Presentasi
Dalam cerita kura-kura sering ditokohkan sebagai binatang yang cukup lamban dalam bergerak. Walaupun lamban kura-kura juga mengambil peran sebagai tokoh yang bijaksana dalam sebuah cerita, bukan hanya bijaksana namun juga cerdas. Ada sebuah anggapan dari kebanyakan orang didunia bahwa sikap lembut dan tidak terbur-buru sering diidentikan dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki, semakin terlihat tenang dan percaya diri maka biasanya seseorang akan semakin terlihat lebih cerdas. Dalam budaya kita sering disebut dengan ilmu padi.
Anggapan tersebut muncul karena masyarakat lebih menilai apa yang terlihat secara langsung dari sikap dan tindakan. Dalam sebuah presentasi kita perlu menggunakan jurus kura-kura sebagai bagian dari jurus presentasi. Bila digunakan dengan benar dan tepat maka secara tidak langsung gerakan dari tubuh anda merupakan pesan ke audiens bahwa kita lebih berilmu, cerdas dan percaya diri.
Beberapa contoh penggunaan jurus "kura-kura" dalam presentasi adalah, ketika pembicara berjalan kesana kemari di panggung. Berjalan kesana kemari memang bagian dari ilmu penguasaan panggung, namun baik jika dilakukan juga dengan lebih perlahan, tenang dan disertai postur badan yang tegap. Setiap gerakan perlahan pada umumnya lebih tepat bila disertai dengan senyuman. Termasuk saat berjalan menghampiri salah satu peserta untuk berinteraksi, pada umumnya jurus kura-kura akan memberikan kesan bahwa anda adalah sosok yang berkarisma.
Pada saat penggunaan alat-alat bantu seperti wireless remote, spidol, ambillah dengan gaya yang lebih perlahan tanpa terlihat tergesa-gesa. Gerakan dengan jurus kura-kura yang lebih perlahan dan tenang akan menghindarkan kita dari kesalahan-kesalahan kecil yang seharusnya tidak perlu terjadi. Gunakanlah alat-alat bantu tersebut dengan cara lebih anggun, termasuk ketika meletakkan kembali pada tempatnya.
Penjelasan beberapa hal penting yang butuh ditunjang dengan gerakan tubuh, perlu dilakukan dengan lebih perlahan dan tertata rapi. Selain menambah karisma anda, audiens juga lebih mudah menangkap pesan yang disampaikan sehingga tidak menimbulkan beda persepsi.
Tidak semua gerakan dalam presentasi harus menggunakan jurus kura-kura! Kita perlu juga bergerak secara alami dan kadang-kadang sedikit lebih cepat pada bagian tertentu. Penggunaan jurus kura-kura akan membantu audiens untuk lebih focus pada suatu pesan tertentu yang ingin kita sampaikan. Jurus ini juga memberikan kesan bahwa kita sudah memiliki persiapan yang bagus dan percaya diri. Selamat menambahkan jurus kura-kura dalam presentasi!
Sukses untuk anda!


Teknik Berkomunikasi Agar Di Sukai Orang
Dalam proses interview ataupun dalam berinteraksi untuk kepentingan lainnya, penggunaan teknik Match & Mirror mempunyai dampak yang besar bagi keberhasilan seseorang agar bisa disukai kebanyakan orang. Hanya dalam hitungan menit, teknik ini akan membuat orang menyukai Anda, walaupun pada awalnya orang itu apriori terhadap Anda.
Dalam bukunya Get Anyone To Do Anything, David J. Lieberman Ph.D. menyatakan bahwa komunikasi menciptakan saling percaya, dan memungkinkan Anda untuk membangun jembatan psikologis terhadap seseorang. Percakapan menjadi lebih positif dan nyaman ketika dua orang berusaha untuk saling menyesuaikan. Sebagaimana kita cenderung untuk menyukai seseorang yang memiliki minat yang sama, secara tidak sadar kita juga cenderung untuk menyukai orang yang “berpenampilan seperti kita”. Ini artinya, ketika seseorang melakukan gerakan seperti kita, atau menggunakan perkataan atau ungkapan seperti yang kita gunakan, kita cenderung untuk menganggap orang tersebut adalah orang yang menyenangkan.
Berdasarkan kondisi inilah Anda bisa dengan sengaja meniru gerakan tertentu yang dilakukan oleh lawan bicara Anda agar yang bersangkutan langsung menyukai Anda.Teknik ini disebut Match & Mirror atau persamaan dan pencerminan.
Match berarti mengikuti gerakan sesuai dengan yang dilakukan oleh lawan bicara Anda. Contohnya, ketika lawan bicara memegang pulpen dengan tangan kiri, Anda pun memegang pulpen dengan tangan kiri. Sedangkan Mirror berarti Anda mengikuti gerakan tangan berlawanan dengan lawan bicara Anda (sifat cermin). Contohnya, saat lawan bicara Anda memegang pulpen dengan tangan kiri, Anda memegang pulpen dengan tangan kanan.
Lakukanlah Match & Mirror saat Anda menjalani interview. Ikuti setiap gerakan yang dilakukan oleh si interviewer dengan diam-diam atau tidak diketahui olehnya. Beri jeda beberapa detik dalam mengikuti gerakannya.
- Kata-kata 7%
- Nada suara 38%
- Bahasa tubuh 55%
Berikut adalah faktor yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan teknik Match & Mirror :
Kata-kata hanya berpengaruh 7% dalam komunikasi, sesuaikan ungkapan-ungkapan digunakan interviewer Anda. Contohnya anda, kamu, kami, kita, saya, aku.
Kualitas/nada suara berpengaruh 38% dalam komunikasi. Mutu suara Anda lebih berpengaruh dari pada kata-kata yang Anda pergunakan. Pergunakan dialek yang sama, nada cepat, nada tinggi, nada pelan, nada sedih, nada gembira.
Fisiologi atau bahasa tubuh mempunyai pengaruh paling banyak dalam berkomunikasi. Ikuti gerakan tubuhnya seperti:
- Kepala: menganggukkan kepala, mimik muka.
- Tangan: gerakan tangan, kiri dengan kiri, kiri dengan kanan.
- Cara duduk/berdiri: posisi malas, tegap, yakin, percaya diri.
- Suasana: gembira, ceria, sedih, simpati.
- Kaki: lurus, dilipat, bersila, berpangku kaki, dll.
Pada prinsipnya, yang Anda harus lakukan adalah mengikuti gerakan lawan bicara Anda dengan hati-hati. Ikuti gerakan lawan bicara Anda dengan niat baik dan lakukan dengan hati-hati agar ia tidak tahu bahwa Anda sedang mengikuti gerakan Anda, karena Match & Mirror ini sesungguhnya adalah sebuah instruksi-instruksi pada kekuatan pikiran bawah sadarnya, bukan pada atas sadarnya.
"The more we see, hear and do sameness, the more rapport we have"
Mental bisa dikatakan kondisi pikiran kita, kondisi pikiran yang stabil membuat mental stabil demikian juga kondisi pikiran yang tidak stabil membuat mental tidak stabil. Kondisi pikiran sendiri dipengaruhi oleh persepsi yang kita miliki terhadap suatu hal, benda atau peristiwa.
Dibutuhkan kerja keras untuk membangun kondisi Mental Pembicara Kelas Dunia dalam diri kita. Hal ini terjadi karena kondisi mental seseorang yang kurang siap ketika tampil berbicara didepan umum. Bisa saja seseorang kurang percaya diri ataupun kelewat percaya diri sehingga tidak memperdulikan yang lain, keduanya merupakan kondisi yang mental (sebagai pembicara) yang kurang stabil. Kurang stabil disini bukan berarti seperti orang gila, kurang waras, atau stress. Mental yang kurang stabil sebagai pembicara lebih ditujukan pada seseorang yang kurang dapat menguasai keadaan dan mengerti lingkungannya saat berbicara didepan umum. Contohnya adalah seperti gemetaran, mulas, mual, pusing, keringat dingin, takut, minder, malu.
Andi adalah seorang marketing yang saat melakukan presentasi selalu gemetaran. Setelah ditelusuri lebih lanjut, Andi ketika duduk di Sekolah Dasar sering sekali disalahkan dan dibentak-bentak ketika melakukan kesalahan didepan kelas. Kejadian tersebut diperparah dengan makian dari orang tuanya yang mengetahui anaknya melakukan kesalahan saat bicara didepan kelas. Karena beberapa kali menerima perlakuan tersebut, maka Andi sejak saat itu menganggap bahwa berbicara didepan banyak orang dapat menyebabkan dirinya dibentak, saat melakukan kesalahan. Dengan kata lain, Andi memiliki persepsi yang buruk mengenai resiko dari berbicara di depan banyak orang.
Persepsi Andi yang tidak mendukung masih terus dibawanya ketika dewasa hingga dalam lingkungan kerja. Persepsi tersebut membuat kondisi mentalnya sedikit rapuh ketika mencoba melakukan presentasi, sebagai bagian dari pekerjaannya. Persepsi yang dimiliki Andi selalu muncul begitu saja tanpa pernah bisa dikontrol saat presentasi, sehingga karirmya terhambat.
Seorang atlet juara marathon akan berusaha sekuat tenaga untuk menjadi pemenang! Untuk memiliki Mental Pembicara Kelas Dunia, perlu melakukan lebih dari itu. Anda perlu untuk menjadi lebih dari sekedar pemenang! Berikutnya adalah "action" yang perlu dilakukan untuk jadi "Lebih dari Pemenang"
  1. Berani ambil keputusan untuk memaafkan semua kejadian masa lalu yang tidak menyenangkan dan setiap orang yang terlibat didalamnya.
  2. Membangun sikap mental siap tersenyum dalam segala kondisi, saat presentasi
  3. Berani mencintai audiens kita, apapun latar belakang mereka
  4. Siap menghadapi dan menerima kesalahan sendiri, sebagai bagian dari pembelajaran
  5. Berani memberikan yang terbaik untuk audiens atau klien
  6. Siap menguasai hal-hal baru dan siap beradaptasi
  7. Memiliki Impian
Sukses untuk anda!

Popular Posts