30 March 2010

Kanker payudara merupakan jenis kanker dengan jumlah kasus terbanyak di dunia, sekaligus penyebab kematian terbesar. Sebagian besar penderita baru terdeteksi di stadium lanjut karena kanker tidak bergejala.


Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker. Hal ini tentu membuat kita khawatir. Meski begitu, kita bisa mengubah ketakutan menjadi sebuah tindakan nyata untuk mencegah penyakit yang jadi momok kaum wanita ini.


1. Aktif bergerak

Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan, olahraga akan menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker. Lakukan olahraga minimal 30 menit sehari.


2. Kurangi berat badan

Setelah menopause, perempuan yang obesitas punya risiko lebih besar terkena kanker payudara dibanding rekannya yang punya berat badan normal. Meski begitu, kenaikan bobot tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga mendatangkan risiko yang sama.


3. Cukupi kebutuhan vitamin D

Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus bermunculan. Yang terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya lebih cepat menyebar dibanding mereka yang cukup vitamin D.


4. Batasi alkohol

Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang minum satu atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker payudara 32 persen lebih besar. Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.


5. Perhatikan gejalanya

Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran tidak teratur. Tanda lain yang mungkin timbul adalah benjolandi ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu, dan perubahan warna atau tekstur kulit payudara.


6. Lakukan deteksi dini

Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter.
Susu kedelai memiliki manfaat lain yaitu untuk mengatasi keluhan menopause pada wanita. Wanita Jepang gemar sekali makan produk olahan kedelai seperti susu kedelai, makanya usia menopause tinggi dan jarang mengalami keluhan pasca-menopause.

Selain dibuat tempe, kedelai juga banyak diolah menjadi susu atau yang lebih dikenal susu kedelai. Pembuatan susu kedelai telah berkembang di negara Cina pada abad ke-2 sebelum masehi. Dari negeri tirai bambu itu berkembang ke Jepang dan ke negara-negara Asia Tenggara setelahPerang Dunia II.

Ahli gizi Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH), Nita Chairani, M Kes mengatakan, susu kedelai memiliki kadar protein dan komposisi asam amino hampir sama dengan susu

sapi. Susu kedelai juga tidak mengandung kolesterol. Kandungan protein dalam susu kedelai dipengaruhi oleh variatas kedelai. Susu kedelai dapat digunakan untuk meningkatan nilai gizi protein pada nasi dan makanan serealia lainnya.

PEMANFAATAN KEDELAI

Diabetes Mellitus

Bahan: 1 genggam biji kedelai hitam

Cara membuat:

Direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas dan disaring untuk diambil airnya.

Cara menggunakan:

diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan secara rutin setiap hari.

Sakit Ginjal

Bahan: 3 sendok makan biji kedelai.

Cara membuat:

Direbus dengan 2-3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.

Cara menggunakan:

Diminum pada pagi hari setelah bangun tidur dan dilakukan secara rutin setiap hari.

Reumatik

Bahan: 1 sendok makan biji kedelai hitam, 1 sendok makan kacang hijau, dan 2 sendok makan kacang tanah.

Cara membuat:

Semua bahan tersebut digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa), kemudian ditumbuk (digiling) sampai halus.

Cara menggunakan:

Dimakan 2 kali sehari 1 sendok teh, pagi dan sore
KEDATANGAN "tamu besar" yaitu masa menopause, sering menjadi momok menakutkan bagi sebagian wanita. Padahal mereka tahu bahwa semua wanita pasti akan mencapai masa itu, tapi tidak semua wanita siap menghadapinya. Apalagi masa menopause sering dibarengi dengan berbagai keluhan, seperti hot flush, insomnia, sakit kepala, mood swing, dan sebagainya.

Gejala pada masa perimenopause ini mirip dengan PMS (pre-menstruasi syndrome) yang umumnya timbul menjelang haid. Penyebabnya sama, yaitu terjadinya perubahan hormon. Pada wanita menjelang menopause, penyebab utama adalah menurunnya hormon estrogen secara drastis.

Namun, Psikolog A Kasandra Poetranto Psi, dari Kasandra Persona Wacana memiliki cara pandang berbeda. "Menopause dianalogikan sebagai sesuatu yang negatif berdasarkan pada cara berpikir seseorang. Makanya wanita Indonesia cenderung di usia 45-50 tahun sudah menopause, sedangkan wanita di luar negeri? menopause tidak dipermasalahkan. Di Indonesia justru menjadi kambing hitam yang menutupi rasa tidak percaya dirinya," ungkap Kasandra ketika dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, Minggu (13/3/2008).

Menurut ibu tiga orang anak ini, sebagian wanita takut menghadapi menopause karena akan mengurangi peran atau kesempatan mereka berprestasi. Bila sudah demikian, umumnya beban stres mereka semakin bertambah, karena terbaginya pikiran untuk pekerjaan dan keluarga. Mereka dihadapkan pada berbagai perubahan dalam diri maupun kehidupan rumahtangga.

"Salah satu hal yang paling membuat wanita di Indonesia merasa takut menghadapi menopause karena jarang "dipakai" suami atau ketika suami mengalami 'puber kedua', maka strespun bisa meningkat. Sementara mereka yang secara sexually aktif maka tidak akan cepat menopause," jelas almamater Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu.

Menurutnya, meskipun menopause membuat sebagian wanita merasa tidak nyaman, tapi tidak berarti proses ini akan menghambat kinerja mereka. Semua tergantung pada pikiran masing-masing individu.

"Kalau Anda bisa mengisi pikiran yang positif tentang menopause, maka Anda pun akan lebih tenang menghadapinya. Makanya jadilah seorang pioneer yang menganggap bahwa usia selalu muda," imbuhnya.

Maka ketika dalam kondisi seperti itu, sambungnya, kaum wanita sudah dapat membekali ilmu melalui pembahasan tentang menopause. Didukung dengan perkembangan teknologi kedokteran juga semakin canggih untuk mengatasi berbagai ketidaknyamanan selama menopause. Selain itu, Anda pun dapat menghadapi masa menopause dengan cara alami yaitu yoga dan jalan kaki setiap pagi. "Kalau cara berpikir sudah berubah, seorang wanita tidak akan malu lagi untuk berolahraga atau melakukan kegiatan lain," pungkasnya.

Lalu, apa yang terjadi pada wanita yang aktif bekerja? Ternyata sebagian dari mereka berusaha menutupi keluhan mereka. Pasalnya, mereka takut keluhan itu bisa merugikan kedudukan dan profesionalisme mereka. Maklumlah wanita di masa menopause, biasanya sudah mencapai posisi puncak di bidangnya sehingga dituntut untuk mampu mengendalikan diri.

Popular Posts