14 May 2012

Hari ini jasadku ditemukan..

Terberai di tebing yang curam..

diantara ranting dahan..

Rimbunnya pepohonan..
Aku mati hari ini..

Mungkin esok hari atau lusa..
Jenazahku dikebumikan..
Perlahan..
Tubuh ini tertimbun tanah..
Aku sendirian..
Aku sendirian..
Aku sendirian..

Aku disini sendirian..
Menunggu datangnya pertanyaan..
Menunggu saatnya perhitungan..
Menyesal sudah tidak berguna..
Pintu tobat sudah tertutup..
Meratap, hanya itu yang tersisa..

Ya Allah ya Rabb..

Ibarat permainan, ini permainan yang "kurang fair"..

Engkau tak pernah beritahukan akhir permainan ini..

Kini baru kutau..

Waktuku bermain telah selesai..

Ya Allah ya Rabb..

Andai Engkau beri lagi aku satu kesempatan..

Satu hari saja..

Kuingin mohon maaf pada mereka..

Bapak ibuku..

Sanak saudaraku..

Keluarga kerabatku..

Tetangga dan temanku..

Sahabat dan juga semua yang kukenal..

Yang selama ini telah tersakiti oleh ucapanku..

Yang selama ini telah terdzalimi oleh perbuatanku..

Ya Allah ya Rabb..

Kini baru kusadari..

Harta yang selama ini kukumpulkan..

Rumah yang kubanggakan..

Kendaraan yang kusombongkan..

Deposito yang kuandalkan..

Asuransi yang kubayarkan..

SK yang kugadaikan..

Ternyata..

Tidak sedikitpun mampu menolongku..

Bahkan itu semua menjadi penambah dosaku di sisi-Mu..

Duh, bodohnya diriku..

Ya Allah ya Rabb..

Mengapa kusia-siakan hidup yang hanya sekali itu..

Andai Engkau berikan lagi aku waktu..

Sehari saja atau..

Setengah hari saja..

Walau..

Kutau itu tak mungkin lagi..

Kini..

Semua menjadi tak berarti..

Aku tinggal sendiri..

Tinggal sendiri..

Sendiri..

Hingga saat yang Kau janjikan tiba..

Hari penghitungan seluruh amalku..

Entah berapa lama..

Aku hanya bisa menunggu..

Ya Allah ya Rabb..

Sampaikan salamku teruntuk semua sahabatku..

Yang selalu menasehati dan mengingatkanku..

Akan hari terakhirku di dunia ini...

sumber

13 May 2012

Nama Ary Ginanjar Agustian tak bisa dilepaskan dengan emotional spiritual quotient (ESQ). Ia adalah perumus ESQ, sebuah kombinasi kreatif, inovatif, dan convergen antara dua model kecerdasan emosi dan spiritual sekaligus. Deskripsinya tentang ESQ begitu elaboratif, ilmiah, dan sarat sentuhan spiritual-transendental.
Jika EQ (emotional quotient) hanya mengunggulkan segi-segi hubungan inter dan antarpersonal semata, seperti sikap empati dan simpati untuk meraih hidup sukses secara material, maka sukses material tersebut ditambah dengan satu keunggulan kualitatif SQ (spiritual quotient) berupa kebahagiaan spiritual, dengan mempererat hubungan harmonis dengan sang Pencipta. Sandaran yang digunakan Ary dalam mengembangkan ESQ adalah sebuah hadis: "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya (EQ), dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok (SQ)."
Sebagai pebisnis, Ary mengamati begitu banyak pengusaha sukses yang memiliki kecerdasan emosi tinggi, tapi akhirnya hampa, dan tak tahu bagaimana menjalani hidup secara benar dan penuh makna. Mereka ini sedang menderita beragam penyakit seperti existensial illness, spiritual crises, spiritual illness, spiritual alienation, spiritual pathology, spiritual emergency, dan sebagainya, yang kesemuanya menunjukkan proses fragmentasi diri dari "pusat diri" (self-centre). Ary yang lahir di Jakarta, 24 Maret 1965 itu mempelajari rahasia yang ada di balik sukses setiap orang di dalam dan luar negeri, dan berkesimpulan bahwa dalam setiap sukses besar didorong penerapan kecerdasan spiritual.
Melalui ESQ ini, Ary tidak saja ingin mengobati penyakit spiritual, tapi juga menunjukkan arah dan tujuan hidup hakiki bagi manusia modern agar dapat meraih hidup sukses secara material, melaui pengembangan segi-segi kecerdasan emosi, dan juga meraih hidup sukses secara spiritual, melalui pengembangan aspek kecerdasan spiritual.
Ary baru dikenal lingkungan dekatnya sebelum 2001. Sesudah itu, namanya dikenal semakin luas karena ia meluncurkan bukunya Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Buku itu menjadi best seller, mengalami cetak ulang empat kali dan mendapat pujian dari berbagai kalangan. Menteri Negara BUMN, Sugiharto, termasuk penikmat buku itu.
Sejak terbitnya buku itu, mendadak Ary mendapatkan banyak tawaran kursus dan pelatihan ESQ dari berbagai kalangan, khususnya dari kelompok eksekutif dan perusahaan-perusahaan yang ingin merawat kualitas SDM yang profesional. Tawaran ini bisa dimaklumi karena selama ini orang yang hanya mengenal EQ-nya Daniel Goleman dan SQ-nya Ian Marshall ingin mengetahui ESQ-nya Ary.
Pelatihan ESQ ala Ary ini mendapat sambutan luas. Perusahaan-perusahaan besar mengirimkan karyawannya, tidak terkecuali BUMN seperti Perum Peruri, Garuda Indonesia, Pertamina, dan Pusri. Untuk mengikuti pelatihan selama tiga hari, setiap peserta harus membayar biaya sebesar Rp. 2,5 juta. Setelah pelatihan ESQ, mereka dapat memetik manfaat. "Kinerja karyawan kami menjadi lebih baik, target produksi tahun lalu bisa dicapai sebelum tutup tahun," kata kepala divisi Humas Pusri, Djakfar Abdullah.
Hal itu dimungkinkan terjadi, karena lewat ESQ karyawan diasah ketajamannya tentang integritas, komitmen, konsistensi, daya tahan, ketulusan, dan nilai-nilai lain. "Ini yang mengubah sikap dan berpengaruh pada kinerja perusahaan," tambah Djakfar.
Menneg BUMN Sugiharto, yang diangkat sebagai alumni pelatihan ESQ mengakui, bahwa banyaknya alumni yang mencapai 120 ribuan orang membuktikan ESQ memiliki daya magnet yang luar biasa. "Anda bisa jadi master intelektual, tapi jika spiritual kosong, bisa jadi maling seperti Al Capone karena sulit mengendalikan emosi," kata Sugiharto. Baginya, orang harus positif dalam segala segi IQ, EQ, dan SQ. Karena itu, dalam berbagai kesempatan, ia menganjurkan pimpinan dan karyawan BUMN untuk mengikuti kursus ESQ.n 
sumber : Republika
 
 
 
Sungguh teraniaya hidup di negeri indonesia yang negaranya memiliki sumber daya alam yang berlimpah dan sangat menakjubkan namun kehidupan masyarakatnya masih saja begini, pengangguran dimana-mana, mau cari uang susahnya minta ampun.
Liku-liku kehidupan memang tak bisa dikalkulasi dengan hitungan. Negeri yang sedemikian makmurnya ini, terancam kekurangan sandang, pangan dan papan. Kegoncangan melanda di mana-mana. Kegelisahan menjadi selimut kehidupan yang tidak bisa ditanggalkan. Begitulah kalau krisis ekonomi sudah memakan korban.
Seakan manusia telah lalai, bahwa segala yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang mengaturnya. Apakah mereka tidak ingat Allah Ta’ala telah berfirman :
“Dan tidaklah yang melata di muka bumi ini melainkan Allahlah yang memberi rezkinya.” 
(QS. Hud : 6)
Keyakinan yang mantap adalah bekal utama dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar Rahman yang menjadikan dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapi manusia. Diantaranya

1. Berusaha dan Bekerja
Sudah merupakan sunnatullah seseorang yang ingin mendapatkan limpahan rezeki Allah harus berusaha dan bekerja. Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala :
“Kalau telah ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.”(QS. Al Jumu’ah : 10)
Rezeki Allah itu harus diusahakan dan dicari. Tapi, kadang-kadang karena gengsi, sombong dan harga diri seseorang enggan bekerja. Padahal mulia atau tidaknya suatu pekerjaan itu dilihat apakah pekerjaan tersebut halal atau haram.

2. Taqwa
Banyak orang melalaikan perkara ini, karena kesempitan hidup yang dialaminya. Dia mengabaikan perintah-perintah Allah, karena tidak sabar menunggu datangnya pertolongan Allah. Padahal Allah Ta’ala telah menyatakan :
“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thala : 2)
Yaitu ‘dari jalan yang tidak diharapkan dan diangankan-angankan,’ demikian komentar Qatadah, seorang tabi’in (Tafsir Ibnu Katsir 4/48). Lebih jelas lagi Syaikh Salim Al Hilali mengatakan bahwa Allah Yang Maha Tinggi dan Agung memberitahukan, barangsiapa yang bertaqwa kepada-Nya niscaya Dia akan memberikan jalan keluar terhadap problem yang dihadapinya dan dia akan terbebas dari mara bahaya dunia dan akhirat serta Allah akan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka (Bahjatun Nadhirin 1/44).

3. Tawakkal
Allah berfirman :
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)
Yakni ‘barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi apa yang dia inginkan,” demikian kata Imam Al Qurthubi dalam dalam Al Jami’ Ahkamul Qur’an, 8/106.
Dan tidak dinamakan tawakkal bila tidak menjalani usaha. Sesungguhnya menjalani usaha merupakan bagian dari tawakkal itu sendiri. Oleh karena itu Ibnul Qoyyim mengatakan :”Tawakkal dan kecukupan (yang Allah janjikan) itu, bila tanpa menjalani asbab yang diperintahkan, merupakan kelemahan semata, sekalipun ada sedikit unsur tawakkalnya. Hal yang demikian itu merupakan tawakkal yang lemah. Maka dari itu tidak sepantasnya seorang hamba menjadikan sikap tawakkal itu lemah dan tidak berbuat dan berusaha. Seharusnya dia menjadikan tawakkal tersebut bagian dari asbab yang diperintahkan untuk dijalani, yang tidak akan sempurna makna makna tawakkal kecuali dengan itu semua.” (Zadul Ma’ad 2/315). Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan kita dalam riwayat yang shahih :
“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah denagn sebenar-benar tawakkal, niscaya Dia akan memberikan rezeki kepada kaian sebagaimana burung diberi rezeki, pergi dipagi hari dalam keadaan perut kosong, (dan) pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. An Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

4. Syukur
Syukur adalah jalan lain yang Allah berikan kepada kaum mukminin dalam menghadapi kesulitan rezeki. Dalam surat Ibrohim ayat 7 Allah berfirman :
“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS. Ibrohim : 7)
Oleh karena itu dengan cara bersyukur insya Allah akan mudah urusan rezeki kita. Adapun hakekat syukur adalah : “mengakui nikmat tersebut dari Dzat Yang Maha Memberi nikmat dan tidak mempergunakannya untuk selain ketaatan kepada-Nya,” begitu Al Imam Qurthubi menerangkan kepada kita (tafsir Qurthubi 9/225)

5. Berinfaq
Sebagian orang barangkai menyangka bagaimana mungkin berinfaq dapat mendatangkan rezeki dan karunia Allah, sebab denagn berinfaq harta kita menjadi berkurang. Ketahuilah Dzt Yang maha Memberi Rezeki telah berfirman :
“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)

6. Silaturohmi
Dalam hal ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)

7. Doa
Allah memberikan senjata yang ampuh bagi muslimin berupa doa. Dengan berdoa seorang muslim insya Allah akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menuntun kita agar berdoa tatkala kita menghadapi kesulitan rezeki.
“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya)

Tambahan

8. Istighfar dan Taubat
Nabi Nuh AS berkata kepada kaumnya : "Maka aku katakan kepada mereka, mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) sungai-sungai". (QS Nuh : 10-12)

9. Menjalankan Haji dan Umrah
Rasulullah r bersabda : "Kerjakanlah haji dengan umrah atau sebaliknya. Karena sesungguhnya keduanya dapat menghilangkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran (karat) besi." (HSR Nasa’i. Hadits ini shahih menurut Imam Al Albani. Lihat Shahih Sunan Nasa’i.)

10. Memberi nafkah kepada orang yang menuntut ilmu
Anas bin Malik berkata : "Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah. Salah seorang mendatangi (menuntut ilmu) pada Rasulullah, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu), maka Beliau r bersabda : "Mudah-Mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia". (HSR.Tirmidzi dan Al Hakim, Lihat Shahih Sunan Tirmidzi)

11. Berbuat baik kepada orang-orang lemah
Mush’ab bin Sa’d t berkata, bahwasanya Sa’d merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah r bersabda : "Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah diantara kalian?". (HSR. Bukhari)

12. Hijrah dijalan Allah
Allah berfirman : "Barangsiapa berhijrah dijalan Allah, niscaya mereka akan mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak". (QS. An Nisa : 100)

Demikianlah beberapa kunci-kunci rizki dalam Islam yang memang sudah selayaknya seorang muslim untuk yakin terhadap apa yang difirmankan Allah dan apa yang disabdakan Rasul-Nya supaya kita tidak terjerumus kedalam I’tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan yang bathil.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada segenap keluarga, shahabat dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik sampai akhir zaman nanti. Wallahu A’lam.
Wallahu a’lam bish Showab.

Popular Posts