25 April 2012











Edisi 199/Tahun ke-5 (14 Juni 2004)

Begitu banyak cerita, ada suka ada duka, namun cinta yang kutulis bukan cinta biasa …”Eiit stop dulu ya. Buat kamu yang suka dengan lagu Mbak Siti Nurhaliza, penyanyi asal Malay-sia ini, mendingan dilanjutin dalam hati aja. Bisa berabe kan kalo semua lirik lagunya ditulis. Ini sekadar contoh satu lagu dari sekian lagu yang bertemakan cinta.
Mereka yang sedang dilanda ‘virus' cinta, hampir setiap hari bersenandung melantunkan lagu-lagu kesukaannya mulai dari lagu Padi yang judulnya Semua tak Sama sampe lagu Jika- nya Melly Goeslaw. Sekali waktu ia juga melantun-kan lagu Balonku Ada Lima dengan cengkok Arab dalam versi qasidah (hihihi… jangan-jangan kesengsem ama orang Arab nih).
Sobat muda muslim, cinta itu membuat segalanya berubah lho. Mereka yang tadinya pendiem bisa menjadi penyanyi dadakan. Yang okem juga tiba-tiba berubah menata perila-kunya. Jangan heran binti kaget kalo melihat temanmu tiba-tiba menjadi kinclong (panci kali ya?). Padahal sebelumnya terkenal dengan atribut 4 K; Kusut , Kumel , Kucel , dan terakhir Kutuan lagi. Hiii jijay deh. Kebayang kan drastis banget perubahannya?
Api cinta emang nggak pernah ada matinya. Sampe kamu pun nggak nyadar apakah cintamu terbalas atau bablas. Pengennya bersambut tapi malah tersumbat. Coba, gimana nggak hancur hati ini. Makanya kudu mikir-mikir dulu deh untuk mengucapkan kata love ini pada seseorang yang kamu sukai.
Jangan sampe uang bayaran sekolah jadi kepake cuma untuk mendapat perhatian si doi. Waktu luang yang harusnya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat kamu gunakan untuk menunggu doi yang belum tentu menepati janji. Keciaan deh lo!
Sobat muda muslim, buat para ikhwan, kudu ati-ati juga lho. Para akhwat nggak selamanya tertarik hanya dengan penampilan. Lagian, jarang ada deh yang ngerti rahasia hati para akhwat. Jadi jangan kejebak ya? Hehehehe..(pede banget ya?)
Soalnya wanita itu kalo dikatakan padanya aku cinta padamu, atau diberi perhatian yang lebih sebagai bukti kalau ia sedang dicintai seperti burung merpati. Pura-pura acuh tapi mau. Coba aja kalau diperhatiin malah buang muka. Sekalinya nggak diperhatiin pasang tampang yang maniiis banget. Saudara-saudara, bener nggak sih?
Makanya gak salah-salah amat kalau di film Titanic , mantan pacarnya Jack Dawson ketika ditanya tim ekspedisi pencarian Titanic tentang kenapa baru bilang sekarang soal kalung mutiara itu dan kisah-kasih dengan Jack Dawson, dia bilang, “Rahasia hati wanita itu sedalam samudera”. Sulit ditebak. Nah lho?
And then , kebayang gak sih dampak yang kamu peroleh dari gangguan virus merah jambu ini. Kalau yang cintanya bersambut sih gak masalah. Justru hari-harinya selalu bahagia. Hidupnya lebih berwarna. Kata iklan di TV mah “bakal seru harimu”. Sepahit apa pun jamu yang kamu rasakan tetep aja manis. Sebau apa pun tahi ayam rasanya seperti coklat (Wah, pabrik coklat bisa bangkrut neh).
Tapi bagi kamu yang cintanya bertepuk sebelah tangan bagai mimpi di siang bolong. Sedih tiada akhir. Bagaimana tidak, orang yang selama ini kamu kagumi dan selalu menghiasi mimpi di kala tidur bahkan kamu simpan baik-baik dalam hati putihmu. Tapi tiba-tiba saja ia pindah ke lain hati. Sakiiit banget rasa-nya. Hidup menjadi tak bergai-rah. Nilai pelajaran di sekolah menjadi semakin parah. Pengennya marah aja.
Itulah Cinta bisa membuatmu ceria, berbunga, mulia, bahkan bisa mengajakmu ke surga. Tapi tidak sedikit yang bisa membuatmu merana, kecewa, terlena, dan hati buta.

Stay cool aja ya…
Harus itu! Meski hurufnya cuma lima yaitu C-I-N-T-A tapi energinya melebihi semua huruf abjad yang ada. Dampaknya juga rrruar biasa . Kekuatannya bisa mencairkan hati dari kebekuan, menerangi hati setelah kelam, juga bisa menguatkan jiwa dari kerapuhan. Fantastis bukan?
Karena cinta itu hadirnya kayak lirik lagu yang mengawali setiap penayangan sinetron Di Sini Ada Setan (DAS) “Kau tahu..kurasa hadirmu antara ada dan tiada”, maka nyikapinya juga jangan berlebihan deh, apalagi didramatisasi. B aja lagi alias biasa aja.
Tetep gunakan akal sehatmu. Jangan sampe ketika cinta datang menggoda, baik disadari atau tidak kamu memanfaatkan perasaan itu sangat nggak bijak, bahkan cenderung hawa nafsu yang berbicara. Misalnya kamu sudah berkerudung rapi, karena merasa terganggu sama keberaadan doi (baca: suka), kerudung kamu dibuat gaul untuk men-cari perhatiannya. Nah, karena si doi nggak juga ngasih respon, aksimu malah buka kerudung. Berdandan semenor mungkin.
Sang Arjuna juga nggak mau kalah, karena yang dikecenginnya wanita cantik, anggun, dan berjilbab pula, kamu buru-buru manjangin jenggot biar dibilang ikhwan. Maksud hati biar wanitanya melirik makanya manjangin jenggot. Alih-alih biar dibilang laki-laki sholeh tapi malah salah. Berjenggot sih boleh aja tapi kalo telinga diberi anting-anting, dus hidung ditindik, orang bisa nyangka yang bukan-bukan; ini kambing seperti sapi atau sapi yang kayak kambing.
Percuma saja tampilan ikhwan tapi sholat kagak pernah, mirit kartu gaple malah sering. Weleh..weleh itu sih kelewatan. Jujur aja, ini nafsu atau akal sehat? Kamu pasti tahu jawabannya. Phew!
Nah, sobat remaja muslim kamu juga harus tahu kalo perubahan yang kamu lakuin bukan semata-mata untuk si dia. Itu sih murahan. Gimana kalau kamu yang tadi-nya rajin sholat, setelah ditolak jadi malas sholatnya? Bisa-bisa pas cinta ditolak dukun bertindak. Kamu harus sikapi dengan bijak bahwa cinta yang kita miliki jangan kamu nodai. Peliharalah ia jangan pernah ada yang mengo-torinya. Jadi Letakkan rasa itu pada yang berhak menerimanya. Gunakan akal sehat dan taati syariat kala cinta datang menggoda. Oke?

Tak tergesa ungkapkan cinta
Perasaan menyukai seseorang itu sulit untuk kamu sembunyikan tapi kamu juga harus punya wawasan tentang cinta, wujud dari cinta itu sendiri, dan dampak dari cinta bila tidak terpenuhi dengan benar. Jangan buru-buru ungkapkan cinta. Pelajari sedetail-detailnya tentang cinta. Apalagi kalau kamu sampai tahu tentang sejatinya cinta. Salut deh buat kamu.
Tak sedikit dari remaja muslim yang memahami cinta itu harus diekspresikan dengan pacaran. Bahkan jarang sekali yang mengerti dampak yang terjadi bila berdua-duaan dilegalkan. Jalan berdua, duduk mojok berdua. Tidur santai berdua. Kalo udah begini, mungkinkah zina bisa dihindari sementara hasrat ingin dipenuhi? Mereka berdalih, “itu sih tergantung orang, jangan salahkan perbuatan-nya. Buktinya sudah 5 tahun saya pacaran tapi It's oke. No problem.”
Andai saja kamu tahu kalo aturan Allah diciptakan untuk semua manusia termasuk kita-kita ini, tentu kita dan banyak teman lainnya nggak akan senekat itu. Pasti.

Mencari cinta hakiki
Karena cinta itu memang sudah dari sononya, susah diilangin. Paling nggak kamu juga harus tahu kepada siapa saja cinta itu berhak untuk kamu labuhkan. Jangan asal seruduk (kayak banteng aja neh!)
Kasus aborsi dan penyakit menular seksual sebagai bukti kalo fenomena ini terjadi bukan tidak diawali dengan rasa cinta saja. Tapi pengetahuan kamu tentang arti cinta yang sejati sangat minim. Sementara dalam diri kamu bersemayam keinginan untuk mewujud-kan cinta. Gaswat banget kan kalau itu menimpa dirimu atau keluargamu?
Yup, mencintai dan dicintai, adalah salah satu bukti kalo Allah menciptakan rasa itu. Kata Kang Doel Soem-bang, “Cinta itu anugerah maka ber-bahagialah sebab kita sengsara bila tak punya cinta.” Sayangnya, nggak banyak yang tahu apa itu cinta, lebih sedikit yang men-cari tahu tentang hakikat-nya. Banyak orang memberi definisi, tapi kalimatnya susah kita pahami.
Berbahagialah kita karena Rasulullah sang pembawa risalah memberikan tuntunan yang membimbing dan mengajarkan kepada kita tentang arti cinta yang hakiki. Allah berfirman:

“Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS at-Taubah [9]: 24)

So, nggak usah bingung bin gelisah kepada siapa kamu berikan cinta ini. Islam punya jawaban tentang rasa ini. tidak mengekang dan tidak juga membebaskan tanpa batas. Boleh saja kamu curahkan perasaan cintamu pada orang-orang di sekitarmu. Tapi kamu juga harus bisa menempatkan rasa itu dengan wajar. Jangan berlebihan.
Sobat muda muslim, karena hakikinya cinta itu hanya pada Allah saja, jangan pernah deh untuk bela-belain berbuat nekat, maksiat lagi. Cukup Allah dan Rasul saja cinta sejati ini kamu berikan, dijamin nggak salah alamat dus bertepuk dua tangan.
Oya, kita juga boleh memelihara rasa cinta kepada lawan jenis. Syarat-nya, tetap ngikut semua aturan Allah dan Rasul-Nya. Itu semua se-bagai bukti bahwa kita juga cinta kepada Allah dan Rasul-Nya yang telah mem-berikan aturan buat kita semua. Betul ya?

Tips menyikapi cinta
Halo..halo.. masih pada baca kan? Biar tambah oke, kayaknya kamu juga mesti tahu deh beberapa tips untuk menyikapi rasa cinta.

Pertama . Be silent ,
Sikapi dirimu dengan tenang. Ini penting lho. Kalo gayung bersambut sih it's oke, gimana kalo bertepuk sebelah tangan? Tuwewew! Tapi inget-inget lho… semua itu kudu sesuai aturan Allah dan Rasul-Nya. Nggak boleh menerapkan aturan sendiri. Buat yang udah siap nikah (kayaknya nggak ada deh ya? Hehehe), silakan langsung ke penghulu. Buat yang belum siap, jangan nekat pacaran en gaul bebas. Bahaya!

Kedua . Waspada.
Cinta itu bisa berwujud bunga bahkan nggak sedikit yang berwujud api. Hati-hati menggunakannya, eh, hati-hati menyikapinya.

Ketiga. Tidak mudah tergoda.
Nah kalo yang ini harus mengakar pada diri kamu. Gunakan akal sehat dan taati syariat.

Keempat . Tanyakan pada yang ngerti.
Ini jurus yang nggak boleh kamu lupa. Kalo belum ngerti juga tanyain pada mbah nya yang ngerti.

Kelima . Cari ilmunya.
Benar kata Imam Malik, “Ilmu itu harus didatangi, bukan mendatangi”. Bagaimana kamu bisa meraih cintaNya sementara kamu malas mencari ilmuNya. Oke deh selamat mencoba! [sausan]








Bagaimanakah jilbab menurut pandangan syara' ? Samakah
jilbab dengan kerudung ? Benarkah Islam tidak menggariskan
bentuk tertentu ? Berikut adalah kajian dalil-dalil tentang
jilbab, yang membantu kita menentukan pendapat.


ANTARA JILBAB DAN KERUDUNG

Dalil tentang jilbab adalah QS AL-Ahzab 59 :
"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu dan istri-istri orang mukmin. Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka…"

Sedangkan tentang kerudung (khimar), disebutkan dalam QS
an-Nuur 31 :
"…..Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada
mereka…."

Ada perbedaan mendasar antara kerudung dan jilbab. Selama
ini yang dipahami sebagian besar masyarakat adalah jilbab
identik dengan kerudung, sehingga ada anggapan kerudung
itulah yang wajib. Akhirnya pengertian jilabab tersisihkan,
sehingga orang merasa , dengan telah berkerudung (dipadukan
dengan rok atau celana panjang) berarti telah menjalankan
kewajiban berjilbab.
"Al-khumur" dalam QS An Nuur 31 diatas adalah bentuk jamak
dari kata "Al-khimar" yang diartikan sebagai kerudung, yakni
sesuatu yang menutup kepala, leher, bagian dada wanita,
tanpa menutup muka (Al-Baghdady, 1991). Batas yang harus
ditutup kerudung adalah "Al-Juyuub", yang merupakan bentuk
jamak dari kata "Al-Jaibu", yaitu bagian kerah baju yang
memperlihatkan leher dan dada (Al-Baghdady, 1991; Tafsir
Al-Azhar juz XVIII hal 180). Dengan demikian kewajiban
berkerudung telah sempurna dengan tertutupnya leher dan
bagian dada yang terbuka. Hanya saja, tidak berarti
kewajiban jilbab juga ikut sempurna !!
Kata "Al-jalaabib" dalam surat 33:59 adalah jamak dari kata
"Al-jilbaab". Apakah jilbab itu ?
• Tafsir Jalalain memberikan arti jilbab sebagai kain yang
dipakai seorang wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya
(Tafsir Jalalain jilid 3:1803)
• Kamus Al-Muhith : jilbab adalah pakaian lebar untuk wanita
dan dapat menutup pakaian sehari-hari yang dikenakan wanita
seperti "malhafah" (semacam kain penutup yang belum dijahit)
• Al-Jauhari mengatakan dalam Ash-Shihah bahwa jilbab
adalah "malhafah" atau "malaa'ah" (kain penutup dari kepala
sampai ke bawah).
• Kamus Arab-Indonesia susunan Al-Munawwar : jilbab adalah
baju kurung yang panjang atau sejenis jubah.

Dari pemgertian di atas, jelas perbedaan jilbab dan
kerudung. Sehingga perintah Allah dalam QS Al-Ahzab 59 yang
berbunyi "…Yudniina 'alaihinna min jalaabiibihinna…."
(….Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh
mereka…") kita pahami sebagai perintah untuk mengulurkan
jilbab, bukan mengulurkan dan memanjangkan kerudung !


JILBAB : SEBERAPA PANJANG ?

Setelah jelas bahwa jilbab tidak sama dengan kerudung, dan
jilbab adalah pakaian yang lapang untuk menutup tubuh
wanita, mungkin akan muncul pertanyaan, sampai berapa
panjang jilbab harus diulurkan ? Dalam QS 33:59 memberi
baasan sampai menutup seluruh tubuh artinya dari atas sampai
bawah. Lebih jelas lagi penafsiran "mengulurkan" kita temui
pada hadist dari Ibnu Umar dari Ummu Salamah (Riyadlus
Shalihin 1:620)
"Rasulullah Saw bersabda : :Barangsiapa menurunkan kainnya
karena sombong maka Allah tidak akan melihat kepadanya pada
hari kiamat". Ummu Salamah berkata "Bagaimana cara wanita
menurunkan tepi kain mereka ?" Rasulullah bersabda
:"Turunkanlah satu jengkal". Ummu Salamah berkata : "Kalau
begitu, terbuka telapak kaki mereka". Rasulullah bersabda :
"Mereka boleh menurunkan satu hasta, tidak boleh lebih dari
itu" (HR. Abu Dawud dan AT Turmudzy)
Dari hadist diatas, jilbab harus diulurkan hingga menutupi
kedua mata kaki. Belum sempurna jilbab jika hanya
mengenakan rok di bawah lutut atau hanya sampai abetis
sementara tumit masih tampak. Bagaimana dengan menggunakan
rok pendek tapi berkaos kaki panjang ? Kecil besar kakinya,
lekukan tumit dan betisnya tetap tidak dapat disembunyikan
!!


JILBAB ADALAH PAKAIAN LUAR

Jilbab adalah pakaian yang dikenakan wanita jika keluar
rumah untuk menutupi pakaian rumahnya sehari-hari.
Pengertian jilbab sebagai pakaian luar ini dapat ditarik
dari hadist dari Ummu Athiyah :

"Rasulullah memerintahkan pada hari raya Idul Fitri dan
Idul Adha untuk mengeluarkan gadis-gadis, wanita yang sedang
haid maupun yang sudah menikah. Mereka yang sedang haid
tidak mengikuti sholat dan menyaksikan kebaikan serta dakwah
kepada kaum muslimin. Maka Ummu Athiyah berkata "Ya
Rasulullah, salah seorang diantara kami tidak mempunyai
jilbab" Rasul menjawab : "Hendaklah saudaranya meminjamkan
jilbab kepadanya" (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi
dan Nasa'i)

Dalam hadist ini , wanita yang disebutkan Ummu Athiyah
tidak mempunyai jilbab untuk keluar menghadiri sholat Id,
namun ini tentu tidak berarti bahwa wanita tadi tidak
berpakaian sama sekali, tetapi dia hanya mengenakan pakaian
rumah, tidak memiliki jilbab. Rasulullah sendiri, tidak
mengizinkan si wanita keluar dengan pakaian rumahnya, tetai
mengharuskannya memakai jilbab meskipun meminjam dari
temannya.

Lebih jelas lagi dalam firman Allah QS 24:60 yang artinya :
"Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid
dan mengandung) yang tiada ingin menikah lagi, tidaklah dosa
atas mereka menanggalkan pakaian mereka dengan tidak
bermaksud menampakkan perhiasan (tabarruj)"

Dalam terjemahan Al-Qur'an Depag (1992), dijelaskan maksud
pakaian disini adalah pakaian luar yang kalau dibuka tidak
menampakkan aurat. Sementara Hamka, ketika menafsirkan ayat
ini mengatakan :….."Maka tidaklah mengapa jika wanita Qawaid
(telah tua dan terhenti dari haid) ini tidak berpakaian
lengkap, artinya menanggalkan pakaian luarnya yang dipakai
untuk menutupi daya tariknya (Tafsir Al-Azhar juz
XVIII:228). Sedangkan tafsir Jalalain (hal 1484)
mengartikan "pakaian mereka" dalam ayat diatas dengan
"jilbab mereka".
Dari penjelasan ayat ini bisa dipahami bahwa diwajibkan
bagi wanita (kecuali wanita qawaaid tadi) untuk mengenakan
jilbab, yaitu pakaian luar untuk menutup pakaian rumahnya
jika ia keluar rumah.


JILBAB DAN MODE

Melihat pengertian dan dalil-dalil jilbab, maka persyaratan
jilbab adalah sebagai berikut :
1. Menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan
(bisa pula menutup tubuh saja sedangkan penutup kepala
menggunakan kerudung), sehingga tidak kelihatan auratnya.
2. Longgar, tidak menampakkan bentuk dan lekuk tubuh
3. Tidak tipis sehingga menampakkan warna kulit
4. Diulurkan sekali ulur dari atas sampai kedua telapak kaki
(bukan pakaian berbentuk potongan atas bawah)
5. Menutup pakaian rumah (sehingga berarti wanita tersebut
memakai pakaian dua lapis: pakaian rumahd an jilbab)

Dari persyarakatan diatas, terlihat bahwa tidak ada
penentuan model yang tertentu untuk jilbab. Jilbab bisa
berupa kain lebar yang dapat digunakan menutup seluruh aurat
yang dipegangi di depan dagu seperti "malhafah", bisa berupa
"abaya" yang umum dipakai di Arab atau Iran, yakni model
terusan dari kepala ke bawah. Dalam hal ini, malhafah atau
abaya sudah memenuhi syarat kerudung sekaligus. Bisa pula
jilbab berupa mantel panjang seperti yang umum dikenakan di
Eropa, atau jubah yang lebih populer di Indonesia. Untuk
mantel dan jubah, harus dilengkapi dengan kerudung yang
menutup kepala, muka dan dada, yang tidak tertutup. Tentang
warna, corak dan model, syara' menyerahkan itu pada urf
(kebiasaan) masyarakat setempat. Apakah modelnya kombinasi
atau dipadu dengan rompi, warna dan coraknya polos,
bunga-bunga, kota-kotak atau dipermanis dengan rimpel,
lipit,pita dan sebagainya. Silahkan, asal tidak menyimpang
dari pengertian dan syarat-syarat jilbab yang digariskan
oleh syara'.
Di indonesia sendiri, jilbab sudah lama dikenal seiring
dengan masuknya Islam. Kalau ada yang mengatakan bahwa
jilbab adalah budaya Arab, jelas tertolak. Cobalah simak
cerita Hamka dalam Tafsir Al Azhar XXIII hal 97.


Inilah pandangan Islam tentang jilbab ditinjau dari
dalil-dalil syara'. Sekarang kalau ada yang bertanya
bolehkah memadu celana panjang dengan jilbab ? Maka jawabnya
adalah : boleh, asalkan celana tersebut tertutup oleh jilbab
alias dipakai dibalik jilbabnya yang panjang !

Jelas pula yang wajib diulurkan dan dipanjangkan adalah
JILBAB,bukan kerudungnya. Memanjangkan kerudung sementara
dia berjilbab adalah mubah, tetapi tidak menjadi ukuran
kesempurnaan jilbab atau ukuran ketsiqohan.

Wallaahu a'lam .




Seorang teman yang sangat menyukai musik pernah berkata, bahwa musik bisa membuat perasaan menjadi halus dan peka. Saya percaya dengan apa yang dikatakannya,karena saya melihat muka ramah dan ceria yang dimiliki Pianis Richard Clayderman atau Saxophonis Kenny G. Di foto-foto mereka kesan ramah dan bersahaja selalu melekat pada wajah mereka.
Tapi pandangan saya terhadap perkataan teman berubah setelah saya beberapa kali bertemu dengan guru piano murid saya. Kesan tidak ramah sudah saya rasakan pada saat pertemuan pertama, tapi berhubung saat itu sang guru piano sedang kewalahan menaklukan murid saya yang susah berkonsentrasi belajar jadi saya anggap sang guru tidak mempunyai waktu untuk memberikan air muka yang menyejukkan untuk menjawab salam saya. Tetapi pertemuan selanjutnya benar-benar meruntuhkan anggapan teman saya bahwa musik bisa membuat orang menjadi halus dan peka. Halus bagi saya sudah termasuk halus budi dan akhlak tentunya.
Dalam perjalanan pulang, saya menanyakan sikap guru piano kepada Pak Jam, supir pribadi murid yang selalu mengantarkan sepertiga perjalanan pulang saya, saya tanyakan hal itu karena saya takut ketidakramahan sikap guru piano hanya tertuju pada saya seorang, teryata Pak Jam mengamini bahwa sang guru piano memang seperti itulah keadaanya, susah senyum dan arogan.
Lalu saya teringat guru organ murid saya yang lain atau senior saya yang juga sama mengajar musik, ya saya ingat mereka juga berair muka sama.
Ah, saya salah jika saya menyalahkan anggapan teman saya di atas tentang musik. Tidak semua para musisi seperti guru piano murid saya kan? Buktinya musisi kaliber dunia yang saya sebut di atas jauh dari kesan arogan. Juga teman saya yang musisi pun memang memiliki hati yang lembut dan murah senyum.
Saya pikir mungkin sang guru piano kurang menghayati, memahami dan menyerap inti dari musik yang dia mainkan selama ini, sehingga alunan-alunan nada yang dibawakannya tidak membekas dalam hatinya.
Tentu saja penghayatan, pemahaman, penyerapan inti dan yang tidak kalah pentingnya pengamalan sesuatu tidak hanya ditujukan bagi dunia permusikan saja, tapi juga dalam segala hal. Demikian pula dengan Islam. Islam bukanlah hanya sesuatu untuk dipelajari saja tetapi lebih untuk diamalkan.
Tidak jarang ketika saya bertemu dengan sesama muslim saya tersenyum dan mengucapkan salam hanya karena saya ingin menjalankan pesan nabi bahwa senyum itu sedekah, tapi sayang sekali balasan yang saya dapatkan bukanlah ucapan salam kembali. Ketika saya jalan berpapasan ada yang malah membuang pandangan, malah ada juga yang ketika melihat saya tersenyum, orang yang bersangkutan memperlihatkan muka heran. Mungkinkah karena pakaian muslimah saya yang berbeda yang menyebabkan saudara-saudara saya bersikap seperti itu?
Dilihat dari segi penampilan, seharusnya mereka lebih mengetahui bahwa keramahan adalah bagian dari akhlak Islam. Ada beberapa hadist yang menyebutkan tentang keutamaan akhlak. Dua hadist riwayat Bukhari Muslim, "Sebaik-baiknya manusia adalah yang terbaik akhlak budi pekertinya", "Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik akhlak budi pekertinya".
Betapa besar arti sebuah senyuman dan keramahan. Dari sebuah senyuman dan keramahan, seorang dokter bisa membantu mempercepat penyembuhan pasien, karena kondisi psikologis yang senang dan nyaman bisa mempercepat penyembuhan. Dari sebuah senyuman dan keramahan, seorang guru bisa membangkitkan semangat murid untuk belajar, karena dalam suasana hati yang senang biasanya otak seseorang bisa bekerja sehingga murid bisa belajar dengan relax tanpa adanya tekanan. Intinya, sebuah senyuman memberikan sejuta manfaat bagi orang yang menerimanya. Inilah makna dari hadist nabi "Jangan meremehkan perbuatan kebaikan sesuatupun, walau sekadar menyambut kawan dengan muka yang manis."
Kalau hanya dengan musik saja orang bisa bersikap lembut dan murah senyum, masa kita sebagai seorang muslim/muslimah tidak bisa membuat sikap akhlak



Popular Posts