15 March 2012
- 10:49:00 AM
- PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
- Artikel Wajib Dibaca
- No comments
Keluarga Berencana selama ini dijadikan market Presiden Kedua Republik Indonesia, Soeharto, demi perataan antara populasi penduduk dengan cadangan keuangan Negara. Rupanya menurut The Smilling General, banyaknya anak adalah biang keladi bangsa besar ini menjadi miskin. Maka tahun 1970-an ia meneken Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1970 tentang pembentukan badan untuk mengelola program KB yang telah dicanangkan sebagai program nasional.
Sejatinya, Indonesia hanyalah satu dari circle yang digulirkan Zionis untuk menekan laju penduduk bumi. Di China mereka menjalankan Program Kebijakan Satu Anak atau jìhuà shēngyù zhèngcè. Lain lagi dengan negeri samba, disana orang-orang menyebut KB dengan Planejamento Familiar. Di India dijalankan kebijakan National Population Policy. Negeri beruang merah Uni Sovyet ada program perencanaan kependudukan yang mereka namakan Kontrolya V Oblasti Planirovaniya Sem’i Naseleniya.
Lalu siapakah Tokoh Yahudi modern yang ‘berjasa’ atas ini semua?
Namanya memang tidak setenar Darwin, tapi gagasan Evolusionis tokoh Atheis itu merujuk padanya. Iya, dia pria itu bernama Thomas Robert Malthus (1766-1834)
Thomas Malthus, sejatinya adalah seorang pakar demografi Inggris sekaligus ekonom politk yang paling terkenal karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk.
Bagi Malthus, pertumbuhan sumber daya manusia tidak simetris dengan potensi sumber daya alam. Dalam An Essay on the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Pada titik inilah kekacauan akan terjadi. Dan apa yang diramalkan Darwin dengan nama Survival for the fittest akan menjadi keniscayaan.
Rupanya tesis Malthus juga tidak orisinal. Pandangan-pandangan Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi terhadap pandangan-pandangan yang optimistik dari ayahnya dan rekan-rekannya, terutama J.J Rousseau. Ya tokoh pendidikan anak, yang justru membuang lima anak haramnya ke rumah sakit pungut itu.
Anehnya solusi yang ditawarkan Malthus untuk meredakan kemelut itu seakan menyelisihi Islam, yakni apa yang ia sebut sebagai preventive checks atau penundaan perkawinan. Ide Malthus itu kini dikampanyekan oleh salah satu lembaga KB di Indonesia dengan pemeran salah seorang artis ternama.
Pada gilirannya, ide Malthus yang masih sederhana dibuat menjadi praktis oleh kalangan Barat. Maka, muncullah kondom dari Maria Stopes (1880-1950). Alih-alih alat ini digunakan sebagai bagian dari kontrasepsi, namun pada gilirannya mereka justru mengkampanyekan seks bebas. Persis seperti penggiat HIV/AIDS era akhir zaman seperti sekarang. Bukan mengatasi akar masalahnya, namun hanya menambah masalah. Bahkan di Inggris pada tahun 2010, Maria Stopes Organization membuat sebuah layanan iklan untuk mengkampanyekan Aborsi.
“Penelitian menunjukkan bahwa 42% orang usia dewasa masih belum mengetahui kemana mereka harus pergi untuk menyelesaikan masalah ‘kehamilan yang tidak diinginkan’ ini, meskipun dari hasil penelitian mengungkapkan bahwa satu dari tiga wanita di Inggris telah melakukan aborsi satu kali seumur hidup mereka,’” ungkap Judy Douglas dari Maria Stopes kepada Sky News Online.
Iklan ini jelas memancing perdebatan karena ada sebagian pihak di Inggris yang tidak menyetujui mengenai penayangan iklan ini salah satunya adalah salah satu LSM anti aborsi seperti Pro Life.
Islam sebagai agama mulia sepanjang zaman telah mengatur persoalan ini. Bahwa banyaknya anak bukanlah petanda kemiskinan seperti yang digembar-gemborkan Malthus dan kronco Yahudinya di PBB.
Oleh karenanya, yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis pangan tidak lain adalah tangan-tangan tipu daya yang dimainkan kaum kapitalis, seperti terjadi di Somalia baru-baru ini.
Allah SWT berfirman, ”Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rizkinya.” (QS 11 : 6).
Maka itu tak heran Aa Gym pernah berkata, ”Kenapa kita takut akan rezeki Allah, gajah aja gak sekolah gemuk-gemuk. Plankton yang hidup didasar laut saja diberi rezeki, bagaimana dengan kita sebagai makhluk hidup yang mulia?”
Jadi buat apa wanita muslim takut memiliki banyak anak? Bukankah Rasulullah pernah bersabda, “Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad, Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]. Jadi, ayo para ibu muslim, cetak generasi bertauhid sebanyak-banyaknya! wAllahua’lam.
sumber
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment