06 February 2012

Dualisme pendidikan Islam sebagai dampak berkembangnya dikotomi ilmu telah melahirkan sistem pendidikan Islam yang mandul dan tidak berdaya. Revitalisasi sudah waktunya dilakukan dengan mengintegrasikan kembali ilmu secara organis, menyeluruh dan holistik. Diharapkan pada gilirannya nanti, sistem pendidikan Islam dapat menghasilkan kembali ilmuwan sekaliber Ibnu Sina, al-Kindi al-Farabi dan Ibnu Rusyd. Mereka ahli ilmu agama sekaligus ilmu pengetahuan yang lain. Bagi mereka semua, ilmu itu sama dan tidak perlu didikotomikan, sebab ilmu berasal dari Yang Maha 'Alim, yiatu Allah SWT., baik diwahyukan melalui ayat-ayat Qur`aniyah maupun melalui ayat-ayat kauniyah (alam semesta).

Buku yang berjudul Pendidikan Islam Yang menhidupkan ini menyajikan konsep fazlur Rahman sebagai solusi bagi persoalan dualisme sistem pendidikan umat Islam melalui integrasi ilmu dalam sistem pendidikan. Konsep yang ditawarkan adalah pendidikan yang menghidupkan (the life-making education) dengan mengaplikasikan metode Gerakan Ganda (double movement). Gerakan pertama terkait dengan siswa dan gerakan kedua terkait dengan fungsi sosial di masyarakat. Gerak pertama berupa penyadaran pada siswa dan gerak kedua merupakan kemampuan siswa berperan dalam masyarakat. Akhirnya, indikator utama yang dipakai untuk melakukan evaluasi adalah lahirnya ilmuwan yang kritis dan kreatif yang dapat menghasilkan temuan-temuan yang berguna bagi umat manusia.
Judul Buku: Pendidikan Islam yang Menghidupkan(Studi Kritis Terhadap Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman)
Penulis: Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag.
Penerbit: Kota Kembang

sumber


0 komentar:

Popular Posts