16 May 2012

  • 6:27:00 PM
  • PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
  • No comments
 “Karena orang-orang sudah pasti terpengaruh oleh saya, saya ingin berusaha dan memperbaiki kerusakan besar yang mungkin telah saya lakukan.” (Anthony Flew)
Surat-surat kabar saat ini mengulang perkataan Anthony Flew yang dipenuhi penyesalan ini. Di masanya, Anthony Flew adalah filsuf ateis terkenal. Sebagai seorang profesor filsafat asal Inggris yang kini berusia 81 tahun, Anthony Flew memilih menjadi ateis di usia 15 tahun, dan pertama kali memunculkan namanya sendiri di dunia akademis dengan sebuah karya yang terbit di tahun 1950. Selama 54 tahun kemudian, ia mendukung ateisme sebagai pengajar di universitas Oxford, universitas Aberdeen, universitas Keele dan universitas Reading, di banyak universitas di America dan Kanada yang ia kunjungi, dalam berbagai debat, di buku-buku, di ruang-ruang kuliah dan dalam tulisan-tulisannya. Namun baru-baru ini, Anthony Flew telah mengumumkan bahwa ia telah meninggalkan kekeliruan ini dan menerima bahwa alam semesta telah diciptakan.
Penyebab utama dari perubahan pandangan yang sangat mendasar ini adalah bukti jelas dan pasti yang diungkap ilmu pengetahuan tentang penciptaan. Setelah mengetahui kerumitan makhluk hidup yang didasarkan pada keberadaan informasi, Anthony Flew menyadari bahwa asal usul yang sesungguhnya dari kehidupan adalah rancangan cerdas (intelligent design) dan bahwa ateisme yang telah dianut dan dipertahankannya selama 66 tahun adalah filsafat yang telah terbantahkan.
Anthony Flew mengemukakan alasan-alasan ilmiah yang mendasari perubahan keyakinan ini dalam ungkapan berikut:
“Berdasarkan tingkat kerumitan yang hampir tak dapat dipercaya dari penataan yang dibutuhkan untuk memunculkan [kehidupan], penelitian para pakar biologi terhadap DNA telah menunjukkan bahwa suatu kecerdasan pastilah telah ikut campur tangan.” (1)
“Sudah terlampau sulit bahkan untuk memulai berpikir tentang membangun sebuah teori alamiah tentang evolusi makhluk hidup pertama yang dapat berkembang biak.” (2)
“Saya telah menjadi yakin bahwa sungguh mustahil makhluk hidup pertama berevolusi dari benda mati dan kemudian berkembang menjadi makhluk yang luar biasa rumitnya. ” (3)
Penelitian DNA yang dikutip Anthony Flew sebagai alasan mendasar perubahan pandangannya telah benar-benar mengungkap fakta-fakta mengejutkan tentang penciptaan. Bentuk heliks (rantai ganda terpilin) dari molekul DNA , kode genetik yang ada padanya, susunan nukleotida yang menggugurkan teori kebetulan, kemampuan menyimpan sejumlah besar informasi, dan banyak penemuan mengejutkan lainnya telah mengungkapkan bahwa struktur dan fungsi-fungsi molekul ini dirancang bagi kehidupan dengan rancangan khusus. Ulasan para ilmuwan yang menggeluti penelitian DNA menjadi saksi atas fakta ini.
Contohnya adalah Francis Crick, salah seorang ilmuwan yang mengungkap bentuk heliks DNA. Dihadapkan pada penemuan tentang DNA, Francis Crick mengakui bahwa asal usul kehidupan mengisyaratkan sebuah keajaiban:
Seorang yang jujur, yang memiliki seluruh pengetahuan yang kini tersedia di hadapan kita, hanya dapat menyatakan bahwa dalam beberapa hal, asal usul kehidupan saat ini tampak hampir menyerupai sebuah keajaiban, sungguh banyak kondisi yang harus dipenuhi agar hal tersebut dapat terjadi. (4)
Berdasarkan perhitungannya, Led Adleman dari Universitas Southern California di Los Angeles mengatakan bahwa satu gram DNA dapat menampung informasi sebanyak satu triliun CD. (5) Gene Myers, seorang ilmuwan yang dipekerjakan pada Human Genome Project (Proyek Genom Manusia), mengatakan hal berikut ini ketika berhadapan dengan penataan menakjubkan DNA yang ia saksikan:
“Apa yang sungguh mengejutkan saya adalah arsitektur kehidupan… Sistemnya begitu teramat rumit. Sepertinya hal itu telah dirancang…Ada kecerdasan mahahebat di sana.” (6)
Fakta paling mengejutkan tentang DNA adalah bahwa keberadaan informasi genetik yang terkodekan (berupa sandi) sudah pasti tidak dapat dijelaskan dalam istilah materi dan energi atau hukum-hukum alamiah. Dr. Werner Gitt, profesor di Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman (the German Federal Institute of Physics and Technology), mengatakan berikut ini seputar masalah tersebut:
Sebuah sistem pengkodean (sistem sandi) selalu merupakan hasil dari suatu proses mental… Perlu ditegaskan bahwa materi saja tidak mampu memunculkan kode apa pun. Seluruh pengalaman menunjukkan bahwa dibutuhkan sebuah wujud yang mampu berpikir yang dengan kehendaknya sendiri menggunakan kemauan bebasnya, kemampuan memperoleh pengetahuan, dan kemampuan berkaryanya� Belum pernah ada hukum alamiah yang dengannya materi dapat memunculkan informasi, belum pernah ada pula proses fisika atau fenomena materi yang dapat melakukan hal ini. (7)
Para ilmuwan dan filsuf pendukung penciptaan berperan besar dalam penerimaan perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang didukung oleh semua penemuan ini. Sebelumnya, Anthony Flew turut serta dalam sejumlah debat dengan para ilmuwan dan filsuf yang mendukung penciptaan, dan saling bertukar pikiran dengan mereka. Titik balik dalam proses tersebut adalah sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Metasaintifik (the Institute for Metascientific Research) di Texas pada bulan Mei 2003. Anthony Flew ikut serta bersama dengan pengarang Roy Abraham Varghese, pakar fisika dan biologi molekuler asal Israel Gerald Schroeder, dan filsuf Katolik Roma John Haldane. Anthony Flew terkesan oleh kuatnya bukti ilmiah yang mendukung penciptaan dan karakter meyakinkan dari argumen-argumen penentangnya, dan menanggalkan ateisme sebagai keyakinan setelah diskusi itu. Dalam surat yang ia tulis kepada majalah Inggris, Philosophy Now edisi Agustus-September 2003, ia memuji buku Schroeder “The Hidden Face of God: Science Reveals the Ultimate Truth” (Wajah Tersembunyi Tuhan: Ilmu Pengetahuan Menyingkap Kebenaran Hakiki) dan buku Varghese “The Wonderful World” (Dunia Yang Menakjubkan). (8) Selama wawancara dengan profesor filsafat dan teologi Gary R. Habermas, yang juga berperan besar dalam merubah pandangannya (9), dan dalam video “Has Science Discovered God?” (Sudahkah Ilmu Pengetahuan Menemukan Tuhan?), ia secara terbuka menyatakan bahwa ia percaya pada perancangan cerdas (intelligent design).
“Kecerdasan Meliputi Alam Semesta”dan Keruntuhan Ateisme
Di hadapan seluruh perkembangan ilmiah sebagaimana dipaparkan di atas, pengakuan adanya perancangan cerdas (intelligent design) oleh Anthony Flew, yang terkenal sebagai pembela ateisme selama bertahun-tahun, mencerminkan sebuah pemandangan terakhir dalam proses keruntuhan yang dialami ateisme. Ilmu pengetahuan modern telah menyingkap keberadaan suatu “kecerdasan yang meliputi alam semesta”, yang dengannya menyingkirkan ateisme.
Dalam bukunya “The Hidden Face of God” (Wajah Tersembunyi Tuhan), Gerald Schroeder, salah seorang ilmuwan pendukung penciptaan yang berpengaruh dalam merubah keyakinan Anthony Flew, menulis:
“Sebuah kesadaran, kearifan universal, meliputi alam semesta. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan, khususnya yang meneliti sifat quantum dari materi penyusun atom, telah menggiring kita mendekati pemahaman yang mengejutkan: seluruh keberadaan adalah perwujudan dari kearifan ini. Di laboratorium-laboratorium, kita mendapatinya sebagai informasi yang pertama-tama secara fisik mewujud sebagai energi dan kemudian terpadatkan hingga menjadi bentuk materi. Setiap partikel, setiap wujud, dari atom hingga manusia, terlihat mewakili satu tingkatan dari informasi, dari kearifan.” (10)
Penelitian ilmiah terhadap cara kerja sel dan partikel-partikel penyusun atom materi telah mengungkap fakta ini tanpa dapat dibantah: Kehidupan dan alam semesta dimunculkan menjadi ada dari ketiadaan oleh kehendak dari suatu wujud yang memiliki kecerdasan dan kearifan yang mahatinggi. Tidak ada keraguan bahwa pemilik pengetahuan dan kecerdasan yang meliputi alam semesta di seluruh tingkatannya adalah Allah Yang Mahakuasa. Allah menyatakan kebenaran ini dalam Al Qur’an:
Dan kepunyaan Allah-lah Timur dan Barat, maka ke mana pun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Mahaluas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Qur’an, 2:115)

14 May 2012

 
 
 
 
Selama ini, penggemar sepak bola internasional, khususnya Liga Inggris, selalu mengira bahwa Robin Van Persie, striker Arsenal, adalah seorang Muslim. Ini dikarenakan ia menikahi seorang wanita Maroko-Belanda, bernama Bouchra. Tapi apakah ia benar-benar seorang Muslim seperti yang diberitakan dimana-mana?

Van Persie tinggal di London bersama istrin dan kedua anaknya Shaqueel dan Dina Layla.

Berlawanan dengan berita yang beredar secara populer selama ini, meskipun istrinya adalah seorang Muslim, van Persie tidak mengikuti agama istrinya. Hal ini ia nyatakan dalam sebuah wawancara dengan situs web Dutch Football.

"Sangat penting untuk menjadi orang baik, mengambilnya sebagai titik awal untuk mengembangkan diri dan membantu orang lain. Ketika Anda membantu orang lain, itu akan baik untuk jantung Anda."

"Kadang-kadang saya mendengar orang-orang menyuarakan nama baik dan bantuan mereka. Bantuan harus datang dari hati, bukan dari ego Anda." ujarnya.

Dan menurutnya, Van Persie tidak membutuhkan agama untuk itu.

"Saya percaya pada diri sendiri. Bila Anda seorang pria yang baik, itu akan membawa hal positif kepada masyarakat. Sebuah dunia yang lebih baik selalu dimulai di rumah. Betul tidak?"

Lantas bagaimana dengan berita yang menyatakan bahwa ia seorang Muslim?

"Itu tidak benar. Saya bukan seorang Muslim, bukan pula seorang Kristen, dan bukan juga seorang Yahudi. Saya telah dibesarkan secara bebas. Jika Anda ingin menjadi seorang Muslim, itu harus datang dari hati. Saya tidak akan melakukannya hanya untuk menyenangkan istri saya"

jika memang benar van persie bukan seorang muslim semoga allah memberi hidayah kepadanya melalui istrinya yang beragama islam 
 
 
 
Jendral lapangan tengah Barcelona, Xavi Hernandez mengatakan, dirinya diajarkan untuk menghormati Muslim sejak di La Masia, sekolah sepakbola milik El Barca. “Seydou Keita beribadah di mana saja di ruang ganti. Saya, dan semua yang besar di La Masia, tidak merasa terganggu,” ujar Xavi dalam wawancara dengan El Heddaf, koran terbitan Aljazair. Ketika kali pertama tiba di Barcelona, lanjut Xavi, Keita sering meminta ruangan untuk beribadah. Saudara seiman Keita, Yaya Toure, saat masih membela Barcelona, juga sering melakukannya. “(Eric) Abidal, Yaya, dan Keita, sering terlihat beribadah bersama dalam ruangan. Jika ruangan terpakai, mereka shalat di ruang ganti, dan kami mencoba tidak lalu-lalang di hadapannya,” imbuh Xavi.

Kini, masih kata Xavi, Toure sudah hijrah ke Manchester City, dan Muslim lainnya datang ke Camp Nou, yaitu Ibrahim Afellay. Jika dulu Yaya Toure yang sering memimpin shalat, bagi rekan-rekan sesama Muslim, kini Keita yang ditasbihkan sebagai imam. “Abidal, Keita, dan Afellay adalah Muslim yang hebat,” puji Xavi.
Playmaker Timnas Spanyol itu mengungkapkan, yang memprovoksi rasa ingin tahunya soal Islam adalah saat Ramadhan tiba. Ia yakin akan sangat sulit bagi Keita, Abidal, dan Afellay tidak makan dan minum selama 12 sampai 15 jam dalam cuaca panas. “Mereka bisa melakukannya. Luar biasa. Semakin bertambah hormat saya kepada mereka yang menjalankan kewajiban agamanya dengan taat,” kata gelandang 32 tahun tersebut.
Menurut Xavi, dirinya juga berupaya menjalan kewajiban sebagai pemeluk Katolik dengan baik, dan rekan-rekan Muslim di tim Barcelona menghormatinya. “Itulah sepakbola, olahraga yang membawa kami — yang berbeda agama dan budaya– dalam kebersamaan,” kata Xavi pemain yang mengantarkan Spanyol mengawinkan gelar Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010 itu mengakhiri.
Republika | Fimadani

Popular Posts