19 February 2013


keuangan LSM
untuk mengkoreksi penggunaan klasifikasi akun
Pada akhir periode pembukuan kita sering dihadapkan pada beberapa jurnal atau transaksi yang tidak sesuai dan selisih. Untuk itu kita perlu beberapa jurnal perbaikan agar laporan keuangan yang kita buat menjadi balance. Terkadang yang kita butuhkan jurnal penyesuaian, tetapi tak jarang pula kita memerlukan junal koreksi untuk mengoreksi transaksi yang sudah kita bukukan.
Berikut ini akan kita lihat perbedaan antara jurnal koreksi dengan jurnal penyesuaian sehingga akan mempermudah kita untuk memisahkan transaksi mana yang harus dikoreksi dan mana yang penyesuaian.
Adalah penting untuk dapat membedakan antara jurnal koreksi dengan jurnal penyesuaian.
Dalam akuntansi, jurnal koreksi perlu dibuat dengan maksud untuk mengkoreksi nilai transaksi yang telah salah dibukukan dan atau juga untuk mengkoreksi penggunaan klasifikasi akun yang salah (salah dalam mengidentifikasi akun). Sedangkan jurnal penyesuaian, dibuat dengan tujuan untuk memperbaharui data akuntansi agar supaya menjadi lebih akurat.
Secara garis besar dapat disimpulkan di sini bahwa jurnal koreksi dibuat atas kesalahan yang terjadi dalam awal mulanya transaksi tersebut dicatat dan dibukukan (baik salah nilai maupun akun). Sedangkan jurnal penyesuaian dibuat bukan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam awal mulanya transaksi dicatat, melainkan untuk memenuhi konsep akrual dan deferral dalam akuntansi.
Akuntan akan/perlu membuat jurnal penyesuaian atas transaksi yang pada awal mulanya telah dicatat secara benar (tidak salah dalam membukukan nilai maupun tidak salah dalam penggunaan akun) dalam rangka memperbaharui data akuntansi dengan cara menentukan secara tepat: berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima di muka yang telah menjadi pendapatan untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah penerimaan yang diterima di muka (dalam periode berjalan) yang akan ditangguhkan sebagai pendapatan untuk periode mendatang, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran yang telah menjadi beban untuk periode berjalan, berapa besarnya bagian dari jumlah pengeluaran periode berjalan yang akan ditangguhkan sebagai beban untuk periode mendatang, berapa besarnya jumlah beban periode berjalan yang harus diakui meskipun pembayarannya belum dilakukan, dan berapa besarnya jumlah pendapatan periode berjalan yang harus diakui meskipun penagihan kasnya belum diterima.
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman:35-36.

keuangan LSM
Sebuah laporan keuangan di akhir periode
Setiap organisasi pasti melakukan pencatatan akuntansi untuk setiap transaksi yang terjadi dan menggunakan pencatatan tersebut untuk membuat sebuah laporan keuangan di akhir periode akuntansi. Pada dasarnya ada dua model pencatatan yang umum digunakan yaitu sistem cash basis dan accrual basis. Pada prakteknya kedua sistem ini mempunyai beberapa perbedaan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip akuntansi secara umum.
Apa perbedaan antara cash basis dengan accrual basis, dan mana yang penggunaannnya disyaratkan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum?
Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis, maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau uang kas dibayarkan (untuk beban). Jadi, dapat disimpulkan di sini bahwa transaksi pendapatan dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah transaksi-transaksi yang melibatkan arus uang kas masuk (untuk pendapatan) ataupun arus uang kas keluar (untuk beban).
Transaksi pendapatan dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah transaksi-transaksi yang melibatkan arus uang kas masuk (untuk pendapatan) ataupun arus uang kas keluar (untuk beban).
Sedangkan apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual basis,maka baik untuk pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa memperhatikan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas keluar.
Dasar pencatatan cash basis pada umumnya masih diterapkan pada organisasi-organisasi yang tergolong kecil, dimana kepemilikan dananya hanya dimiliki oleh satu atau beberapa orang saja. Sedangkan untuk organisasi-organisasi yang tergolong menengah ke atas, khususnya untuk organisasi-organisasi yang dananya dimiliki oleh banyak donor, diharuskan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk menerapkan accrual basis sebagai dasar pencatatan akuntansinya. Ini dapat dimengerti bahwa penerapan dasar akrual diharapkan bisa memberikan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan kepada para donatur selaku pemilik dana.
Disarikan dari buku: 225 Soal-Jawaban Akuntansi Dasar, penulis: Hery, S.E., M.Si., halaman: 12–13.

keuangan LSM
Penyandingan pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya
Apa sih Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual (Accrual Basis) itu ?
Basis Akrual adalah “penyandingan pendapatan dan biaya pada periode di saat terjadinya”, bukan pencatatan pada saat pendapatan tersebut diterima ataupun biaya tersebut dibayarkan (Cash Basis).
Ada dua metode pencatatan akuntansi, berbasis kas dan berbasis akrual. Akuntansi berbasis kas berarti hanya mencatat transaksi pada saat terjadinya transaksi kas.
Akuntansi berbasis akrual selain mencatata transaksi pengeluaran dan penerimaan kas, juga mencatat jumlah hutang dan piutang organisasi. Oleh karena itu, akuntansi berbasis akrual memberikan gambaran yang lebih akurat atas kondisi keuangan organisasi daripada akuntansi berbasis kas. Namun, jelas bahwa catatan menggunakan basis akrual lebih kompleks daripada basis kas.
Lebih jauh lagi, basis akrual mendukung penggunaan anggaran sebagai teknik pengendalian. Karena pada basis kas, pembayaran hanya direkam jika hal itu telah dilakukan, sementara pembayaran kewajiban dapat dilakukan dengan jarak waktu tertentu setelah timbulnya kewajiban itu sendiri. Untuk alasan penganggaran, organisasi dapat lebih baik menggunakan akuntansi berbasis akrual.
Untuk mengadopsi akuntansi basis akrual, organisasi akan memerlukan informasi seperti pendapatan atas investasi yang belum jatuh tempo. Organisasi juga akan memerlukan informasi mengenai kewajiban keuangan masa depan yang dapat diperkirakan jumlahnya. Dengan komputerisasi sistem akuntansi, upaya yang diperlukan untuk menjaga informasi ini dapat dilakukan secara memadai.
Bagaimana Basis Akrual diterapkan di NGO ?
Karena karakteristik NGO dan juga jenis MoU yang kesepakatannya dibangun bersama dengan donator/grantor, maka NGO belum mencatat Pendapatan atas Piutang pada saat penandatanganan MoU.
Untuk tujuan pelaporan seusai PSAK 45, pendapatan dari kontribusi dan sumbangan hibah, dicatat sebagai Pendapatan pada saat diterimanya dana.
Semoga bermanfaat.

Popular Posts