14 May 2012

 
 
 
 
 
Sebuah kelompok advokasi Muslim AS terkemuka menyerukan kepada Departemen Pertahanan (Department of Defens) untuk memberhentikan instruktur yang mengajar para perwira, bahwa hanya "perang total" terhadap Islam yang akan melindungi Amerika, sembari mengecam adanya ajaran untuk penggunaan taktik ala "Hiroshima" untuk melenyapkan kota-kota suci umat Islam Makkah dan Madinah.

"Sangat penting bahwa mereka yang mengajar para pemimpin masa depan militer kita untuk berperang bukan hanya pada musuh teroris, tetapi pada ajaran Islam itu sendiri mereka juga harus bertanggung jawab," kata Nihad Awad, Direktur Eksekutif Nasional dari Council on American-Islamic Relations (CAIR ), menulis dalam sebuah surat kepada Menteri Pertahanan Leon Panetta.



"Informasi ini sangat mengejutkan dan benar-benar tidak sejalan dengan nilai-nilai lama dari salah satu lembaga negara kita yang paling dihormati," ujar Nihad.

CAIR telah memperbaharui kekhawatiran mereka setelah majalah Wired mengungkapkan rincian bahwa program DoD bagi para pemimpin militer AS di masa depan ditangguhkan.

Pentagon menunda program pelatihan setelah bahan studi pelatihan diposting secara online yang menyarankan bahwa Makkah dan Madinah mungkin harus dilenyapkan.

"Kami sekarang mulai memahami bahwa tidak ada yang namanya 'Islam moderat'," kata laporan Wired.

"Oleh karena itu waktu bagi Amerika Serikat untuk membuat hal ini menjadi jelas. Ideologi barbar ini tidak bisa lagi ditoleransi. Islam harus berubah atau kita akan memfasilitasi kehancuran diri mereka sendiri."

Kursus militer untuk para perwira ini juga mendesak penggunaan taktik "Hiroshima" yang menargetkan penduduk sipil dan meninggalkan Konvensi Jenewa.

Materi kursus menyarankan untuk menerapkan taktik "Hiroshima, Nagasaki" ke kota-kota suci Islam, khususnya Makkah dan Madinah dalam kehancuran, menambahkan bahwa Konvensi Jenewa mungkin tidak lagi relevan untuk masalah ini.
 
 
 
Musim ini terdapat puluhan pemain sepakbola profesional Muslim yang mengadu nasib di berbagai liga di Eropa. Banyak di antara mereka yang sukses meniti karier di sana, tanpa harus mengikuti kultur dan tabiat warga lokal.

Keteladanan para pemain Muslim itu layak diapresiasi. Mereka tidak berkilah dengan alasan demi mengejar kata profesional agar bisa bersaing dengan pemain mancanegara lainnya. Contohnya, gelandang Manchester City yang menolak dengan sopan ajakan rekannya untuk meminum sampanye guna merayakan kemenangan.

Masih banyak contoh lain yang layak diungkap. Berikut beberapa teladan yang ditunjukkan pemain itu.

1. Ibrahim Afellay Pemain yang memperkuat Barcelona ini memiliki identitas Muslim yang cukup jelas, baik secara fisik maupun tingkah laku. Dia memiliki wajah khas jazirah Arab dan berkepribadian santun. Mantan gelandang serang PSV Eindhoven ini dianggap sebagai salah satu pemain berbakat dalam persepakbolaan Belanda.

Ia pernah memperoleh penghargaan sebagai pemain terbaik Eredivisie Liga Belanda pada musim 2007-2008. Ibrahim Afellay terpilih sebagai "Muslim van Het Jaar" atau Muslim Teladan di Belanda. Kini Afellay berpotensi menjadi pemain masa depan timnas Oranye.

2. Frank Ribery yang menjadi kreator serangan timnas Perancis memiliki ciri terdapat goresan luka di wajahnya. Ribery adalah mualaf dan memeluk Islam setelah meminang istrinya yang keturunan Perancis-Aljazair.

Ribery semakin menjadi idaman pendukungnya setelah berkata, "Saya berdoa lima kali sehari, saya melakukannya karena itu memungkinkan saya untuk dilepaskan dan saya merasa lebih baik setelahnya." Sontak ucapannya itu menjadikan dia sebagai Muslim yang taat sebab tidak pernah untuk lupa berdoa setiap menjelang pertandingan dimulai.

3. Sulley Muntari, Saat ini dia berstatus sebagai pemain pinjaman AC Milan dari Inter Milan. Gelandang timnas Ghana ini merupakan sosok pemain Muslim yang rajin menjalankan perintah agama. Sebagai contohnya, ketika Seri A Liga Italia bergulir di bulan Ramadhan, dia lebih memilih tetap berpuasa daripada membatalkannya.

Pelatih Inter kala itu, Jose Mourinho pernah mengingatkannya agar ia tidak berpuasa, namun Muntari tetap pada pendiriannya dan terbukti penampilannya di lapangan tidak menurun gara-gara berpuasa.
 
 
Tabir kebohongan mobil Kiat Esemka mulai terkuak. Mobil yang selama ini digadang-gadang sebagai buah karya siswa SMK itu ternyata hampir semuakomponennya mencomot dari mobil produk lain. Fakta tersebut disampaikan oleh Sukiyat, pengusaha bengkel di Klaten yang selama ini menjadi salah satu mitra dalam perakitan mobil Esemka.
Yang jadi masalah adalah kenapa hasil praktek sejumlah siswa Esemka Trucuk itu kemudian dibawa ke Solo untuk dipamerkan di SMK 2, dan kemudian diklaim sebagai (calon) mobil nasional oleh Walikota Solo Joko Widodo.

Mobil rakitan itu menggunakan sejumlah komponen dari mobil lain karena memang di Indonesia belum bisa memproduksi gigi transmisi. Tidak heran sehingga dipakailah komponen buatan Cina yang dibeli di Surabaya.
Kontroversi Kiat Esemka juga ramai dibicarakan di media sosial. Salah satu yang sering berkomentar adalah Danie H Soe’oed lewat akun @daniesoeoed. Menurut dia mencomot parts mobil lain memang wajar kalau untk belajar, tapi tidak untuk membohongi masyarakat dengan mengatakan itu produksi sendiri.
“Wahai orang2 tolol, taukah bedanya antara membuat dan merakit???? Kalau mau tetap beli mobnas, silahkan,” kicaunya di Twitter.
Melalui Twitter dia membeberkan asal muasal komponen yang menempel pada Kiat Esemka. Menurutnya, mesin Timor digabung dengan transmisi yang nyomot mobil Cina. Dia menyebut frame kaca depan belakang mengambil Daihatsu Espass, lampu belakang Panther, lampu depan punya Honda CRV. Sedangkan komponen kaki-kaki Esemka menggunakan komponen milik L-300 dan Kijang. “Kiat mengaku mesin mobil hanya diganti tutup cylinder headnya aja. Aslinya, mesin menggunakan mobil Timor. Saya dan siswa SMK Trucuk hanya membuat chasis dan bodi, mesinnya dari antah barantah.” bebernya.
Dia melanjutkan pada saat menggarap proyek itu, Sukiyat ditekan berbagai pihak untuk melakukan kebohongan, tapi dia menolak membangun kebohongan lebih besar. Proyek mobil nasional hanya proyek politik segelintir orang untuk mengkatrol nama seseorang. “Makanya kalau sudah jadi jangan sibuk pencitraan aja. Jangan klaim mobnas kalau semua komponennya dari Cina. Harusnya masyarakat terbuka matanya untuk melihat politisasi mobnas. Itu hanya tunggangan pencitraan yang gagal total,” ucapnya.

Popular Posts