“Di Bazel saya mendirikan negara Yahudi..... Barangkali dalam waktu lima tahun, dalam limapuluh tahun,orang niscaya akan menyaksikannya”
Theodor Herzl (Lahir Benyamin Ze-ev bahasa Ibrani:(בנימין זאב), bahasa Hongaria: Herzl Tivadar) lahir di Budapest tahun 1860. Ia dididik dalam semangat pencerahan Yahudi Jerman dan mengapresiasi budaya modern. Tahun 1878 pindah ke Wina dan menuntut ilmu hukum di sana. Setelah lulus ia menjadi penulis drama (karyanya : the Ghetto), sandiwara dan wartawan koran liberal Wina Neue Freie Presse.
Setelah terjadinya peristiwa Dreyfus tahun 1894, setelah mendengar banyaknya berita yang beredar tentang penindasan terhadap kaum Yahudi di wilayah kekaisaran Russia dan sebagian Eropa Timur, Herzl berkeinginan untuk mendirikan negara berdasarkan ras Yahudi sendiri. Ia menerbitkan der Judenstaat (Negara Yahudi) tahun 1896 dan diejek banyak orang Yahudi yang tinggal di Eropa Barat, wilayah dimana orang Yahudi hidup dalam kemakmuran. Herzl mengusulkan program untuk mengumpulkan dana dari orang Yahudi untuk merealisasikan cita-citanya (ketika terbentuk organisasi ini disebut Zionisme).
Ia meminta bantuan dana dari orang-orang kaya Yahudi seperti Baron Hirsch dan Baron Rotschild, namun percuma. Walaupun begitu akhirnya ia bisa menyelenggarakan Kongres I Zionis di Basel, Swiss tahun 1897. Dalam delegasi itu ia mengemukakan Program Basel. Pada kongres itu ia diangkat jadi pemimpinnya.
Herzl berkeliling ke Palestina, Istanbul, dan Jerman untuk mencari dukungan namun gagal. Saat berada Istanbul, ia menawari Sultan Abd-ul-Hamid II dengan uang 35 juta lira emas, menjanjikan membangun benteng pertahanan bagi khilafah Turki Utsmani dan pelunasan utang luar negeri agar ia mencabut larangan bagi Yahudi untuk menetap di Palestina tak lebih dari 3 bulan dan agar Yahudi bisa ke sana. Namun Sultan menolak diplomasi Theodor Herzl dan mengirimkan memorandum berbunyi :
"Saya takkan melepaskan tanah Palestina meski sejengkal, sebab tanah itu bukan milik saya namun milik umat, yang mereka dapatkan dengan perjuangan dan tetesan darah. Simpanlah uang kalian. Bila khilafah hancur dan musnah suatu hari, sesungguhnya kalian bisa mengambilnya tanpa sepeserpun uang yang kalian bayarkan untuk tanah itu. Namun selagi hayat masih dikandung badan lalu kalian tusukkan pisau di jasad saya, sesungguhnya itu lebih mudah bagi saya, daripada saya harus menyaksikan Palestina terlepas dari khilafah Islam. Dan saya yakin ini takkan pernah terjadi selama saya masih hidup, sebab saya tak mampu menahan sakitnya badan saya dikoyak-koyak sedang saya masih bernafas."
Namun setelah Khalifah terakhir dihancurkan oleh arus nasiolisme Turki yang dibawa Mustafa Kemal Pasha, janji Sultan Abd-ul-Hamid II ini tak pernah ditepati. Bangsa Yahudi yang menginginkan daerah bekas kerajaan Daud dijadikan negara Yahudi harus memikirkan cara lain untuk mendirikan negara Israel di atas tanah Yahudi. Pada 1967, dalam perang 6 hari melawan 7 koalisi negara pendudukan Arab, tentara Yahudi akhirnya mampu mengusir pasukan pendudukan Arab-Palestina di sekitar wilayah Yerusalem. 4000 tahun sejarah bangsa Yahudi (terhitung sejak jaman Abraham hingga abad 20M), dan 3000 tahun sejak pemerintahan Daud sebagai raja Israel, setelah bangsa-bangsa besar bangkit menguasai dan menjajah tanah mereka, dan kemudian jatuh dalam kehancuran, akhirnya nasib bangsa Yahudi berada dalam titik kemenangan atas tanah warisan mereka.
Ia kembali ke Inggris dan bertemu Joseph Chamberlain dan ia menawarkan daerah Uganda sebagai daerah swatantra Yahudi (dan usulan itu ditolak oleh aktivis Zionis tahun 1905 pada kongres ketujuh). Setelah itu ia pergi ke Rusia untuk memohon pada Tsar Rusia agar membantu Zionis memindahkan orang-orang Yahudi Rusia ke Tanah Israel.
Herzl meninggal pada tahun 1904 karena radang paru-paru dan lemah jantung karena kebanyakan kerja. Tahun 1949, jenazahnya dipindahkan ke Bukit Herzl di Yerusalem. (WIKIPEDIA)