oleh Zaynur Ridwan
Agenda ttg isu lingkungan sdh dihembuskan sejak tahun 1970-an oleh sekelompok orang dalam Club of Rome. (baca buku Novus Ordo Seclorum). Sejak tahun 1990-an agenda ini juga menjadi salah satu prioritas kelompok Secret Society bernama Bilderberg Group. Pada akhir tahun 2009 PBB mengadakan konferensi Iklim di Kopenhagen, Denmark. Isu lingkungan kemudian menjadi sangat penting setelah sekelompok orang di bawah kendali Al-Gore menghembuskan kisah menarik tentang perubahan iklim dan pemanasan global. Faktanya pada dua dekade terakhir sesungguhnya dunia tdk mengalami pemanasan global spt yang digembar-
gemborkan para ilmuwan pro-AlGore. Salah satu jawaban mengapa Amerika tidak pernah mau
menandatangani Protokol Kyoto dan hasil konferensi Bali adalah karena sejumlah ilmuwan lingkungan Amerika mengetahui apa yang sebenarnya digaungkan oleh para peneliti Pro-AlGore bukanlah isu pemanasan global tapi agenda utama zionis dalam membentuk Tata Dunia Baru atau New World Order (Novus Ordo Seclorum). Salahseorang yang mengungkap rahasia ini adalah Lord Monckton, peneliti lingkungan dan mantan penasehat sains Margareth Tatcher.
Bagi teman2 yang belum memahami apa itu Tata Dunia Baru silakan baca Novus Ordo Seclorum (promo-mode on). Saya persingkat saja bahwa Bilderberg Group yg saya katakan di atas telah menyusupkan kadetnya Herman Von Rumpuy, Perdana Menteri Belgia sbg pimpinan Uni Eropa. Kemudian UE membentuk G20 yang ternyata negara-negara anggotanya (19 negara) secara representatif mewakili 2/3 populasi dunia saat ini, termasuk di dalamnya Indonesia. Pada beberapa pertemuan G20 terus menerus mengangkat isu Lingkungan, selain juga masalah-masalah lain spt pengentasan kemiskinan, korupsi, pembangunan di negara2 berkembang dan lainnya. Namun tema sentralnya tetap saja isu pemanasan global. Dalam pertemuan di Bali, Indonesia menjadi salah satu negara yang dijadikan sebagai 'penjual karbon'. Di dalam istilah Al-Gore ada negara2 yang membeli kredit karbon kepada negara2
penjual karbon. Artinya negara maju yang membuang emisi paling besar bisa membeli kredit karbon dng membayar kepada negara2 berkembang sbg pemilik karbon spt Indonesia. Lucu bukan? Bagi yang selama ini cuma tahu kredit panci atau kredit tipi, sekarang juga ada kredit karbon lho...
Anehnya, ketika Lord Monckton menjelaskan agenda penting yang disembunyikan Uni Eropa tentang pembentukan Tata Dunia Baru dengan menggunakan isu lingkungan, saya mendownload sebanyak mungkin video dari you tube yg berkaitan dengan pertemuan-pertemuan lingkungan di Kopenhagen, Toronto, London, Soeul dan Bali. Dan saya temukan satu hal yang menarik yaitu sambutan Perdana Mentri Inggris Gordon Brown yang menyatakan negara2 G20 harus bersiap-siap menyambut Tata Dunia Baru. Untuk diketahui Tata Dunia Baru adalah agenda zionis dan salah satu master programnya adalah pembunuhan besar-besaran umat manusia hingga 2/3 dari populasi saat ini. Sasarannya negara-negara dng jumlah populasi umat Islam dan Kristen terbesar di dunia. Yang membuat saya miris hati adalah bahwa di web setgab saya membaca pernyataan Presiden SBY yang menyatakan dukungan penuh terhadap konsensus G20 tersebut. Aduuh..!
Nah, apa hubungannya dengan terpilihnya Indonesia dan Brazil sbg negara kredit karbon dlm isu lingkungan tersebut? Apakah karena Indonesia dan Brazil memiliki hutan tropis terbesar yang menjadi deposit karbon paru2 dunia? Lord Monckton bersama tim peneliti penentang Al-Gore telah mengatakan isu Lingkungan adalah kemasan cantik yang sebenarnya dijual untuk menutupi agenda sebenarnya dari Tata Dunia Baru tersebut.