09 March 2012



KOS ( Kristen Ortodoks Syiria ) merupakan salah satu sekte aliran kristen yang ajarannya sangat persis dengan Islam dari cara berpakaiannya yang memakai peci/kopiah, baju koko, sajadah dan juga jilbab. Terlebih lagi dalam cara beribadahnya, ajaran ini mengenal sholat dengan 7 waktu, yaitu:

• Sa’atul awwal (shubuh),
• Sa’atuts tsalis (dhuha),
• Sa’atus sadis (Zhuhur),
• Sa’atut tis’ah (ashar),
• Sa’atul ghurub (maghrib),
• Sa’atun naum (Isya’),
• dan Sa’atul layl (tengah malam/tahajud).

Selain shalat, KOS juga memiliki pokok-pokok syari’at yang mirip dengan Islam, seperti:
1. KOS berpuasa 40 hari yang disebut shaumil kabir yang mirip puasa ramadhan
2. KOS memiliki puasa sunnah di hari Rabu dan Jum’at yang mirip dg Puasa Sunnah senin dan kamis
3. KOS mewajibkan jama’ahnya berzakat 10% dari penghasilan kotor (bruto)
4. Kalangan perempuan KOS juga diwajibkan mengenakan Jilbab & jubah yang menutup aurat hingga mata kaki
5. Pengajian KOS juga menggunakan tikar/karpet (lesehan), layaknya umat Islam mengadakan pengajian
6. Mengadakan acara Musabaqoh Tilawatil Injil dengan menggunakan Alkitab berbahasa Arab
7. Mengadakan acara rawi dan shalawatan ala KOS mirip apa yang dilakukan oleh sebagian kaum muslim
8. Mengadakan acara Nasyid, bahkan sekarang sudah ada Nasyid “Amin Albarokah“ & Qasidah Kristen (dengan lirik yang mengandung ajaran Kristen berbahasa Arab)



Meski terlihat sangat santun dan membiasakan berbahasa Arab (Ana, Antum, Syukron, dsb), tetapi mereka tetaplah Kristen. Kitab suci mereka tetap saja Alkitab, dan mereka tetap menuhankan Yesus dalam Trinitas. Hanya metodologi da’wah yang menyerupai umat Islam karena KOS berasal dari Syria. KOS tidak memakai 12 syahadat Iman Rasuli umat Kristen, sebagai gantinya mereka memakai ”Qanun al-Iman al-Muqaddas”. Penggunaan istilah islam sangat sering dijumpai, seperti ”Sayyidina Isa Almasih” untuk penyebutan Yesus. Mereka juga memakai Injil berbahasa Arab (Alkitab AlMuqaddas).
Meskipun ajaran KOS dg ajaran Islam sangat mirip dalam pelaksanaannya, akan tetapi KOS dan Islam sangat jauh berbeda dari segi Tauhid atau keyakinan. Prinsip ajaran KOS masih berputar sekitar masalah trinitas, yaitu mengakui adanya Tuhan bapak, Tuhan anak dan Ruh kudus.

Berhati-hatilah jangan terkecoh…



Penulis asal Inggris Karen Armstrong mengakui bahwa Islamofobia sudah mengurat akar di kalangan masyarakat Barat. Menurutnya sikap Islamofobia di Barat merupakan dampak dari prasangka buruk terhadap Islam yang sudah dipupuk sejak beratus-ratus tahun lamanya, sejak masa Perang Salib.
Armstrong mengungkapkan hal tersebut dalam acara "Internasional Conference on Islamophobia" di Istanbul pada akhir pekan kemarin. Dalam
konferensi yang dihadiri oleh sekitar 100 cendikiawan, akademisi dan perwakilan LSM dari seluruh dunia itu, dibahas tentang berbagai persoalan yang dihadapi umat Islam saat ini dan upaya mencari solusi atas persoalan tersebut, terutama yang terkait dengan makin meluasnya sentimen anti-Islam atau Islamofobia dan kesalahan pandangan tentang Islam di kalangan masyarakat Barat.
Armstrong mengatakan, prasangka buruk terhadap Islam yang sudah terpupuk sejak masa Perang Salib itu, makin menguat ketika terjadi serangan 11 September 2001 di AS. Masyarakat Barat makin meyakini bahwa "Islam adalah agama pedang."
Menurut Armstrong, akar dari Islamofobia modern seperti yang terjadi sekarang ini lebih bersifat politis dan dipicu oleh kelompok-kelompok ekstrimis maupun teroris yang mengatasnamakan Muslim. Namun menurut Amstrong, kelompok-kelompok itu sebenarnya sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam maupun kalangan sekular ekstrim di Barat.
Para cendikiawan yang hadir dalam konferensi itu sepakat dengan pernyataan Amstrong bahwa akar Islamofobia sudah mengurat akar jauh sebelum peristiwa Black September. Mereka juga berpendapat bahwa media massa dan kalangan intelektual di Barat memainkan peranan besar dalam penyebaran Islamofobia.
Dalam konferensi itu disebutkan pula bahwa Islamofobia bisa berbentuk serangan secara fisik atau verbal yang langsung diarahkan pada umat Islam, atau secara tidak langsung seperti imej negatif yang kerap dimunculkan oleh media massa. Islamofobia modern makin memburuk akibat adanya kebijakan yang anti-Islam, publikasi dan aktivitas anti-Islam, terutama di daratan Eropa dan AS.
Sekretaris Jenderal Union NGO's of the Islamic World (UNIW), Necmi Sadıkoğlu, mengatakan, Islamofobia bukan hanya menyebabkan munculnya diskriminasi terhadap umat Islam tapi juga akan menjadi ancaman bagi perdamaian dunia. "Konferensi ini diharapkan bisa meningkatkan sensitivitas media massa domestik maupun asing dan bisa menghasilkan solusi untuk mengatasi fenomena Islamofobia ini, " ujarnya.
Agenda Tersembunyi Di balik Islamofobia
Dalam konferensi tersebut terjadi perdebatan seputar kemungkinan adanya agenda tersembunyi negara-negara Barat yang sengaja menghembuskan isu-isu anti-Islam.
Direktur Eksekutif Kashmiri American Council (KAC) Ghulam-Nabi Fai meyakini ada agenda tersembunyi di balik makin meluasnya sikap Islamofobia. Sementara itu, para cendekiawan menuding AS sengaja menciptakan sikap anti-Islam untuk melegitimasi kebijakan-kebijakan luar negerinya.
Louay M. Safi, Direktur Eksekutif ISNA Leadership Development Center menekankan bahwa Islamofobia merupakan senjata strategis yang digunakan untuk memarginalkan warga Muslim di AS.
"Kalangan neokonservatif di AS meyakini bahwa makin bertambah banyaknya jumlah Muslim di AS merupakan ancaman di masa depan, " ujar Safi.
Para peserta Konferensi menawarkan berbagai solusi untuk menghadapi Islamofobia. Antara lain saran untuk melakukan analisa secara mendalam terkait masalah Islamofobia dan membangun jembatan antara pihak yang mengedepankan perdamaian dengan pihak yang menyebarkan kebencian, termasuk dengan kalangan agama monoteis.
Akademisi Muslim yang kini tinggal di Swiss, Tariq Ramadhan menekankan bahwa warga Muslim juga harus bisa melepaskan dirinya dari "mentalitas sebagai orang yang menjadi korban" dan mampu menerima berbagai kritik. Ia mengingatkan umat Islam bahwa yang terpenting dalam menyebarkan Islam adalah, bahwa Islam adalah agama yang damai.
Sementara Karen Armstrong mengatakan, suka tidak suka, Islamofobia sudah mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara Barat. "Dan kita harus menciptakan sebuah masyarakat di mana setiap orang hidup berdampingan dengan damai dan harus belajar saling menghormati, " tandas Amstrong.

Data sementara mengenai luasnya alam semesta, adalah sebagai berikut :

- BUMI merupakan planet ke-3 dari susunan planet yang mengelilingi BINTANG yang bernama MATAHARI
- Matahari adalah 1 dari sekitar 200 milyar bintang yang bergerak berputar bersama mengelilingi inti galaksi Milkyway/ Bima sakti. Jumlah galaksi-besar (large galaxi) ada 350 Milyar, dan galaksi kecil (dwarf galaxies) ada 7 trilliun buah
- Galaksi Bimasakti bagian dari kumpulan galaksi lain membentuk gugusan galaksi, diprediksi ada 25 Milyar gugusan
- Gugusan galaksi berkumpul membentuk super cluster, diprediksi ada 10 Juta super cluster

Bintang-bintang (serupa matahari, yang memiliki sumber cahaya sendiri, dengan ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari matahari ) pada seluruh langit dan dibumi yang terlihat, diprediksi sekitar 30 milyar trilliun (3×10²²) buah.

Keluasan alam semesta diprediksi berdiameter 14.5 Milyar tahun cahaya, dimana 1 tahun cahaya (ly : light year) = 9.46 x 10^12 km (sedikit di bawah 10 trilyun kilometer).


Adakah makhluk diluar sana?
Syaikh Muhammad al-Ghazali di dalam bukunya, berpendapat bahwa bumi yang kita diami ini tidaklah lebih dari sebutir debu di alam semesta yang amat besar.
Alam ini bagi al-Ghazali sudah penuh sesak dengan makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah yang merujuk pada wujud-Nya dan bersaksi tentang kebesaran-Nya.
Kitab suci al-Qur’an memang tidak bercerita secara jelas (didalam ayat-ayat Muhkamatnya) kepada kita, mengenai keberadaan makhluk hidup diluar manusia, berikut planet dimana mereka tinggal.
Tetapi hal ini tidak berarti bahwa secara simbolik (melalui ayat-ayat Mutasyabihatnya) al-Qur’an juga menolak keabsahan teori-teori keberadaan mereka (penghuni langit), sebab sebaliknya justru al-Qur’an menggambarkan kekuasaanNYA di semua alam semesta yang melingkupi seluruh makhluk hidup yang ada dan tersebar disemua penjuru galaksi.

Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi ; dan Dabbah yang Dia sebarkan pada keduanya. dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya. (QS. Asy-Syura (42) ayat 29).
Dan Allah telah menciptakan Dabbah dari almaa’; diantara mereka ada yang berjalan diatas perutnya dan ada juga yang berjalan dengan dua kaki dan sebagiannya lagi berjalan atas empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki, karena sesungguhnya Allah berkuasa atas tiap-tiap sesuatu.. (QS. An-Nur (24) ayat 45)

Melalui surah asy-syura ayat 29 diatas kita memperoleh gambaran dari al-Qur’an bahwa Allah telah menyebarkan dabbah disemua langit dan bumi yang telah diciptakan-Nya.
Pengertian dari istilah Dabbah ini sendiri bisa kita lihat pada surah an-Nur (24) ayat 45, yaitu makhluk hidup yang memiliki cara berjalan berbeda-beda, ada yang merayap seperti hewan melata ada yang berjalan dengan dua kaki sebagaimana halnya dengan manusia, dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki seperti kuda, anjing, kucing dan seterusnya.
Sehingga merujuk istilah Dabbah yang ada dilangit dengan makhluk berjenis Jin atau Malaikat saja, serta mengabaikan kemungkinan adanya makhluk jenis lain berarti bertentangan dengan maksud Kitab Suci itu sendiri.
Keberadaan planet-planet yang berfungsi sebagai tempat hidup dan berkehidupan makhluk berjiwa seperti bumi misalnya secara eksplisit bisa juga kita peroleh didalam ayat al-Qur’an :

Allah menciptakan tujuh langit dan seperti itu juga bumi; berlaku hukum-hukum Allah didalamnya, agar kamu ketahui bahwa Allah sangat berkuasa terhadap segala sesuatu; dan Allah sungguh meliputi segalanya dengan pengetahuan-Nya. (QS. Ath-Thalaq (65) ayat 12)

Jika kata langit dan bumi disebut dengan bilangan tujuh yang berarti banyak (lebih dari satu), maka tentu yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemajemukan gugusan galaksi yang terdiri dari jutaan bintang dan planet-planet yang ada sebagaimana yang kita ketahui dari ilmu astronomi modern. Oleh karenanya secara tidak langsung al-Qur’an menyatakan kepada kita bahwa Bumi yang kita diami ini bukanlah satu-satunya bumi yang ada di jagad raya.

Apa yang ada dilangit dan dibumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan. (QS. Ar-Rahman (55) ayat 29)

Cerdas dan berakalkah makhluk luar angkasa (Alien) itu ?
Pertanyaan ini spekulasi, karena kita tidak atau belum pernah bertemu dengan satupun mahluk berakal angkasa luar. Jadi, karena tidak pernah bertemu, maka kemungkinan jawabannya bisa tidak bisa ada.
Lalu bagaimana peran manusia di alam semesta ini?. Apakah Al Qur’an menjelaskan atau setidaknya menerangkan keberadaan mahluk berakal, selain yang ada di bumi yang kita tinggali ini?.

Berdasarkan Teori Kemungkinan. Ada sejumlah bintang yang sangat-sangat banyak di luar galaksi kita. Yang bisa dideteksi saja mencapai 70 ribu juta-juta. Jadi, kemungkinan 0,000.000.01% (sepermilyar persen) saja asumsi ini dibangun, masih akan ditemukan sekian-sekian kemungkinan adanya mahluk berakal selain kita. (Statistik cenderung akan mengatakan kemungkinan itu ada. Jadi, bisa diambil kesimpulan kemungkinan itu ada.)

Berdasarkan logika saja.
Alam ini begitu luasnya, sangat jauh lebih luas dari perkiraan-perkiraan manusia.

Awalnya manusia berpikir bahwa, bumi itu datar. Peradaban berkembang, manusia menduga bahwa bumi adalah pusat alam semesta. Kemudian, kini manusia paham bahwa manusia tinggal di bumi yang ada di satu galaksi saja di antara jutaan galaksi di alam semesta.
Kemudian manusia mengerti bahwa kita ternyata tinggal hanya di salah satu sisi galaksi di tepi alam semesta yang terus meluas dengan kecepatan tinggi di mana jarak satu titik dengan titik galaksi lainnya saling menjauh seperti titik-titik permukaan balon yang ditiup mengembang.

Kalaupun ada mahluk berakal di tempat lain di sisi alam semesta lainnya, jaraknya semakin jauh. Untuk bisa menembusnya, diperlukan pengetahuan dan teknologi yang harus sangat maju.
Ilmuwan berpikir bahwa ada cara untuk menembusnya, baik melalui stargate, teleportasi, lubang cacing (worm hole), dan lain sebagainya. Paling tidak film-film fiksi sains memvisualisasikan kemungkinan ini.
Kecerdasan Makhluk di luar bumi
Setidaknya ada 2 pandangan :
(Pandangan I)
Fahmi Basya (Dosen UIN Jakarta) yang terkenal dengan pelatihan spiritual dan matematika Al Qur’annya menjelaskan (dan tampaknya beliau percaya) bahwa mahluk di luar bumi itu ada. Soal cerdas atau tidak, tampaknya beliau percaya juga, bahwa mahluk luar bumi itu memiliki kecerdasan. Ayat yang mendukungnya adalah QS. At Thaalaq (65) ayat 12, yang berbunyi :

* Allah Yang menciptakan tujuh langit dan sebagian bumi seperti mereka, Dia turunkan perintah antara keduanya, agar kamu ketahui bahwa Allah atas tiap sesuatu Berkuasa, dan sesungguhnya Allah sungguh meliputi karakter tiap sesuatu dengan Ilmu (Versi Fahmi Basya)
* Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (Versi Depag)
* Allah is He Who created seven heavens, and of the earth the like of them; the decree continues to descend among them, that you may know that Allah has power over all things and that Allah indeed encompasses all things in (His) knowledge. (http://etext.virginia.edu/)
* GOD created seven universes and the same number of earths. The commands flow among them. This is to let you know that GOD is Omnipotent, and that GOD is fully aware of all things. (http://www.submission.org/suras/sura65.html)

(Pandangan II)
Sebaliknya yang meyakini makhluk itu ada tetapi tidak berakal atau lebih rendah tingkatan dari manusia adalah berdasarkan ayat berikut:

Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, sebagai rahmat dari padaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (QS. Al Jaatsiyah (45) ayat 13)

Dengan ayat ini cukup jelas bahwa manusia adalah makhluk yang berkuasa atas segala sesuatu di langit dan di bumi secara merata. Ini dapat diartikan bahwa, kita adalah satu-satunya makhluk yang berakal di bumi maupun di langit.
WaLlahu a’lamu bishshawab

sumber


Popular Posts