05 March 2012



Sebagai orang awam,pastilah kita bertanya-tanya mengapa negara-negara asia tengah tepatnya pecahan dari Uni Soviet beragama Islam. Padahal kebanyakan dari mereka mayoritas bermata sipit yaitu berperawakan etnis China, tepatnya mongolia. Negara-negara tersebut antara lain mencakup wilayah-wilayah Azerbaijan-Iran, Kazakhstan (wilayah sebelah timur Sungai Ural), Kirgizia, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan,Bagian Utara Afganistan.wilayah Turkic/Muslim selatan Rusia (Siberia selatan), Mongolia, Tiongkok bagian barat (Xinjiang , Afganistan, dan sebagian wilayah utara Pakistan.

Ekspansi Mongol adalah sebuah ekspansi besar bangsa Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan untuk menaklukan wilayah Eurasia pada awal abad ke-13. Dengan membawa pasukan berkuda dalam jumlah besar dan amat terlatih, Genghis Khan berhasil menebar teror di seantari Eurasia selama 1 dasawarsa.

Genghis Khan berhasil menguasai Tiongkok, mengalahkan Rusia, menghancurkan kekaisaran Persia, mencaplok Polandia dan Hongaria, serta meluluh-lantahkan Baghdad sebagai pusat kekhalifahan Islam pada masa itu. Cara dan tujuan Ekspansi Genghis Khan berbeda dengan kaisar-kaisar sebeumnya. Ia menghancurkan apa saja di depan mata, tanpa pandang bulu. Ia menyerang bukan untuk memerintah, melainkan untuk menjarah, memerkosa, dan menculik gadis-gadis untuk mereka bawa ke negerinya, hal inilah yang membuatnya di takuti di
Ratusan ribu orang Islam syahid di bawah panah dan pedang pasukan berkuda Mongol ketika mereka menyerbu ke arah barat. Prajurit berkuda Mongol melindas Khurasan, lalu Baghdad, Damaskus dan bahkan ke wilayah Eropa. Bangsa paling biadab di Eropa pun kalah digempur pasukan biadab dari Mongol.
Hulagu Khan (1256-1349M), putera Pangeran Tuli, dan cucu Jenghis Khan memimpin penyerbuan kearah Barat serta menumbangkan Daulat Abbassiah (750-1256M). Baghdad dikuasai. Perpustakaan Negara dibongkar. Jutaan buku dibakar dan sebagian lagi dilempar ke sungai Euphrat dan Tigris. Warna air kedua sungai itu berubah menjadi hitam.
Pusat pemerintahan Islam berada dalam suasana kiamat. Pusat pengembangan ilmu pengetahuan dunia hancur luluh. Seakan dunia science gelap gulita dan pengembangan ilmu pun terhenti.
umat muslim mongol di negara Kazakhstan

Di tiap wilayah yang dikuasai, pasukan Mongol melakukan pembantaian terhadap manusia. Bala tentara Mongol tidak ingin punya tawanan yang akan menjadi beban dalam perjalanan pulang ke Mongol. Pembunuhan massal menjadi kewajiban bagi tiap prajurit, termasuk membunuh wanita dan anak-anak
Khilafah Islam seakan hancur lebur di tangan orang-orang Mongol. Kehancuran itu justru terjadi pada penghujung kekhalifahan di Baghdad. Pada penghujung pemerintahan muncul beragam penyakit yang melemahkan negara. Pasukan Mongol pun datang bagai badai dan menumbangkan dinasti Abbasiah.
Kemudian, keadaan menjadi terbalik. Pasukan Mongol yang tadinya membantai ummat Islam, dalam perjalanan kembali ke Mongolia memeluk agama Islam. Bahkan mereka mendirikan dinasti Islam di India. Prajurit prajurit Mongol pun tampil menjadi pejuang-pejuang Islam yang perkasa.
Dalam Bab IV pada jilid III dari buku History of the Mongols, karya To San, berbahasa Tionghoa, dijumpai satu bagian yang berceritera sebagai berikut: Ahnan Da adalah seorang pangeran Mongol yang diasuh oleh orang Islam. Setelah dewasa dia memeluk agama Islam. Kemudian ia ditunjuk oleh Khubulai Khan menjadi gubernur untuk wilayah An-Si.
Selama menjadi gubernur An-Si dia giat menyebarkan agama Islam di wilayahnya. Dia juga mengembangkan agama Islam di wilayah Tang-Wu (sekarang masuk provinsi Ning Hsia), beserta daerah sekitarnya. Gubernur Ahnan Da menguasai sekitar 1,5 juta prajurit dan semuanya memeluk agama Islam.

Professor Pai Sho Yi dala karyanya Outline of Islamic History in China, berbahasa Tionghoa, mengatakan perkembangan agama Islam yang begitu pesat terjadi pada masa pemerintahan dinasti Yuan (Mongol). ?Orang Islam ditemukan dimanapun di pelosok tanah Tiongkok, di bawah pemerintahan dinasti Yuan.
Pada awalnya hanya ditemukan orang Islam turunan Arab, Hui dan Han. Pada mulanya memang tidak ada orang Mongol yang masuk Islam. Lalu pada masa dinasti Yuan orang-orang Mongol banyak yang memeluk agama Islam.
Turunan Muslim Mongol banyak dijumpai, dewasa ini, dalam wilayah Mongolia Dalam. Tamerlane, keturunan Hulagu, juga memeluk agama Islam dan mendirikan dinasti Mongol di India. Baber, keturunan Jenghis Khan, masuk Islam, dan membangun imperium Moghul di anak benua India. Ini merupakan sebuah imperium Islam terbesar sampai pertengahan abad ke-19.
Walaupun arus masuk Islam begitu deras di daratan Cina, tidak bearti semua itu berjalan mulus-mulus saja. Banyak ditemukan tantangan terhadap keberadaan ummat Islam di Cina. Tantangan muncul karena agama Islam menolak pemujaan terhadap berhala dan dewa-dewa.
Para penyembah berhala, juga mereka yang menghiasi candi-candi dan gereja dengan patung-patung tidak pernah memiliki rasa bersahabat dengan ummat Islam. Beberapa perbedaan dalam kehidupan juga membuat hubungan antara orang Mongol (non Islam) dan Islam menjadi tidak bersahabat. Misalnya, orang Mongol menyembelih sapi dan domba dengan membelah perut hewan itu sedangkan orang Islam menyebelih dengan menyayat leher hewan itu.





Islam selama pemerintahan dinasti Yuan cukup baik. Imigran Islam dari Timur Tengah bertambah besar jumlahnya. Hubungan antara muslim pendatang itu dengan warga muslim pribumi cukup baik. Bahkan Al Quran memberi tuntunan bahwa setiap warga mukmin adalah bersaudara. Setiap warga Islam adalah bersaudara.
Tidak heran kalau mereka mendirikan masjid dimana-mana. Mereka melaksanaan shalat berjamah di berbagai masjid. Mereka juga bahu membahu mengembang agama Islam dan ilmu pengetahuan. Daratan Cina makin menikmati kemajuan ilmu pengetahuan mereka.
Pemerintahan dinasti Yuan tidak membawa perubahan yang nyata, kecuali mereka belajar bagaimana mengelola pemerintahan secara baik atas wilayah yang sangat luas itu. Mereka juga mempelajari ilmu pengetahuan yang sudah ada di tangan bangsa Han dan Hui-Hui (Islam). Para pendatang dari Timur Tengah juga membawa serta ilmu pengetahuan mereka ke Cina.
Di Cina berkembang teknik cetak-mencetak. Berkembang pula cara membuat kertas berkualitas tinggi, pembuatan mesiu serta bom dan granat. Juga berkembang lebih pesat teknik tenun sutera dan katun. Pada saat bangsa Eropa masih belum berbusana, orang Cina sudah berpakaian dengan sopan dan santun.
Tekstil ini pula yang diekspor ke Timur Tengah. Sehingga pada saat ummat Islam sudah menutup aurat, bangsa Romawi (kecuali keluarga kaisar dan bangsawan) masih belum mampu membeli kain. Pada saat orang Cina dan Arab sudah minum melalui cangkir keramik, orang Romawi masih minum dengan tempat minum dari tembaga dan batu.
Cina pun sudah mahir melakukan pelayaran di laut lepas. Kapal-kapal mereka sudah melayari lautan antar benua, sementara kapal-kapal orang Eropa masih melayari Laut Tengah. Bangsa Viking pun, yang konon gagah perkasa di Laut Utara, tidak berani berlayar lebih jauh.
Mughal Empire.

Mereka hanya berani berlayar dari Islandia, ke Norwegia, Inggris, Nederland dan Prancis. Sejarah tidak mencatat bahwa ada kapal kapal Viking yang berlayar sampai ke wilayah Mesir dan Kanaan. Mereka memang terkenal sebagai bajak laut di Laut Utara.
Masa pemerintahan dinasti Yuan tidaklah panjang, bahkan tak sampai seabad. Sejarah mencatat bangsa Mongol, lewat dinasti Yuan, hanya memerintah Cina selama 89 tahun saja. Kendati agama Islam berkembang dengan pesat tapi penderitaan rakyat sagat pedih atas kekasaran dan kekejaman bangsa Mongol. Pejuang-pejuang Islam bersama rakyat berusaha untuk menggulingkan dinasti Mongol ini.
Pada akhirnya kaum revolusioner Muslim bangkit bersama rakyat menentang dinasti Mongol. Pada pemberontakan ini berperanlah para ahli persenjataan Hui-hui (Islam). Mereka memperkenalkan mortir dan granat dalam menghadapi pasukan Mongol.
Dinasti Yuan tumbang setelah memerintah dari tahun 1279-1368M). Setelah Yuan tumbang berdirilah dinasti Ming yang dalam kenyataannya adalah satu daulah Islamiyah (Kilafah Ming). Kilafah ini memerintah dari tahun 1368 hingga 1644M. Ming memerintah dari ibukota Nanking, kemudian memindahkannya ke Peking.


Bagi penyuka sejarah, nama Napoleon Bonaparte dari Perancis mungkin sudah tak asing lagi. Nah, tahukah Anda bahwa ada isu menarik yang konon menyebutkan bahwa musuh bebuyutan Inggris ini adalah Muslim. Tapi ingat, isu ini bukannya tanpa kontroversi.
Isu Napoleon menjadi Muslim ini diungkap dalam harian resmi Prancis, Le Moniteur Universel (terbit dalam kurun 1789-1868). Disebutkan bahwa Napoleon resmi menjadi Muslim pada 1798. Kutipan berita inilah yang kemudian dimuat dalam buku Satanic Voices - Ancient and Modernkarya David Musa Pidcock tepatnya pada halaman 61.

Buku Pidcock ini terbit pada 1992, demikian tulisan yang dikutip media.isnet.org. Pidcock juga menuliskan bahwa Napoleon memilih nama Ali sebagai nama barunya, sehingga menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Rupanya Napoleon sempat terinspirasi oleh orang kepercayaannya, Jenderal Jacques Menou, yang kemudian menjadi Jenderal Abdullah-Jacques Menou. Sang jenderal kemudian menikahi seorang wanita Mesir, Siti Zoubeida –yang diyakini memiliki garis keturunan dari Nabi Muhammad saw.

Napoleon disebut-sebut mengakui superioritas hukum Islam, bahkan berniat menerapkannya di kekaisarannya di Prancis. Prinsip-prinsip syariah itu sempat dimasukkan ke dalam Civil Code Napoleon atau hukum yang ditulis oleh Napoleon. Code Napoleon ini kemudian menjadi menginspirasi konstitusi Prancis dan konstitusi negara-negara taklukan Napoleon di Eropa.
Tunggu dulu…ternyata penerapan prinsip syariah dalam hukum Prancis ini ada contohnya di dunia kontemporer. Berita yang ditulis media.isnet.org ini menyebutkan, salah satunya adalah ketika terjadi kecelakaan fatal 1997 yang menewaskan Putri Diana dari Inggris dan teman dekatnya, Dodi al-Fayed. Para fotografer yang memotret insiden tersebut juga ikut dikenai dakwaan hukum dengan bersumber pada jurisprudensi Prancis.
Dakwaan itu menyebutkan, para fotografer ikut bersalah “karena tidak menolong saat berada di lokasi kejadian”. Nah, menurut Pidcock, prinsip ini konon berasal dari hukum syariah hasil ijtihad dari Imam Malik. Lebih jauh lagi, hubungan Napoleon dengan Islam diungkap juga dalam Bonaparte and Islam atau versi Prancisnya, Bonaparte et Islam, tulisan Christian Cherfils. Wallahu a’lam bissawab…


Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500 tahun telah membuat heboh. Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.
Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa

yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.

Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad:
Bab 39 Barnabas: ”Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita… Tiada Tuhan Selain Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya”.
Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan Tuhan. ”…Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?”
Bab 41 Barnabas: “Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga ‘Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah…”
Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ”Oh, Muhammad Tuhan bersamamu…”
Bab 97: Yesus menjawab, “Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: ‘Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk… Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..”
Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ”Tetapi Muhammad akan datang… Rasul Allah yang suci,” kata Nabi Isa. Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas dikutip dari barnabas.net

sumber


Popular Posts