27 February 2012


Freemasonry secara bahasa terdiri dari dua kata, Free dan Mason. Free artinya merdeka dan mason artinya tukang bangunan. Dengan demikian Freemasonry secara etimologis berarti “tukang-tukang bangunan yang merdeka”.

Secara hakikat, Freemasonry atau Al-Masuniyyah (dalam bahasa Arab) adalah sebuah organisasi Yahudi Internasional bawah tanah yang tidak ada hubungannya dengan tukang-tukang bangunan yang terdapat pada abad pertengahan.

Freemasonry di atas juga tidak ada hubungannya dengan kegiatan pembangunan kapal atau katedral besar seperti yang banyak diduga oleh sebagian orang. Tetapi maksud Freemasonry di sini adalah tidak terikat dengan ikatan pihak manapun kecuali sesama freemason.

Freemasonry berasal dari gerakan rahasia yang dibuat oleh sembilan orang Yahudi di Palestina pada tahun 37 M, yang dimaksudkan sebagai usaha untuk melawan pemeluk Masehi, dengan cara pem­bunuhan terhadap orang per-orang.

Menurut buku "Kabut-kabut Freemasonry", salah seorang yang disebut sebagai pendirinya adalah Herodes Agrida I (meninggal 44 M). Ia dibantu oleh dua orang Yahudi, Heram Abioud dan Moab Leomi. Freemasonry selanjutnya menempatkan dirinya sebagai musuh terhadap agama Masehi maupun Islam.

Pada tahun 1717 M gerakan rahasia ini melangsungkan seminar di London di bawah pimpinan Anderson. Ia secara formal menjabat sebagai kepala gereja Protestan, namun pada hakikatnya adalah seorang Yahudi. Dalam seminar inilah gerakan rahasia tersebut memakai nama Freemasonry sebagai nama barunya. Sebagai pendirinya adalah Adam Wishaupt, seorang tokoh Yahudi dari London, yang kemudian mendapatkan dukungan dari Albert Pike, seorang jenderal Amerika (1809-1891).

Organisasi ini sulit dilacak karena struktur­nya sangat rahasia, teratur, dan rapi. Tujuan gerakan Freemasonry secara umum adalah:

Menghapus semua agama.
Menghapus sistem keluarga.
Mengkucarkacirkan sistem politik dunia.
Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia dan merusak kehidupan politik, ekonomi, dan sosial negara-negara non-Yahudi atau Goyim (sebutan dari bangsa lain di luar Yahudi).

Tujuan akhir dari gerakan Freemason adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjid Al-Aqsha, di kota Al-Quds (Yerussalem), mengibarkan bendera Israel, serta mendirikan pemerintahan Zionis Internasional, seperti yang diterapkan dalam Protokol para cendekiawan Zionis.

Buku Protokol ini berisikan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh para hakkom, catatan pembicaraan yang dilakukan di dalam setiap rapat mereka, serta berisikan 24 bagian (ayat) yang mencakup rencana politik, ekonomi, dan keuangan, dengan tujuan menghancurkan setiap bangsa dan pemerintahan non-Yahudi, serta menyiapkan jalan penguasaan bagi orang-orang Yahudi terhadap dunia Internasional.

Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan Goyim, tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris), melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme)

FREEMASON GLOBAL
Freemansory terbagi ke dalam tiga tingkatan:
(1) Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis;
(2) Fremansory Majelis Menengah; dan
(3) Fremansory Majelis Tinggi.

Dalam penerimaan keanggotaan, Freemasonry tidak mempersoal­kan agama calon anggota. Bahkan calon anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam Freemasonry diadakan model kenaikan pangkat hingg level ke-33 bagi orang-orang Goyim. Orang-orang yang berhasil dijaring kemudian diberikan tugas untuk menyebarkan paham Freemasonry dan bekerja untuk mereali­sasikan tujuannya.

Orang-orang tertarik kepada Freemasonry karena mereka menganggap bahwa organi­sasi ini bergerak di bidang kemanusiaan. Di balik itu mereka menanamkan doktirn “Pengembangan Agama” atau “Polotisme”, yang mengatakan semua agama itu sama, baik, dan benar. Lebih jauh Freemasonry dengan secara halus membawa anggotanya memahami Atheisme.

Peranan Freemasonry dalam Meruntuhkan Khilafah Turki Utsmani
Dalam usaha menguasai Palestina, selain strategi langsung menemui Sultan Abdul Hamid II, penguasa terakhir Daulah Turki Utsmani yang paling terkemuka. Kaum Yahudi-Zionis juga melancarkan strategi tidak langsung melalui gerakan Freemansory. Gerakan ini memiliki hubungan yang sangat kuat dengan organisasi “Ittihat ve Terrakki” (Al-Ittihad wa At-Tarraqqi; Persatuan dan Kemajuan) yang berkembang sangat pesat di Salonika, Yunani.

Anggota-anggota Komite Persatuan dan Kemajuan, yang dikenal sebagai kelompok Turki Muda (Young Turks), diketahui sangat dekat dengan militer dan banyak anggota-anggotanya yang merupakan orang Yahudi (Jews) dan Cryto Jews Salonika. Untuk menjalankan roda organisasi, mereka mendapatkan dukungan finansial dari orang-orang Dunama, yaitu sekelompok Yahudi yang masuk Islam, namun secara diam-diam tetap mempertahankan keyahudiannya.

Komite Persatuan dan Kemajuan sesuai dengan program utamanya yang dipublikasi­kan, berusaha kuat menekan Sultan Abdul Hamid II untuk memberlakukan kembali Konstitusi 1879 yang dirancang oleh Midhat Pasha seorang Dunama anggota Freemasonry. Usaha ini berhasil sehingga Sultan Abdul Hamid II memberlakukan kembali perlembagaan 1879 dan membentuk kembali parlemen yang sudah dibubarkan.

Pemberlakuan kembali perlembagaan 1879 telah menyulut kerusuhan yang terjadi pada tanggal 13 April 1909 yang menunjukkan penolakan masyarakat yang mayoritas Muslim terhadap kekuasaan Komite Persatuan dan Kemajuan sekaligus wujud kebencian terhadap Freemasonry, terutama dari kalangan ulama. Para ulama menilai bahwa perlembagaan 1879 dapat membawa Khilafah Utsmaniyah ke arah sekularisme dan pemberangusan terhadap syariat Islam.

Untuk “memulihkan ketertiban”, para pejabat militer Macedonia mengirimkan pasukan Harekat Ordusu dari Salonika.

Akan tetapi pasukan yang dipimpin oleh Dunama-Freemason bernama Ramzy Bey ini malah berbalik menyerang kedudukan Sultan dan menghancurkan barikade-barikade pertahanan para penentang konstitusi. Akibat peristiwa ini kemudian dipecatnya Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Khalifah oleh parlemen.

Terhadap peristiwa pemecatan ini, Sultan Abdul Hamid II menuding kelompok Yahudi sebagai pihak yang bertanggung jawab. Hal ini terungkap dalam surat Sultan Abdul Hamid II kepada salah seorang gurunya, Syekh Mahmud Abu Syamad, yang berbunyi:
“...Saya meninggalkan kekhalifahan bukan karena suatu sebab tertentu, melainkan karena tipu daya dengan berbagai ancaman dari tokoh-tokoh Organisasi Persatuan yang dikenal dengan sebutan Cun Turk (Jeune Turk), sehingga terpaksa saya meninggalkan kekhalifahan itu. Sebelum­nya, organisasi ini telah mendesak saya berulang-ulang agar menyetujui dibentuknya sebuah negeri nasional bagi bangsa Yahudi di Palestin. Saya tetap tidak menyetujui permohonan berulang-ulang yang memalukan ini. Akhirnya mereka menjanji­kan uang sebesar 150 juta poun­sterling emas. Saya tetap dengan tegas meno­lak tawaran itu. Saya menjawab dengan kata-kata,

~ Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku hidup mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian ~

Setelah mendengar dan mengetahui sikap dari jawaban saya itu, mereka dengan ke­kuatan rahsia yang dimiliki memaksa saya menanggalkan kekhalifahan, dan mengan­cam akan mengasingkan saya di Salonika. Maka terpaksa saya menerima keputusan itu daripada menyetujui permintaan mereka.

Saya banyak bersyukur kepada Allah, ka­rena saya menolak untuk mencoreng Daulah Utsmaniyah, dan dunia Islam pada umum­nya dengan noda abadi yang diakibatkan oleh berdirinya negeri Yahudi di tanah Palestina. Biarlah semua berlalu. Saya tidak bosan-bosan mengulang rasa syukur kepada Allah Ta’ala, yang telah menyelamatkan kita dari aib besar itu. Saya rasa cukup di sini apa yang perlu saya sampaikan dan sudilah anda dan segenap ikhwan menerima

salam hormat saya. Guruku Yang Mulia, mungkin sudah terlalu banyak yang saya sampaikan. Harapan saya, Anda beserta jamaah yang Anda bina bisa memaklumi semua itu.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

22 September 1909

ttd
Pelayan Kaum Muslimin,

Abdul Hamid bin Abdul Majid
(Carr, 1991:21)
Penurunan Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya sebagai Sultan-Khalifah menandai berkuasanya Komite Persatuan dan Kemajuan secara langsung dalam pemerintahan Uthmaniah. Untuk melempangkan kekuasaan­nya, maka kemudian Komite Persatuan dan Kemajuan mengambil garis tegas untuk menjalankan ide Turanisme (Nasionalisme Turki) di berbagai bidang.

Sementara itu, pada tanggal 21 November terjadi perjanjian antara Inggris dan Turki untuk membahas penyelesaian masalah Turki. Dalam kesempatan tersebut Inggris mengaju­kan syarat-syarat agar pasukannya dapat ditarik dari wilayah Turki, yang dikenal dengan “Perjanjian Luzon”, yaitu:

Turki harus menghapuskan Khilafah Islamiyah serta mengusir khalifahnya dan menyita semua harta kekayaannya.
Turki harus berjanji untuk menghalangi setiap gerakan yang membela kekhalifahan.
Turki harus memutuskan hubungannya dengan dunia Islam.
Turki harus menerapkan hukum sipil sebagai pengganti hukum Daulah Utsmaniyah yang bersumberkan Islam.

Persyaratan tersebut diterima oleh Musthafa Kamal dan perjanjian ditandatangani pada tanggal 24 Juli 1923. Dan akhirnya, setelah melalui perdebatan alot dan tekanan pada tanggal 3 Maret 1924, Majlis Raya Nasional menghapus jabatan Khalifah, dan khalifah waktu itu, Sultan Abdul Majid II diusir ke luar negeri.

Penghapusan khilafah ini kemudian diikuti dengan pemberangusan segala unsur Islam dalam masyarakat. Dari mulai penutupan dan pengalihfungsian masjid-masjid, pelarangan penggunaan bahasa Arab, tulisan Arab dan pakaian Muslim, hingga penghapusan Mah­kamah Syariah dan perubahan penanggalan ke kalender Masehi. Dengan demikian berakhirlah Khilafah Turki Utsmani yang telah dipertahankan selama sekitar 640 tahun.

Prestasi Musthafa Kamal Attaturk, agen Freemasonry dalam menghapuskan Khilfah Turki Utmani tersebut sangat dibanggakan oleh Freemasonry, hingga disebutkan dalam Ensiklopedi Freemasonry:

“Revolusi Turki (yang dimulai) pada tahun 1918 yang diprakarsai oleh saudara yang mulia Mustafa Kamal Attaturk sangat me­ngun­tungkan rakyat, melenyapkan ke­kuasaan Sultan, memberantas Khilafah, menghi­langkan Mahkamah

Syariat, menyingkirkan perananan agama Islam, dan menghapuskan kementerian Wakaf (Agama). Bukankah semua ini meru­pakan pembaruan yang dike­hen­daki Freemasonry dalam setiap bangsa yang sedang bangkit? Siapakah di antara tokoh Freemasonry yang dapat menandingi Attaturk, baik dulu maupun sekarang?” (Al-Kailani, 1992: 190).

Wallahu a’lam.
sumber



Prof Yosihide Kozai : Saya sangat terkesan dengan penemuan fakta astronomi sebagaimana tertulis dalam Al Quran.bagi kami,para astronom hanya baru memahami sebagian kecil saja dari alam semesta ini,kami telah memusatkan semua perhatian kami hanya pada sebagian kecil itu saja.karena dengan menggunakan Teleskop,kami baru bisa melihat
sebagian kecil dari langit tanpa bisa memahami keseluruhan alam semesta.dan dengan membaca Quran dan dengan menjawab pertanyaan tersebut,menurut saya,saya dapat menemukan cara di masa depan bagaimana menyelidiki alam semesta.


DR.TVN.Persaud :Muhammad hanya orang biasa,dia tidak dapat membaca,atau menulis,dia seorang yang buta huruf,dan kita berbicara mengenai seseorang yang hidup 1200 atau 1300 tahun yang lalu namun dapat mengeluarkan satu pernyataan tegas mengenai ilmu pengetahuan alam,yang secara ajaib,ternyata sesuai dengan ilmu pengetahuan.saya pikir ini tidak mungkin bisa disebut kebetulan.terlalu banyak keakuratan (yang terdapat didalamnya).jadi,tidak sulit bagi saya menerima bahwa ini adalah semacam ilham yang diterimanya yang membuatnya mampu menyampaikan pernyataan itu.



Prof.William W.Hey : Menarik sekali bahwa informasi ini telah terdapat dalam kitab kuno seperti Al Quran ini,dan saya tidak tahu darimana hal tersebut berasal.tapi menurut saya yang sangat menarik adalah bahwa memang hal tersebut ada dalam Al Quran.dan tugas berikutnya (harus) terus dilakukan untuk mengungkapkan makna dari beberapa ayat lain.ini pasti ilham dari Yang Maha kuasa.

ringkasan:Al Quran tidak hanya menyebutkan tentang perkembangan bentuk eksternal,tetapi juga menjelaskan mengenai tahap internal.tahapan didalam embrio,mengenai penciptaan dan perkembangannya,menjelaskan hal hal yang besar yang diketahui sekarang oleh ilmu pengetahuan.


*Prof.Marshall johnson: Sebagai ilmuwan,saya hanya berurusan dengan sesuatu yang secara spesifik dapat saya lihat.saya bisa memahami tentang embriologi,tahap perkembangan makhluk hidup,saya dapat memahami tentang kata kata yang diterjemahkan kepada saya yang berasal dari Al Quran.sebagaimana saya telah berikan contoh sebelumnya,seandainya saya dapat kembali ke masa itu (zaman Nabi Muhammad),dengan pengetahuan yang saya miliki sekarang,dan saya harus menjelaskan semua itu ,saya tetap tidak dapat menjelaskannya.saya tidak melihat ada bukti yang kuat yang bisa digunakan untuk menyangkal konsep bahwa Muhammad telah mendapatkan informasi ini dari suatu tempat.

Jadi saya melihat bahwa sebuah campur tangan ketuhanan telah menjelaskan hal hal besar yang kemudian diungkap oleh ilmu pengetahuan saat ini.mengingat bahwa dia (Muhammad saw) adalah seorang yang buta huruf.

Dalam beberapa ayat Al Quran,tercantum penggambaran yang jelas mengenai perkembangan manusia,sejak masa tercampurnya Gamet melalui proses organogenesis.

Tidak ada catatan yang lengkap dan jelas tentang perkembangan manusia,seperti klasifikasi,istilah dan penggambarannya,yang ada sebelum ini.secara keseluruhannya,penggambaran ini mendahului beberapa abad dalam hal penggambaran mengenai berbagai tahap embrio manusia dan perkembangan janin yang terdapat dalam literatur ilmiah yang ada.


Prof.Keith L.Moore : Adalah suatu kebahagiaan bagi saya untuk membantu mengklarifikasi pernyataan Quran tentang tahap perkembangan manusia.jelas bagi saya bahwa pernyataan Al Quran ini telah diterima Muhammad dari Tuhan atau Allah.karena semua hal ini tidak terungkapkan hingga berabad abad kemudian.hal ini membuktikan kepada saya bahwa Muhammad pasti seorang Rasul atau Utusan Tuhan atau Allah.


Prof.Joe Simpson: Oleh karena itu,menurut saya,bukan hanya tidak adanya konflik dalam ilmu genetik dengan agama,tapi sebenarnya,agama dapat membimbing sains dengan memasukkan unsur Wahyu dalam pendekatan ilmu pengetahuan sekarang ini.ada pernyataan dalam Quran yang beberapa abad kemudian terbukti benar.yang mana hal tersebut memperkuat fakta bahwa pengetahuan dalam Al Quran berasal dari Tuhan.


Prof Alfred Kroener :dengan mempertimbangkan pertanyaan itu dan dengan mempertimbangkan bahwa Muhammad adalah seorang beddouin (suku baduy padang pasir) menurut saya adalah tidak mungkin bahwa dia mengetahui asal mula alam semesta.karena para ilmuwan hanya beberapa tahun ini saja mengetahui hal ini dengan semua peralatan canggih dan metode yang rumit.dalam hal ini.seseorang yang tidak memiliki pengetahuan mengenai Fisika Nuklir 1400 tahun yang lalu.tidak mungkin,hanya dengan kemampuan pikirannya,menyatakan bahwa langit dan bumi memiliki asal mula yang sama.atau berbagai jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang kita diskusikan disini.


Prof Tejataj Tejasen dari Thailand bahkan dalam pertemuan itu menyatakan masuk Islam dan mengucapkan dua kalimah syahadat,setelah mempelajari ayat ayat Al Quran dan bagaimana ayat ayat itu berkesesuaian dengan sains.)
Dari study yang saya lakukan dan apa yang saya telah ketahui dari konferensi ini adalah,saya percaya bahwa semua yang dituliskan dalam Al Quran 1400 tahun yang lalu adalah sebuah kebenaran.Nabi ini,Muhammad tidak dapat membaca dan menulis.Muhammad pastilah seorang Rasul Tuhan .apa yang diterimanya pastilah berasal dari Sang Maha Pencipta yang Maha Tahu.oleh karena itu,menurut saya,ini adalah saat yang tepat buat saya untuk mengatakan La Illaha Illallah.Tidak ada Tuhan selain Allah.Muhammad Rasullullah,Muhammad adalah Rasul Allah.Hal yang paling berharga yang saya dapatkan dari menghadiri pertemuan ini adalah,La Illaha Ilallah, dan saya menjadi seorang Muslim.
sumber




Salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah diperjalankannya beliau oleh Allah SWT melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Banyak yang coba mengungkapkan peristiwa tersebut secara ilmiah, salah satunya melalui Teori Fisika paling mutahir, yang dikemukakan oleh Dr. Stephen Hawking.

TEORI LUBANG CACING

Raksasa di dunia ilmu fisika yang pertama adalah Isaac Newton (1642-1727) dengan bukunya : Philosophia Naturalis Principia Mathematica, menerangkan tentang konsep Gaya dalam Hukum
Gravitasi dan Hukum Gerak.

Kemudian dilanjutkan oleh Albert Einstein (1879-1955) dengan Teori Relativitasnya yang terbagi atas Relativitas Khusus (1905) dan Relativitas Umum (1907).

Dan yang terakhir adalah Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis.

Dr. Stephen Hawking dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama sekali karena teori-teorinya mengenai tiori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan tulisan-tulisan topnya di mana ia membicarakan teori-teori dan kosmologinya secara umum.

Tulisan-tulisannya ini termasuk novel ilmiah ringan A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut, suatu periode terpanjang dalam sejarah.

Berdasarkan teori Roger Penrose :
“Bintang yang telah kehabisan bahan bakarnya akan runtuh akibat gravitasinya sendiri dan menjadi sebuah titik kecil dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, sehingga menjadi sebuah singularitas di pusat lubang hitam (black hole).“Dengan cara membalik prosesnya, maka diperoleh teori berikut :

Lebih dari 15 milyar tahun yang lalu, penciptaan alam semesta dimulai dari sebuah singularitas dengan rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga, meledak dan mengembang. Peristiwa ini disebut Dentuman Besar (Big Bang), dan sampai sekarang alam semesta ini masih terus mengembang hingga mencapai radius maksimum sebelum akhirnya mengalami Keruntuhan Besar (kiamat) menuju singularitas yang kacau dan tak teratur.

Dalam kondisi singularitas awal jagat raya, Teori Relativitas, karena rapatan dan kelengkungan ruang waktu yang tak terhingga akan menghasilkan besaran yang tidak dapat diramalkan.

Menurut Hawking bila kita tidak bisa menggunakan teori relativitas pada awal penciptaan “jagat raya”, padahal tahap-tahap pengembangan jagat raya dimulai dari situ, maka teori relativitas itu juga tidak bisa dipakai pada semua tahapnya.

Di sini kita harus menggunakan mekanika kuantum. Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum.

Pada kondisi waktu nyata (waktu manusia) waktu hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun lagi dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu atau masa depan.

Menurut Hawking, pada kondisi waktu maya (waktu Tuhan) melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun dalam riwayat bumi, bisa pergi ke masa lalu dan ke masa depan.
Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.

Jadi dalam pandangan Hawking takdir itu tidak bisa diubah, sudah jadi sejak diciptakannya.

Dalam bahasa ilmu kalam :
“Tinta takdir yang jumlahnya lebih banyak daripada seluruh air yang ada di tujuh samudera di bumi telah habis dituliskan di Lauhul Mahfudz pada awal penciptaan, tidak tersisa lagi (tinta) untuk menuliskan perubahannya barang setetes.”Menurut Dr. H.M. Nasim Fauzi, sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan waktu nyatanya tidak bisa menjangkau masa depan (dan masa silam).

Tetapi bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing” bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebangkitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad SAW, sewaktu menjalani Isra’ dan Mi’raj.

Sebagaimana firman Allah :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal . . .
(QS. An Najm / 53:13-15)Nampaknya dalam mengungkap Perjalanan Isra, Teori Hawking dengan “Lubang Cacing”-nya, sama logisnya dengan Teori Menerobos Garis Tengah Jagat Raya namun meskipun begitu, teori Hawking, tidak semuanya bisa kita terima dengan mentah-mentah.

Seandainya benar, Rasulullah diperjalankan Allah melalui “lubang cacing” semesta, seperti yang diutarakan oleh Dr. H.M. Nasim Fauzi, harus diingat bahwa perjalanan tersebut adalah perjalanan lintas alam, yakni menuju ke tempat yang kelak dipersiapkan bagi umat manusia, di masa mendatang (surga).

Rasulullah dari masa ketika itu (saat pergi), berangkat menuju surga, dan pada akhirnya kembali ke masa ketika itu (saat pulang).

Dan dengan mengambil teladan peristiwa Isra, kita bisa ambil kesimpulan :
1. Manusia dengan kekuasaan Allah, dapat melakukan perjalanan lintas alam, untuk kemudian kembali kepada waktu normal.

2. Manusia yang melakukan perjalanan ke masa depan, namun masih pada ruang dimensi alam yang sama, tidak akan kembali kepada masa silam (mungkin sebagaimana terjadi pada Para Pemuda Kahfi).

3. Manusia sekarang, ada kemungkinan dikunjungi makhluk masa silam, tetapi mustahil bisa dikunjungi oleh makhluk masa depan. Hal ini semakin mempertegas, semua kejadian di masa depan, hanya dipengaruhi oleh kejadian di masa sebelumnya.WaLLahu a’lamu bisshawab…

dari berbagai sumber

Popular Posts