Ada enam perkara yang di lindungi dalam hukum Islam yaitu dien, nafs, maal, 'irdlun, nasab dan 'aqlun, dari enam perkara tersebut, dua diantaranya berkaitan dengan interaksi laki-laki dan perempuan yaitu 'irdlun(kehormatan)dan nasab(keturunan), artinya Islam begitu perhatian terhadap hubungan laki-laki dan perempuan,baik sebelum maupun sesudah pernikahan.
Islam mengharamkan perzinaan dan segala hal yang bisa menjurus terjadinya zina, sebagaimana pula Islam mewajibkan agar laki-laki muslim dan wanita muslimah untuk menjaga kehormatan mereka hingga mereka memasuki pernikahan dalam keadaan bersih dari perbuatan rofas, dan begitu mereka telah memiliki pasangan hidup yang sah wajiblah mereka untuk hanya berhubungan dengan pasangannya tersebut.
Karena itu, menjaga virginitas (keperawanan) dan juga (kejejakaan) bagi remaja muslim baik laki-laki maupun perempuan adalah suatu keharusan, karena itu seorang gadis muslimah yang lebih baik adalah yang lebih bisa menjaga diri dari godaan syahwat terhadap lawan jenisnya, begitu juga halnya dengan seorang perjaka muslim.
Selama berabad-abad semenjak dibangun oleh Rosullullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, masyarakat muslim telah menerapkan etika pergaulan laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan nilai-nilai syar'i, yang menjamin mereka menjadi masyarakat yang bersih dan terjaga kehormatan dan nasab mereka, mereka tidak mengenal budaya pacaran, mereka tidak mengenal budaya malam mingguan, tidak tersedia bagi mereka taman-taman kota dan tempat-tempat rekreasi apalagi tempat-tempat hiburan malam yang menfasilitasi remaja putra-putri untuk berkenalan dan kemudian berkencan, bahkan kaum muslimin juga tidak pernah mendidik putra-putri mereka bercampur dalam satu ruang kelas yang sama, pernahkah pembaca mendapati masyarakat muslim yang seperti itu menghadapi masalah dengan remaja mereka? pernahkah didapati angka perceraian di masyarakat tersebut sangat tinggi hanya karena mereka tidak mengenal budaya pacaran?
Menjaga virginitas dalam makna yang sempit yaitu menjaga kegadisan dan kejejakaan atau dengan kata lain tidak melakukan hubungan seksual pra-nikah, adalah sesuatu yang jelas ditekan kan oleh Islam, namun selayaknya kita ketahui bahwa menjaga virginitas dalam pandangan Islam bukan semata-mata faktor fisik saja, persoalan virginitas tak sekedar persoalan selaput dara, namun lebih dari itu ia juga berkaitan dengan pergaulan dan budaya pergaulan terhadap lawan jenis, karena pe-ra-wan tidaklah sekedar pra-one (baca:sebelum yang satu itu). wallahu 'alam bis showab.
Penulis : ust. Nukman Arif, Pengasuh PonPes Al-Ikhlash lamongan
24Bagikan
Muslimah
Nasehat
Ramadhan Mengantarkan Kepada Kemenangan
Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan
Ketika Nyalanya Mulai Redup
Menjaga Lisan Dan Selalu Bersyukur
Jadilah Pengantin Baru Seumur Hidup
Karunia Bertopeng Petaka
Sifat Rendah Hati
Keutamaan-Keutamaan Dalam Bersedekah
Tujuan Akhir Dalam Hidup Yang Abadi
sumber
25 June 2012
3:47:00 AM
PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
MOTIVASI
No comments
Ada enam perkara yang di lindungi dalam hukum Islam yaitu dien, nafs, maal, 'irdlun, nasab dan 'aqlun, dari enam perkara tersebut, dua diantaranya berkaitan dengan interaksi laki-laki dan perempuan yaitu 'irdlun(kehormatan)dan nasab(keturunan), artinya Islam begitu perhatian terhadap hubungan laki-laki dan perempuan,baik sebelum maupun sesudah pernikahan.
Islam mengharamkan perzinaan dan segala hal yang bisa menjurus terjadinya zina, sebagaimana pula Islam mewajibkan agar laki-laki muslim dan wanita muslimah untuk menjaga kehormatan mereka hingga mereka memasuki pernikahan dalam keadaan bersih dari perbuatan rofas, dan begitu mereka telah memiliki pasangan hidup yang sah wajiblah mereka untuk hanya berhubungan dengan pasangannya tersebut.
Karena itu, menjaga virginitas (keperawanan) dan juga (kejejakaan) bagi remaja muslim baik laki-laki maupun perempuan adalah suatu keharusan, karena itu seorang gadis muslimah yang lebih baik adalah yang lebih bisa menjaga diri dari godaan syahwat terhadap lawan jenisnya, begitu juga halnya dengan seorang perjaka muslim.
Selama berabad-abad semenjak dibangun oleh Rosullullah -sholallahu 'alaihi wasallam-, masyarakat muslim telah menerapkan etika pergaulan laki-laki dan perempuan yang sesuai dengan nilai-nilai syar'i, yang menjamin mereka menjadi masyarakat yang bersih dan terjaga kehormatan dan nasab mereka, mereka tidak mengenal budaya pacaran, mereka tidak mengenal budaya malam mingguan, tidak tersedia bagi mereka taman-taman kota dan tempat-tempat rekreasi apalagi tempat-tempat hiburan malam yang menfasilitasi remaja putra-putri untuk berkenalan dan kemudian berkencan, bahkan kaum muslimin juga tidak pernah mendidik putra-putri mereka bercampur dalam satu ruang kelas yang sama, pernahkah pembaca mendapati masyarakat muslim yang seperti itu menghadapi masalah dengan remaja mereka? pernahkah didapati angka perceraian di masyarakat tersebut sangat tinggi hanya karena mereka tidak mengenal budaya pacaran?
Menjaga virginitas dalam makna yang sempit yaitu menjaga kegadisan dan kejejakaan atau dengan kata lain tidak melakukan hubungan seksual pra-nikah, adalah sesuatu yang jelas ditekan kan oleh Islam, namun selayaknya kita ketahui bahwa menjaga virginitas dalam pandangan Islam bukan semata-mata faktor fisik saja, persoalan virginitas tak sekedar persoalan selaput dara, namun lebih dari itu ia juga berkaitan dengan pergaulan dan budaya pergaulan terhadap lawan jenis, karena pe-ra-wan tidaklah sekedar pra-one (baca:sebelum yang satu itu). wallahu 'alam bis showab.
Penulis : ust. Nukman Arif, Pengasuh PonPes Al-Ikhlash lamongan
24Bagikan
Muslimah
Nasehat
Ramadhan Mengantarkan Kepada Kemenangan
Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan
Ketika Nyalanya Mulai Redup
Menjaga Lisan Dan Selalu Bersyukur
Jadilah Pengantin Baru Seumur Hidup
Karunia Bertopeng Petaka
Sifat Rendah Hati
Keutamaan-Keutamaan Dalam Bersedekah
Tujuan Akhir Dalam Hidup Yang Abadi
sumber
24 June 2012
9:15:00 PM
PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
ISLAM DAN SAINS
No comments
9:12:00 PM
PERBANYAKLAH ILMU DI WAKTU MUDAMU
ISLAM DAN SAINS
No comments
Matahari adalah unit terbesar dari sistem tata surya kita. Matahari sangatlah panas dan mengandung gas yang selalu terbakar.
Di permukaannya selalu terjadi ledakan bagaikan jutaan bom atom yang dijatuhkan tiap waktu. Ledakan ini menghasilkan lidah api raksasa yang ukurannya 40 atau 50 kali lebih besar dari bumi kita.
Matahari seperti bola api raksasa yang memberikan panas dan cahaya yang sangat besar dari permukaannya. Ruang angkasa, bagaimanapun, gelap gulita. Bumi kita adalah salah satu bagian yang indah dari kegelapan mutlak itu.
Dan, tidak ada unit lain selain matahari di tata surya kita yang mampu menyinari dan menghangatkan bumi kita. Apabila bukan dari matahari, maka akan terjadi malam selama-lamanya, dan setiap daerah akan terselimuti es. Kehidupan dengan begitu akan mustahil, dan kita pun tidak akan ada.
Panas yang diberikan matahari akan sangat tinggi selama musim panas. Namun, matahari jaraknya jutaan kilometer dari bumi, dan hanya 0,2 persen dari panasnya yang benar-benar mencapai bumi. Sejak suhu di bumi bisa sangat tinggi, meskipun matahari letaknya begitu jauh, bagaimana dengan suhu matahari itu sendiri?
Temperatur di permukaan matahari adalah 6.000 derajat Celcius, dan 12 juta derajat Celsius di dalamnya.
Allah telah menciptakan jarak yang sempurna antara bumi dan matahari. Apabila jarak matahari lebih dekat dengan kita, maka semua yang ada di bumi akan menguap dan terbakar. Begitu juga, apabila jaraknya lebih jauh dari saat ini, maka semua daerah akan tertutupi es. Dengan begitu, tentu saja, kehidupan akan mustahil.
Daerah kutub, daerah yang mendapatkan panas paling sedikit dari matahari, secara permanen diselimuti oleh es, sedangkan daerah ekuator, yang mendapatkan lebih banyak panas, selalu panas.
Namun, perbedaan suhu antara kutub dan ekuator ini yang menyebabkan terciptanya iklim moderat di bumi secara keseluruhan, dan iklim inilah yang menyokong terwujudnya kehidupan. Hal tersebut adalah salah satu tanda dari tidak terhitungnya bukti cinta Allah kepada manusia.
Bila matahari lebih besar atau lebih kecil, lebih jauh ataupun lebih dekat dengan bumi, maka sangat tidak mungkin terjadi kehidupan di planet kita.
Bagaimanapun juga, Allah menciptakan matahari, bumi dan sistem tata surya dengan sedemikian teraturnya agar kita dapat hidup dengan nyaman. Di ayat lain dalam Alquran tertera bagaimana matahari dan bulan selalu bergerak sesuai perintah Allah :
“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu, dan bintang-bintang dikendalikan dengan perintahNya. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mengerti.” (Q.S.An-Nahl (16):12)
Subscribe to:
Comments (Atom)


