12 May 2012

 
 
 
 
Setiap orang yang dilahirkan pastilah memiliki bakat, kepintaran ataupun kemampuan yang relatif berbeda satu dengan yang lainnya. Namun terkadang mereka sulit untuk menemukan hal tersebut dalam dirinyasehingga tidak dapat meraih prestasi yang maksimal. Bahkan terkadang seseorang mencoba membanding bandingkan kemampuan yang dimilikinya dengan orang lain hingga membuat mereka merasa rendah diri. Padahal sering kali seseorang tidak bisa sukses bukan karena tidak memiliki bakat, kepintaran ataupun kemampuan tetapi karena mereka tidak memiliki rasa percaya diri dan mental yang baik. Jika kita melihat para juara dunia sejati, baik itu di bidang bisnis, ilmu pengetahuan, politik kenegaraan, pendidikan, atau bahkan seorang religius sekalipun, semuanya punya kepercayaan diri yang kuat. Kalau mereka gagal, mereka segera bangkit lagi. Mereka berani menentukan target, berani mulai melangkah dan berani berjuang mewujudkan keberhasilan. Mereka terus bertahan dan terus melangkah walaupun keberhasilan kelihatan jauh dari pandangan mata.
Salah satu cerita tokoh yang luar biasa adalah Kolonel Sanders. Pada waktu ia menawarkan resep rahasia ayam gorengnya kepada orang lain. Dibutuhkan lebih dari 1.000 kali penolakan sebelum dia berhasil menjual waralaba KFC pertamanya. Padahal usianya waktu itu terbilang sudah lanjut tetapi berkat usaha dan kerja kerasnya akhirnya ia berhasil untuk mewujudkan cita citanya.
Atau cerita tentang penemuan bola lampu pijar oleh Thomas A. Edison. Sebelum berhasil menemukan bola lampu, ia mengalami sembilan ratus sembilan puluh sembilan kegagalan dan baru pada percobaannya yang ke seribu ia berhasil menciptakan bola lampu pertamanya. Dan ketika ditanya dalam sebuah wawancara oleh Napoleon Hill,Mr Edison apa yang anda rasakan ketika mengalami 999 kegagalan?. Mr Edison menjawab," maaf saya tidak pernah gagal, saya sudah menemukan 999 cara yang tidak boleh dilakukan untuk menciptakan sebuah bola lampu". Sebuah kata luar biasa yang hanya bisa diucapkan oleh seseorang yang memiliki kepercayaan dan keyakinan diri yang tinggi terhadap apa yang ia kerjakan.
Dari cerita di atas memberikan inspirasi dan semangat kepada kita bahwa keyakinan atas pencapaian tujuan dan semangat pantang menyerah akan menjadi kunci penentu dalam keberhasilan hidup. Karena kita tak pernah tahu, kapan datangnyakesuksesan. Mungkin kelihatan jauh, walaupun sudah begitu dekat. Keberanian untuk terus mencoba merupakan faktor kunci yang membedakan antara seorang yang gagal dengan orang yang berhasil meraih impiannya.
Coba sejenak anda pikirkan jika di tengah tengah perjuangan, mereka menyerah pada kegagalan dan tak melanjutkan apa yang menjadi cita citanya. Apakah yang akan mereka rasakan pada akhir hayatnya? Penyesalan atau kebahagiankah yang mereka rasakan?. Sekarang marilah kita tanyakan pada diri kita, apakah kita begitu mudah menyerah dan berhenti mencoba dalam usaha meraih impian yang kita inginkan dalam hidup? Jika anda merasa ragu untuk memperjuangkannya, tanyakan kembali pada diri anda, apakah impian anda merupakan sesuatu yang sungguh-sungguh pantas diperjuangkan danmemberikan makna dalam hidup kita? Jika ya, maka pencapaian impian tersebut wajib anda perjuangkan. Jadikan impian itu suatu tanggung jawab, sesuatu yang akan kita sesali bila kita tidak pernah mencapainya. Lalu balut keyakinan tersebut dengan paradigma mencoba sekali lagi. Hambatan apa pun yang akan terjadi, kita selalu yakin dengan impian kita, lalu kita bangkit dan mencoba sekali lagi.
Dengan mengembangkan mental diri yang positif, maka kita akan memiliki kepercayaan diri yang kuat. Akhir kata, teruslah berjuang untuk meraih impian dan tujuan dalam hidup anda. Karena pada hakekatnya tidak ada keberhasilan yang sejati tanpa melalui sebuah proses kegagalan. Ketika kegagalan datang yakinlah bahwa anda sudah berada satu langkah semakin dekat dengan keberhasilan. Jangan biarkan ketakutan akan kegagalan menghilangkan tujuan sejati hidup anda.
 
sumber:andriwongso
 
 
Disiplin adalah syarat mutlak untuk mencapai kehidupan yang Anda impikan. Seperti yang dikatakan oleh Peter Vidmar, pemenang medali emas olimpiade, bahwa untuk menjadi juara, ia hanya harus melakukan dua hal: Berlatih ketika ia ingin berlatih dan berlatih ketika ia tidak ingin berlatih.

Prinsip yang sama berlaku untuk disiplin akan pencapaian tujuan Anda sendiri. Meskipun mungkin Anda tidak ingin melakukan sesuatu, jika Anda tahu sesuatu itu penting dan bagian dari rencana Anda, bagaimanapun juga Anda harus melakukannya. Dengan berjalannya waktu Anda akan mengembangkan sebuah ketrampilan dan kebiasaan untuk mengatasi godaan untuk menjadi malas, menyingkirkannya, dan bertindak.

Ada ungkapan bahwa perbedaan antara menginginkan suatu hasil dan berkomitmen pada suatu hasil adalah ketika Anda hanya menginginkan, Anda melakukan apa yang mudah; ketika Anda berkomitmen, Anda melakukan apapun yang perlu. Apakah Anda menginginkan atau berkomitmen pada pencapaian Anda?

Bila Anda tidak memiliki disiplin Anda tidak akan memiliki apa-apa. Tidak ada rencana yang besar yang dapat terwujud tanpa disiplin. Disiplin adalah latihan yang menghasilkan pola perilaku yang diinginkan, kebiasaan yang diharapkan, dan sikap yang membawa pada kesuksesan dalam kehidupan. Jadi disiplin adalah sesuatu yang Anda butuhkan untuk membawa Anda sampai pada tujuan.

Anda tidak akan menemukan disiplin, Anda harus menciptakannya. Kebiasaan buruk tidak membutuhkan disiplin, tetapi kebiasaan baik yang Anda inginkan selalu membutuhkan disiplin. Disiplin adalah kemampuan untuk melakukan apa yang benar bahkan saat Anda merasa tidak ingin melakukannya. Para pemimpin dan orang-orang yang berhasil luar biasa sepanjang sejarah memahami ini. Filsuf Yunani Plato menegaskan, "Kemenangan pertama dan terbaik adalah menaklukkan diri sendiri."

Oswald Sanders, ia pernah mengatakan bahwa tanpa disiplin diri seseorang tidak akan mencapai potensi maksimal mereka. Pendaki gunung terkenal Sir Edmund Hillary mengamati, "Bukan gunung-gunung yang kita taklukkan, melainkan diri kita sendiri."

Orator Inggris, Henry Parry Liddon, mengamati, "Apa yang kita lakukan dalam suatu kesempatan besar mungkin akan tergantung pada apa yang sudah kita wujudkan dalam diri kita; dan diri kita sebenarnya akan merupakan hasil dari tahun-tahun disiplin diri sebelumnya." Karakter yang kuat dimulai dengan menaklukkan diri sendiri. Kemenangan terbesar ada dalam diri manusia.

Hadapilah kenyataan ini bahwa, semua orang ingin langsing, tetapi hanya sedikit yang serius berdiet. semua orang ingin umur panjang, tetapi tidak banyak yang disiplin berolahraga. Semua orang ingin memiliki kaya, tetapi tidak banyak yang mengelola keuangan dengan baik. Para achiever menaklukkan perasaan mereka dan membentuk kebiasaan melakukan hal-hal yang tidak suka dilakukan oleh para mediocre. Keputusan membantu kita memulai. Disiplin membantu kita menyelesaikan.

Kebanyakan orang mau menghindari kepedihan, padahal disiplin itu seringkali menyakitkan. Tetapi perlu kita sadari bahwa sesungguhnya ada dua jenis kepedihan dalam soal tingkah laku sehari-hari. Ada kepedihan disiplin diri dan ada kepedihan penyesalan. Banyak orang menghindari kepedihan disiplin diri karena itu mudah dilakukan. Yang mungkin tidak mereka sadari adalah bahwa kepedihan disiplin diri itu hanya sementara sifatnya, sementara imbalannya langgeng.
 
 
Saya pernah menemukan sebuah kisah di internet mengenai seorang achiever, Mungkin Anda belum pernah mengenal namanya, namun dia telah dijuluki sebagai The World’s Greatest Goal Achiever, dia bernama John Goddard, seorang penjelajah dan juga seorang petualang sejati.
Kenapa John dikatakan The World’s Greatest Goal Achiever, karena di usianya yang masih tergolong muda, usia 15 tahun dia sudah membuat 127 sasaran yang begitu menantang untuk dicapai. Diantaranya adalah menjelajahi delapan sungai besar di dunia, mendaki 16 gunung tertinggi, mengunjungi 2 kutub, utara dan selatan, belajar menerbangkan pesawat dan juga mengelilingi bumi, serta sasaran-sasaran menantang lainnya.
Suatu ketika ada yang bertanya pada Goddard, kenapa ia membuat begitu banyak sasaran-sasaran yang menantang, ia menjawab, "Ada 2 alasan, pertama, saya muak dengan orang-orang yang menyarankan apa yang harus saya perbuat dan tidak boleh saya perbuat di dalam hidup ini, kedua, saya tidak ingin menyesal ketika berusia lima puluh tahun nanti saya belum mencapai apa-apa", dan ketika Goddard berumur 50 tahun, ia telah sukses merampungkan lebih dari seratus sasaran yang dituliskannya itu.
Dalam hidup ini, kita juga harus belajar seperti Goddard untuk SELALU MENANTANG diri kita sendiri, ketika satu target sudah kita raih, kita harus membuat target yang lebih tinggi lagi. Jika Anda BISA berprestasi LUAR BIASA, jangan puas dengan prestasi yang biasa-biasa saja.
 

Popular Posts