Bersyukur ibarat rantai yang menarik satu nikmat dengan nikmat yang lainnya. Jika diibaratkan nikmat-nikmat yang Allah berikan itu seperti roda, maka rantai-rantai syukur ini adalah rantai penghubung satu roda dengan roda lainnya.
Jika kita memutuskan rantai syukur, otomatis roda-roda yang dihubungkan dengan rantai tersebut akan terlepas dengan sendirinya. Tanpa syukur kita tidak akan dapat merasakan nikmat yang Allah berikan di dalam hati. Dengan syukur, kita akan selalu mampu ‘merasakan’ kelezatan nikmat yang diberikan-Nya.
Ingat,
“Jika engkau bersyukur, maka akan Kutambahkan nikmat-Ku…”
Misalnya begini : Saya mendapatkan sebuah pekerjaan yang gajinya tidak lebih dari satu juta rupiah. Maka apa yang akan saya rasakan dalam hati saat menerima gaji tersebut? Bersyukur, atau ‘memprotes’ bahwa seharusnya saya layak menerima gaji lebih dari itu?
Ada perbedaan antara rasa syukur dan ‘menuntu hak’, tentu saja. Misalkan secara adil kita memang layak mendapatkan lebih dari jumlah yang kita terima. Secara benar, kita harus memperjuangkan hak kita. Dengan cara-cara yang ma’ruf dan memang dapat dibenarkan.
Selain itu, agar tidak terjerumus ke dalam ‘keluhan’, kita tetap harus mensyukuri apa yang ada di tangan. Ingatlah, sumber kebahagiaan datangnya dari dalam hati. Ingat juga, jika kita selalu bersyukur dalam situasi apapun, maka Allah SWT akan selalu menambahkan nikmat-Nya.
Dengan rasa syukur memenuhi hati, maka kita akan terhindar dari keterpurukan, putus asa dan perasaan negatif lainnya dalam hati kita.
Dengan bersyukur, kita akan selalu mampu menerima keadaan diri, tanpa kehilangan kreatifitas untuk selalu berusaha lebih baik lagi. Bersyukur adalah kunci sejati untuk dapat merasakan bahagia.
Bersyukur diumpakan sebagai suatu energi positif yang dengan sadar kita pancarkan dari dalam jiwa dan raga kita. Seperti halnya sesuatu yang positif, maka ia akan menarik hal-hal positif lainnya yang ada di sekitarnya. Maka tak heran jika seorang hamba yang pandai bersyukur akan terlihat selalu bahagia. Ingat, syukur itu akan menarik nikmat-nikmat lainnya. Seperti janji Allah SWT :
”…jika engkau bersyukur, maka akan Aku tambahkan nikmat-Ku…”
Sebaliknya, jika kita mengeluh terus menerus, atau kufur nikmat, maka penderitaanlah yang akan kita rasakan terus menerus juga. Jangan heran, karena keluhan serupa dengan energi negatif, yang akan menarik hal-hal negatif juga dari sekelilingnya, sadar atau tidak.
“…jika engkau kufur, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Banyak orang yang mengalami stress karena tidak sanggup merasakan keberadaan rasa syukur akan nikmat dalam hatinya. Rasa stress yang berlebihan itu timbul karena kita terlalu fokus pada keinginan-keinginan yang belum terkabulkan, pada kekurangan-kekurangan dan keterbatasan kita saja. Tanpa ada kemampuan untuk dapat mensyukuri yang kita miliki (hakekatnya, semua milik Allah SWT).
Banyak sekali manfaat/faedah dari rasa syukur ini, diantaranya :
1. hati akan menjadi lebih ‘luas’ (tidak sempit)
2. hati menjadi mampu merasakan ‘nikmat-nikmat’
3. mata selalu tertutju kepada hal-hal positif atau yang indah-indah, sehingga dunia menjadi lebih indah
4. otot-otot dalam tubuh menjadi rileks, tidak tegang karena stress memikirkan hal-hal negative. Sebagai kelanjutannya, berpengaruh banyak pada kesehatan jasmani dan rohani
5. terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya yang kebanyakan disebabkan oleh pikiran : stress, depresi, darah tinggi, sakit kepala, maag, dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan seperti ini :
Rasa syukur –> menenangkan hati (karena otomatis ingat kepada Allah SWT) –> mempengaruhi kesehatan secara positif, memberikan rasa bahagia dan membuka peluang-peluang hidup lebih jauh.
Kesehatan
Dari hati yang tenang, pikiran tenang, otomatis organ-organ tubuh menjadi rileks. Tekanan darah lancar, jantung berdetak dengan normal, otak tidak dipaksa untuk berfikir dengan berlebihan sehingga menyehatkan secara keseluruhan.
Banyak sekali penyakit berbahaya yang dapat dihindari dengan bermula dari rasa syukur :
- stress
- penyakit jantung
- depresi
- darah tinggi
- sakit kepala
- maag
- kesuburan
- dan lain-lain
jadi, kalau ingin sehat, mulailah dengan langkah baru : Bersyukur.
Pergaulan
Ada banyak pengaruh positif yang berawal dari rasa penuh syukur di dalam diri seseorang. Contoh sederhana saja, seorang yang pandai mengeluh akan selalu merasa dirinya penuh dengan kekurangan, sehingga tidak ada rasa puas dan bahagia atas apa yang dimilikinya. Berbeda sekali dengan seorang yang pandai bersyukur, maka ia akan merasa bahagia saja dengan apapun yang ia miliki.
Berikut beberapa uraian tentang bagaimana rasa syukur mempengaruhi secara positif terhadap pergaulan sosial hidup seseorang :
– kita menjadi lebih percaya diri, karena kita selalu melihat sisi baik dari segala hal yang menimpa diri kita.
- Dengan ‘sinar muka’ yang berkilauan, ramah, penuh senyum dan senantiasa ‘welcome’ dari lubuk hati yang paling dalam terhadap sekelilingnya (karena inilah dampak dari rasa syukur yang akan muncul di wajah seseorang), maka orang-orang akan senang berada dekat dengan kita. Manusia memang cenderung menyukai hal yang ‘indah-indah’, termasuk aura wajah yang menyenangkan. Jadi tidak aneh kalau ornag yang selalu bersyukur dalam hidupnya akan memiliki banyak teman.
- Selanjutnya, dari pengaruh positif penampilan luarnya terhadap orang-orang di sekelilingnya, maka ia akan membuka berbagai kesempatan untuk karier, jodoh, dan sebagainya.
Kesempatan
Seperti telah diuraikan sebelumnya, rasa syukur yang tertanam kuat di dalam hati akan mempengaruhi pola pikir dan tindakan kita. Selain memperbaiki kesehatan tubuh, juga membuat orang-orang mau berteman dengan kita. Karena aura positif yang kita pancarkan dari rasa syukur dalam hati tersebut.
Keuntungan selanjutnya, hal ini akan membuka kesempatan-kesempatan baru untuk hidup kita. Misalnya memiliki banyak ‘link’ untuk karier, atau mudah bertemu dengan calon pendamping karena kita orang yang ‘terbuka’ dan menyenangkan bagi orang lain. Atau kesempatan-kesempatan lain seperti kesempatan hidup lebih lama di bumi ini (karena terhindar dari penyakit-penyakit berbahaya seperti yang disebutkan diatas), sehingga kita akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berbagi dan beramal shaleh.