04 May 2012


Yang namanya sekolah pasti ada kelas, guru dan muridnya. Nah, kalau sekolah dalam perut di mana kelasnya? Siapa gurunya? Dan yang paling penting adalah siapa yang akan menjadi muridnya?

Sekolah yang satu ini berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya. Sekolah yang satu ini mengambil setting lokasi kelas di dalam perut alias di dalam kandungan. Lalu ibu, ayah, dan anggota keluarga lainnyalah yang berperan menjadi guru, dan janin yang ada di dalam kandungan lah yang akan menjadi muridnya. Sekolah dalam perut adalah sekolah yang paling murah dan paling praktis, tidak perlu membutuhkan biaya banyak seperti sekolah-sekolah biasa. Sekolah dalam perut ini bertujuan untuk mendidik anak sejak dalam kandungan. Ini adalah cara mencerdaskan anak paling mudah dan murah tanpa harus menunggu anak duduk di bangku sekolah sesungguhnya.

Mungkin timbul pertanyaan dalam benak kita semua, akankah seorang janin dalam kandungan bisa diajak belajar? Ya, berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Barat dalam bidang perkembangan pra-lahir, ternyata menunjukkan bahwa selama berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Pada saat kandungan telah berusia 20 minggu atau sekitar 5 bulan, kemampuan janin untuk merasakan stimulus telah berkembang dengan cukup baik. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya proses pendidikan dan pembelajaran terhadap janin pun dapat dimulai.

Menurut F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer, dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, beberapa kebiasaan baik yang dibentuk secara konsisten oleh ibu-ibu hamil pada dirinya dan bayinya selama masa kehamilan dapat mengurangi berbagai kesulitan yang mungkin timbul ketika sang anak sudah menghirup udara dunia. Para ibu hamil di Barat biasa memperdengarkan irama musik-musik klasik pada janin yang ada di dalam kandungannya. Sedangkan untuk kita yang beragama Islam, memperdengarkan muratal Al-Qur’an adalah alternatif yang lebih baik. Karena hal tersebut dapat membiasakan janin terbiasa dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan membuat hapalan anak kuat ketika lahir ke dunia kelak. Contohnya seperti Hasan Thabathabai yang selalu diperdengarkan tilawah Al-Qur’an oleh ibunya. Hasilnya Hasan meraih gelar doktor termuda dalam Hifzhul Qur’an di usianya yang belum mencapai 12 tahun. Selain itu, membacakan cerita ataupun kisah-kisah serta relaksasi bagi janin akan memungkinkan ibu-ibu hamil dapat menjalin komunikasi dan membina hubungan yang positif dengan jabang bayi yang ada dalam kandungannya.

Masih dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan, F. Rene van de Carr dan Marc Lehrer menuliskan bahwa The American Association of The Advacement of Science pada tahun 1996 merangkum hasil penelitian beberapa ilmuwan dalam bidang stimulasi pra-lahir atau bayi, antara lain sebagai berikut :

Dokter Craig Ramey dari University of Alabama menegaskan bahwa program-program stimulasi dini dapat meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak tersebut mencapai nilai kecerdasan 15 hingga 30 persen lebih tinggi dibanding lainnya.
Dokter marion Cleves Diamond dari University of California di Berkeley-AS melakukan eksperimen bertahun-tahun dan mendapatkan hasil yang sama berulang-ulang bahwa tikus yang diberi stimulasi tidak hanya mengembangkan pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosialisasi dengan tikus lainnya.
Dokter Hugo Moser dari John Hopkins University meneliti monyet-monyet Rhesus tanpa stimulasi. Hasilnya adalah monyet tersebut mengalami cacat perilaku yang mencolok dan menyedihkan saat mereka dewasa. Monyet-monyet tersebut menjadi kikuk, suka menyiksa diri sendiri dan menarik diri dari kontak sosial dengan monyet lainnya, serta menunjukkan tanda-tanda keterbatasan kecerdasan lainnya.
Penelitian lainnya juga dilakukan oleh The Prenatal Enrichment Unit di Huacchiew General Hospital Bangkok-Thailand yang dipimpin oleh dr. C. Panthuraamphorn. Penelitian dilakukan dengan pemberian stimulasi terhadap janin dalam kandungan. Hasilnya ketika bayi tersebut lahir, mereka mampu menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menolehkan kepala ke arah suara orangtuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa.
Begitu pula dengan riset yang dilakukan oleh Prof. Suzuki dari Jepang yang dimuat dalam harian The Japan Times Weekly Education, bahwa stimulus yang diberikan terhadap janin sangat terkait dengan tingkat intelegensi anak. Jadi, sejak masih dalam kandungan, anak sebenarnya sudah siap merespon stimulasi-stimulasi edukatif yang diberikan kedua orang tuanya, terutama ibunya.

Metode sekolah dalam perut ini memang adalah metode Barat. Namun apa salahnya apabila metode ini juga diaplikasikan dalam Islam dan menggunakan cara-cara yang lebih islami, misalnya dengan memperdengarkan muratal kepada janin. Metode ini telah diterapkan oleh seorang muslimah kelahiran Medan yang berkesempatan menyelesaikan studi sarjananya di negeri Syams, Ustadzah Halimah Sa’diyah Nasution. Beliau memiliki seorang anak yang bernama Ayyasy Ar-Rantisi. Pelajaran yang Ustadzah Halimah berikan kepada Ayyasy Ar-Rantisi adalah elusan di perut dan tilawah Al-Qu’an sesering mungkin, diperdengarkan burdah, dibacakan sirah 25 Nabi dan Rasul, dinyanyikan lagu anak-anak seperti Balonku, Bintang Kecil, Pelang-Pelangi, dan lainnya. Ayyasy ketika masih berada dalam kandungan juga dibacakan hadits-hadits pendek, cerita-cerita sains untuk anak dan di akhir pelajaran selalu ditutup dengan burdah. Satu paket pelajaran ini biasanya dapat beliau selesaikan dalam waktu 10-20 menit sekolah dalam perut tersebut biasa beliau lakukan setiap pagi, sekitar pukul 09.00 dan dimulai sejak Ayyasy berusia 4 bulan di dalam kandungan.

Dan hasil dari pembelajaran Ayyasy dalam kandungan sungguh mengesankan. Ayyasy ketika lahir tidak banyak menangis dan lebih rileks, lebih gesit, matanya lebih waspada, dan memiliki kode khusus untuk memberitahukan bahwa ia meminta diganti popoknya. Bocah ini juga memiliki rentang perhatian yang lebih lama dan lebih fokus pada gambar-gambar yang ditunjukkan padanya. Dan ketika menginjak usia 6 bulan, Ayyasy sudah bisa menyebut “Umi“. Ayyasy juga sudah bisa mengeluarkan suara ‘r’ dengan jelas ketika ia berusia 10 bulan.

Dalam metode sekolah dalam perut ini juga dibutuhkan kurikulum dan aturan-aturan layaknya sekolah biasa. Kurikulum disesuaikan dengan keinginan orang tua, misalkan memperdengarkan muratal Al-Qur’an, dibacakan cerita, dinyanyikan, daiajak berkomunikasi, dan lainnya. Cara berkomunikasi dengan janin yang ada di dalam kandungan dapat dilakukan dengan menggunakan megafon atapun alat khusus yang terdiri dari microphone yang digunakan oleh guru atau ibu dan dilengkapi dengan speaker atau sejenis headphone untuk ditempelkan ke perut ibu supaya dapat didengar oleh janin ketika proses pembelajaran. Alat ini sudah banyak dijual di pasaran. Atau bisa juga menggunakan alat yang lebih murah yaitu, kalender yang digulung seperti terompet tahun baru. Bagian corongnya digunakan oleh ibu untuk bersuara, dan ujungnya ditempelkan ke perut untuk diperdengarkan ke janin.

Aturan sekolah dalam perut ini adalah harus menyediakan waktu khusus untuk proses pembelajaran. Bagi ke dalam 2 sesi setiap harinya, dan satu sesi hanya membutuhkan waktu 5-20 menit. Dianjurkan dilakukan 30-150 menit setelah sang ibu makan. Jangan memaksa bayi belajar dan memperlama proses belajar agar bayi bisa rileks dan mencerna pelajaran dengan baik. Selain itu jangan meng-qadha’ atau mengganti waktu belajar yang tidak terlaksana. Karena ini akan membuat tingkat stress pada janin meningkat. Usahakan untuk mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan muratal, nayid, musik, nyanyian, atau senandung. Dan yang paling utama adalah konsisten selama proses belajar dari awal proses pembelajaran, yang dapat dimulai di akhir trisemester pertama hingga bayi lahir. Perbanyak komunikasi verbal berupa sentuhan ke perut ibu, bukan hanya oleh ibu tetapi ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak sang bayi bisa ikut serta.

Proses pembelajaran dan pemberian stimulasi dalam kandungan ini banyak diterapkan oleh orang-orang Yahudi. Para ibu hamil Yahudi biasanya ketika sedeng hamil, mereka berusaha untuk mengerjakan soal matematika sesulit apapun walaupun si ibu kurang menyukai matematika. Sang ibu juga mengajarkan janin yang ada di dalam kandungan not-not balok yang terbilang rumit. Janin yang ada di dalam kandungan juga sering diperdengarkan musik klasik. Tidak heran apabila banyak orang-orang Yahudi yang jenius dan pandai, hanya saja kejeniusan mereka membuat orang lain sengsara alias jenius tapi keblinger.

Selain asupan yang bergizi selama masa kehamilan, sekolah dalam perut dan kepribadian keseharian si ibu juga dapat membentuk karakter dan kecerdasan anak. Oleh karena itu jangan sungkan-sungkan untuk mencoba metode sekolah dalam perut ini untuk mencetak generasi rabbani yang unggul dan bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Wallahu a’lam bishowab

Penulis: Rahma Ryandini - Kontributor

(zafaran/muslimahzone.com)


03 May 2012


”Dan mintalah pertolongan (kepada) Allah dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhhya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’ , (yaitu) orang-orang yang menyakini, bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepad-Nya” (Qs. al-Baqarah : 45 -46)

Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran :

Pelajaran Pertama :

Bahwa Allah memerintahkan seluruh hamba-Nya untuk selalu bersabar dan menegakkan sholat di dalam menghadapi segala problematika hidup.

Adapun sabar secara bahasa adalah menahan, dikatakan : ”qutila fulanun shobron“ artinya : si fulan terbunuh dalam keadan ditahan. Oleh karenanya, seseorang yang menahan diri terhadap sesuatu dikatakan orang yang sabar.

Pelajaran Kedua :

Sabar dibagi menjadi beberapa macam :

Pertama : Sabar di dalam ketaatan, yaitu menata diri untuk selalu mengerjakan perintah-perintah Allah dan Rosul-Nya. Sabar di dalam ketaatan ini adalah tingkatan sabar yang paling tinggi, kenapa? karena untuk melakukan suatu ketaatan, diperlukan kemauan yang sangat kuat, dan untuk menuju pintu Syurga seseorang harus mampu melewati jalan-jalan yang dipenuhi dengan duri, ranjau dan segala sesuatu yang biasanya dia benci dan tidak dia sukai, sebagaimana sabda Rosulullah Shalallahu a’laihi wasallam

وَحَفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ

”Dan jalan menuju syurga itu dipenuhi dengan sesuatu yang tidak kita senangi” (HR. Muslim)

Sabar dalam ketaatan ini harus melalui tiga fase :

Fase Pertama : Sabar sebelum beramal. Ini meliputi perbaikan niat, yaitu mengikhlaskan amal hanya karena Allah subhanahu wata’ala, dan bertekad untuk mengerjakan ibadat tersebut sesuai dengan aturannya. Dalam hal ini Allah berfirman :

إِلاَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أُوْلَـئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ

”Kecuali orang-orang yang bersabar dan beramal sholeh.” (Qs. Hud :11)

Fase Kedua : Sabar ketika beramal, yaitu dengan selalu mengingat Allah subhanahu wata’ala selama beramal, dan tidak malas untuk mengerjakan seluruh rukun, kewajiban dan sunah dari amal tersebut. Kalau sedang mengerjakan puasa umpamanya, maka dia harus tetap mengingat bahwa dirinya sedang puasa dan Allah selalu melihat seluruh amalannya, maka dia berusaha untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh Allah selama berpuasa dan berusaha untuk mengerjakan amalan sunah dan wajib, seperti membantu fakir miskin, memberikan ifthor kepada yang berpuasa, sholat berjama’ah dan sebagainya.

Fase ketiga : Sabar setelah beramal, yaitu dengan menahan diri untuk tidak mepublikasikan amalnya kepada orang lain, dan menjauhi diri dari riya’ dan hal-hal yang bisa menghapus amal perbuatannya. Dalam bersedekah umpamanya, maka setelah bersedekah, dia harus menahan diri untuk tidak menyebut-nyebut sedekahnya dan harus menahan diri tidak menyakiti perasaan penerima sedekah. Allah subahanahu wata’ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى

”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasan penerima” (Qs. Al Baqarah : 264)

Kedua : Sabar terhadap maksiat, yaitu selalu menahan diri untuk selalu menjauhi apa-apa yang dilarang oleh Allah dan Rosul-Nya. Bentuk sabar ini jauh lebih ringan jika dibandingkan dengan bentuk sabar yang pertama, karena meninggalkan sesuatu yang dilarang jauh lebih ringan daripada mengerjakan sesuatu yang diperintah. Walaupun sebenarnya dalam masalah ini, kadang sifatnya sangat relatif, artinya bagi seseorang mungkin lebih ringan meninggalkan sesuatu yang dilarang daripada mengerjakan sesuatu yang diperintah, sementara bagi orang lain justru yang terjadi adalah sebaliknya, dia merasa lebih ringan mengerjakan sesuatu yang diperintahkan kepadanya daripada meninggalkan sesuatu yang dilarang. Inipun tergantung kepada bentuk larangan dan perintah. Umpamanya kebanyakan orang bisa bersabar untuk tidak berzina, akan tetapi tidak bisa bersabar untuk selalu mengerjakan sholat berjama’ah di masjid. Sebaliknya kebanyakan orang sangat sulit dan tidak bisa bersabar untuk meninggalkan ”ghibah” (membicarakan kejelekan orang lain), akan tetapi sangat bisa dan sabar kalau diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Contoh-contoh seperti ini sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga : Sabar terhadap musibah, yaitu menahan diri dan tidak mengeluh ketika terkena musibah. Ini adalah bentuk sabar yang paling ringan, karena sesuatu itu sudah terjadi di depannya, dan dia tidak bisa menghindarinya, artinya dia bersabar atau tidak bersabar sesuatu itu sudah terjadi. Akan tetapi walaupun begitu, masih banyak dari kaum muslimin yang tidak bisa sabar ketika tertimpa musibah. Sabar dalam bentuk ini tersebut dalam firman Allah subhanahu wata’ala :

وَلَنَبلُوَنّكُم بِشَىءٍ مِنَ الخَوفِ وَالجُوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأموَالِ وَالأَنفُسِ وَالثّمَراتِ وَبَشِرِ الصّابِرينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (Qs. Al Baqarah : 155)

Dalam hadist Ummu Salamah disebutkan bahwasanya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِذَا أَصَابَ أَحَدُكُمْ مُصِيْبَةً فَلْيَقُلْ: إِنَّا لِلهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، اللَّهُمَّ عِنْدَكَ أَحْتَسِبُ مُصِيْبَتِيْ فَأَجِرْنِيْ فِيْهَا، وَأبْدِلْ لِي بِهَا خَيْراً مِنْهَا .

”Jika diantara kalian tertimpa musibah, hendaknya berkata : ”Sesunggunya kami milik Allah dan sesunguhnya kami akan kembali pada-Nya, Ya Allah saya hanya mencari pahala dari musibah ini di sisi-Mu, maka berikanlah kepada-ku pahala itu, dan gantikanlah aku dengan sesuatu yang lebih baik dari musibah ini” (HR. Abu Daud)

Hadist di atas benar-benar dipraktekkan oleh para sahabat, bahkan oleh Ummu Salamah sendiri, tepatnya ketika suaminya Abu Salamah pada detik-detik terakhir dari hidupnya dia berdo’a : ”Ya Allah gantilah untuk keluargaku seseorang yang lebih baik dariku” Dan ketika Abu Salamah telah meninggal dunia, Ummu Salamah berdoa’ : Sesunggunya kami milik Allah dan sesunguhnya kami akan kembali pada-Nya, Ya Allah saya hanya mencari pahala dari musibah ini di sisi-Mu.

Kemudian apa yang terjadi setelah Ummu Salamah tetap sabar, tabah dan berdo’a sebagaimana yang diajarkan oleh Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam? Ternyata Allah mengabulkan do’a tersebut dan Ummu Salamah mendapat ganti suami yang lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pelajaran ketiga :

Sabar mempunyai tiga tingkatan :

Tingkatan Pertama : As Shobru billah, artinya : selalu meminta pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala, dan menyakini bahwa Dialah yang memberikan kepadanya kesabaran, sehingga ketika bersabar tidaklah merasa sendirian, karena Allah selalu bersamanya. Dalam hal ini Allah berfirman :

وَاصبِر وَمَا صَبرُكَ إلا بِاللّهِ

”Dan bersabarlah , dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah” (Qs. An-Nahl : 127)

Tingkatan Kedua : As Shobru lillah, artinya bahwa yang membuatnya dia bersabar adalah kecintaannya kepada Allah subhanahu wata’ala, ikhlas mengharap ridho-Nya saja. Dia bersabar bukan karena ingin dipuji atau dilihat orang lain, tetapi dia bersabar karena Allah memerintahnya demikian.

Tingkatan Ketiga : As Shobru ma’allah, artinya : Komitmen seorang hamba untuk selalu mengikuti apa yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata’ala, dia selalu berjalan sesuai dengan perintah-Nya. Inilah tingkatan sabar yang paling tinggi dan paling sulit. Dan inilah sabarnya orang-orang Siddiqin.

Pelajaran Keempat :

Dalam ayat di atas Allah subhanahu wata’ala, selain memerintahkan seseorang untuk bersabar di dalam menghadapi semua problematikan hidup ini, Allah subhanahu wata’ala juga memerintahkan seorang muslim untuk menegakkan sholat .

Kenapa dipilih ibadat sholat, bukan ibadat-ibadat lainnya seperti puasa, haji, zakat ataupun yang lainnya ?

Jawabannya adalah bahwa sholat mempunyai pengaruh yang luar biasa pada diri seseorang sehingga dia bisa tabah, tegar dan teguh di dalam menghadapi segala problematika hidup. Ini sesuai dengan hadist yang menyebutkan :

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا حَزَبَهُ أَمَرٌ صَلَّى

”Bahwasanya Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sedang menghadapi masalah, langsung menegakkan sholat “ (HR. Abu Daud)

Begitu juga yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhu, ketika dalam suatu perjalan safar diberitahu bahwa salah satu keluarga dekatnya meninggal dunia, beliau langsung mengucapkan : Innaa lillahi wa innaa ilahi roji’un, kemudian berhenti di tepi jalan dan melakukan sholat, setelah itu beiau meneruskan perjalanannya seraya membaca surat Al Baqarah, ayat 45 di atas.

Pelajaran Kelima :

Sholat dalam ayat di atas, bisa berarti do’a. Dengan demikian maka arti ayat di atas adalah :“Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan bersabar dan berdo’a. ” Penafsiran ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wata’ala :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ

”Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung” (Qs. Al Anfal : 45)

Ayat di atas kalau kita perhatikan secara seksama kata demi katanya ternyata mirip dengan ayat 45 dalam surat Al Baqarah, bahkan sampai nomer ayatnyapun sama yaitu 45. Artinya : Allah memerintahkan orang-orang yang beriman ketika menghadapi suatu masalah – dalam hal ini ketika berhadapan dengan musuh -, agar tetap teguh dan selalu mengingat Allah swt saw banyak-banyaknya. Teguh dalam surat Al Anfal ayat 45 sebanding dengan sabar dalam surat Al Baqarah ayat 45. Sedangkan mengingat Allah dalam surat Al Anfal ayat 45 sebanding dengan sholat dalam surat Al Baqarah ayat 45.

Selain itu, ada ayat serupa terdapat dalam surat Al Hijr, 97-99 yang memerintahkan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kaum muslimin untuk bertasbih (mensucikan Allah) dan bersujud kepada-Nya ketika menghadapi problematika hidup. Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ السَّاجِدِينَ ، وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat),dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)” (Qs. Al Hijr : 97-99)

Kalau kita bandingkan tiga ayat di atas kira-kira seperti di bawah ini :

QS. Al Baqarah : 45 = meminta bantuan ( dg SABAR + SHOLAT )

QS. Al Anfal:45 = menghadapi musuh ( dg TEGUH + MENGINGAT ALLAH)

QS Al Hijr : 97-99 = Ketika didustakan ( BERTASBIH + SHOLAT )

Subhanallah ..telah terjadi keserasian dan kesesuaian antara ayat satu dengan yang lain, dan ini merupakan salah satu bukti bahwa Al Qur’an datang dari Allah subhanahu wata’ala. Dalam hal ini Allah subhanahu wata’ala berfirman :

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفًا كَثِيرًا

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” (Qs. An Nisa’ : 82)

Pelajaran Keenam :

Selain ayat-ayat di atas, disana ada beberapa hadist yang menunjukkan bahwa dzikir dan mengingat Allah adalah senjata utama setiap muslim di dalam menghadapi suatu problematika, diantara hadist-hadist tersebut adalah :

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ : يَا حَىُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

”Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menghadapi suatu masalah, beliau berdoa : ” Wahai Yang Maha Hidup Kekal, Yang terus menerus mengurus ( mahluk-Nya ), hanya dengan rahmat-Mu saja, saya meminta pertolongan ” (HR. Tirmidzi)

كَانَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ اِذَا حَزَبَهُ اَمْرٌ قَالَ: لَا ِالَهَ اِلَّا اللهُ الْحَلِيْمُ الْكَرِيْمِ, سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ , اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

”Rosulullah shallahu ‘alaihi wasallam ketika menghadapi suatu masalah, beliau berdoa:”Tiada Ilah kecuali Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia, Maha Suci Allah Robb dari Arsy yang agung, dan segala puji bagi Allah Robb sekalian alam ” (HR. Ahmad)

كَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُوْ عِنْدَ الْكُرَبِ: ” لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ الْعَظِيْمِ الْحَلِيْمِ, لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ ,لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ, وَرَبِّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ”.

”Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika menghadapi suatu masalah, beliau berdoa : ”Tiada Ilah kecuali Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Agung dan Maha Penyantun, Tiada Ilah kecuali Allah,Yang mempunyai Arsy yang agung , Tiada Ilah kecuali Allah Yang Mempunyai langit tujuh, dan Yang mempunyai Arsy yang mulia” (HR. Bukhari Muslim)

وَقَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمِ : ”أَلَا اُخْبِرُكُمْ بِشَىْءٍ اِذَا نَزَلَ بِأَحَدِكُمْ كُرَبٌ أَوْ بَلَاءٌ مِنْ اَمْرِ الدُّنْيَا دَعَا بِهَا فَيَفْرِجُ عَنْهُ دُعَاءَ ذِى النُّوْنِ: لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ اِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ.

Rosululah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : ”Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu jika kamu ditimpa suatu masalah atau ujian dalam urusan dunia ini, kemudian berdoa dengannya, niscaya akan ada jalan keluarnya ? yaitu do’anya nabi Yunus : ”Bahwa tidak ada Ilah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim” (HR. Hakim)

Pelajaran Ketujuh :

Salah satu bukti bahwa sabar dan sholat akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat serta akan meringankan beban hidup ini adalah kisah nyata yang dialami oleh salah pemuda yang tinggal di wilayah Arab. Pada awalnya dia hidup dalam keadaan lebih dari cukup. Ayahnya adalah seorang guru ngaji di sebuah masjid. Walaupun begitu keshalehan ayahnya tidaklah menjadikannya seorang pemuda yang sholeh juga. Dia setiap hari bergelimangan dengan uang, sehingga terjerat dengan kehidupan yang gelap. Pada suatu hari terjadilah kecelakaan yang menimpa dirinya yang membuat kakinya lumpuh. Para dokter mengatakan bahwa tidak ada sebab berarti yang menyebabkan kakinya lumpuh, diperkirakan hanya gangguan syaraf karena benturan. Suatu hari, ketika ia sedang turun dari mobil dengan kursi rodanya dengan maksud singgah di rumah temannya, tiba-tiba ia mendengar suara adzan yang sanggup menggetarkan hatinya yang selama ini keras. Suara adzan tersebut ternyata mampu meluluhkan hatinya, dan membuatnya rindu kepada masjid. Sejak itu dia mulai rajin ke masjid untuk melakukan sholat jama’ah, walaupun kakinya lumpuh, padahal di saat dia sehat dan kuat, kakinya tidak pernah sekalipun menginjak masjid. Maha suci Allah Yang menjadikan musibah sebagai jalan menuju hidayah dan kebaikan. Selang beberapa minggu dia dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba dia bermimpi melihat ayahnya bangkit dari kuburan seraya memegang bahunya sambil berkata : ”Wahai anakku janganlah engkau bersedih, karena Allah telah mengampuniku karenamu ”. Dan mimpi seperti itu berulang-ulang datang kepadanya setiap dia tidur. Setelah beberapa tahun lamanya dia konsisten melakukan sholat jama’ah di masjid dan biasanya ia duduk di atas kursi tepatnya di shof pertama yang paling ujung. Pada suatu hari, ketika ia sholat shubuh dan kebetulan sang imam membaca qunut panjang sekali, do’a tersebut mampu menggetarkan hatinya dan membuatnya nangis, secara tidak sengaja, tiba-tiba hatinya bergetar-getar sangat hebat seakan-akan ingin keluar dari dadanya .ia merasa bahwa ajalnya sudah dekat, tetapi secara mendadak dia menjadi tenang kembali dan meneruskan sholatnya bersama imam hingga selesai. Setelah itu ia bangkit dari kursi secara tidak sengaja dan bisa berdiri kembali dan penyakitnya sembuh total. Subhanallah……. beginilah Allah menunjukkan kepada para hamba-Nya tentang kekuatan sholat yang ternyata membuat seseorang bahagia di dunia dan akherat.

Pelajaran Kedelapan :

Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan juga bahwa sholat merupakan sarana untuk mencapai sebuah kesabaran. Ketika Allah memerintahkan seseorang bersabar mungkin kita akan bertanya-tanya : ”bagaimana caranya supaya bisa bersabar ?”, maka Allah dalam ayat itu juga memberitahukan bahwa cara yang paling efektif untuk memupuk kesabaran adalah dengan selalu menegakkan sholat, dan mendekatkan diri kepada Allah. Mungkin kita juga akan bertanya : ”Bersabar dan menegakkan sholat sesuai dengan aturannya adalah sesutau yang sangat berat, bagaimana caranya supaya jiwa ini tidak berat untuk selalu bersabar dan melakukan sholat tersebut ?” Maka Allah subhanahu wata’ala pada ayat berikutnya menjelaskan caranya, yaitu dengan selalu mengingat kematian, selalu mengingat bahwa manusia ini cepat atau lambat akan bertemu dengan Allah subhanahu wata’ala di akherat nanti untuk dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang selama ini dikerjakan di dunia. Untuk mempermudah pemahaman, hal itu bisa digambarkan sebagai berikut :

- Dunia ini banyak problematika, maka harus dihadapi dengan SABAR.

- Untuk menumbuhkan dan memupuk kesabaran adalah dengan SHOLAT.

- Agar terasa ringan di dalam mengerjakan sholat dan bisa melakukannya dengan khusu’ adalah dengan selalu mengingat AKHIRAT.

Inilah rahasia kenapa Rosulullah shallalllahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita untuk selalu memperbanyak mengingat kematian, dalam salah satu hadistnya :

أَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَاذِمِ اللَّذَاتِ

”Perbanyaklah untuk selalu mengingat ”penghancur kelezatan” (yaitu kematian)” (Hadist Hasan Riwayat Tirmidzi)

Dalam hal ini Umar bin Abdul Aziz pernah berkata :

أَكْثِرْ مِنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ، فَإِنْ كُنْتَ وَاسِعَ الْعَيْشِ ضَيَّقَهُ عَلَيْكَ، وَإِنْ كُنْتَ ضَيَّقَ الْعَيْش وَسِعَهُ عَلَيْكَ

” Perbanyaklah untuk selalu mengingat kematian, maka jika kamu bercukupan dalam hidup, niscaya dia akan mempersempitmu, dan jika kamu dalam kesempitan hidup, niscaya dia akan memperluaskannya untukmu . ”

Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah
Kairo, 5 Januari 2008

(muslimahzone.com)







Sebenarnya, bisa dikatakan wajar, para remaja sekarang sangat menggandrungi Super Junior. Lihat saja bagaimana Super Junior serius dalam menghibur para penonton, teliti dalam mengkonsep, tak kenal lelah dalam berkarya.

Ingin mengatakan kalo remaja kita sangat labil? Kayaknya nggak juga. Banyak juga kok remaja yang cerdas, rajin, dan sudah banyak berkarya juga menjadi ELF (Ever Lasting Friend, sebutan untuk penggemar setia Super Junior). Bahkan isunya banyak juga jilbaber yang cukup rajin mengoleksi karya mereka. Walaupun mungkin jumlahnya sedikit dan mungkin mereka itu kurang rajin ngajinya :P .

Ingin mengatakan Super Junior itu gak mutu, banci, lipsync, lebay? Toh mereka banyak menyabet gelar-gelar penghargaan di dunia hiburan, musik, dan lain-lain. Banyak menjadi icon bahkan dalam produk-produk skala internasional. Menjadi duta di bidang-bidang penting. Dipercaya bahkan oleh pemerintah Korea Selatan untuk kontribusi dalam even-even besar Negara.

1. Performansi dan Kualitas

Tak diragukan lagi performansi mereka yang wah. Terlihat dari lantunan lagu, kekuatan vokal, skill menari, dan lain-lain. Tidak kalah juga kekompakan mereka yang semakin membuat para penonton betah untuk mengikuti perkembangan group ini.

Tentu saja hal-hal tersebut bukannya diperoleh dengan latihan sebulan dua bulan. Bahkan konon katanya mereka dilatih semenjak masih berusia belia. Dalam waktu pelatihan hingga menjadi suatu group boyband yang terkenal hingga sekarang sudah tidak terbayang lagi “cucuran keringat” yang telah dikeluarkan. Kerja keras dan kedisiplinan yang tidak terlihat kecuali setelah bertahun-tahun lewat. Godaan untuk putus asa akan terus ada. Tapi Super Junior mampu melewatinya.

Lebih dari itu, juga dikabarkan dalam proses maintenancenya, para personel didisiplinkan untuk menjaga berat badan, makanan, hiburan, jadwal istirahat, dan lain-lain. Mendengarnya saja mungkin kita sudah stress. Juga untuk menjaga kesetiaan fans, tak heran berlaku larangan untuk menjalin hubungan pacaran kepada setiap personelnya.



Suju in Action

2. Membaca Objek Pasar

Pada awal munculnya Super Junior, ada 13 personil di dalamnya. Dari 13 itu bukan lah personil dengan tipekal yang mirip. Ada jenis personel yang gagah perkasa, ada yang agak feminin, ada yang cool, ada yang banyak omong, ada yang jenaka, dan lain-lain. Dengan bermacam-macamnya kriteria tersebut, dapat dipastikan memperoleh fans lebih banyak ketimbang satu artis vokal solo.

Terlebih lagi, dengan banyaknya personil, akan terbentuk kelompok-kelompok fans yang saling mem-flame (menghina kelompok fans tertentu lewat idola nya ataufans-nya). Dari situ, justru akan semakin menguatkan kecintaan pada idolanya masing-masing, seperti kita lihat difans sepak bola atau fans aliran musik.

Begitu hebatnya mereka membaca ketertarikan pasar. Penulis yakin, untuk membuat group Super Junior ini, pihak pendirinya terlebih dahulu membuat suatu studi yang mendalam untuk membaca pasar. Hal-hal seperti analisis segmentation, targeting, positioning sudah lumrah untuk menunjukan keseriusan dalam pemasaran.

Pada intinya, mereka sangat serius dalam membaca pasar. Semua hal-hal yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang baik atau keren atau indah menurut mereka saja, tetapi juga berupaya untuk mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan, dibutuhkan, dan disetiai oleh pasar.

3. Inovatif dan Dinamis

Seberhasil apapun suatu produk, apabila tidak ada inovasi, akan ditinggalkan oleh pasarnya. Hal ini yang penulis lihat dipegang kuat oleh manajemen Super Junior. Lihat saja cara berpakaian mereka, gaya rambut, genre music, dan seterusnya. Setiap single hampir berbeda jauh dengan single sebelumnya. Dengan begitu, fans semakin penasaran dan setia di dalamnya.

4. Biaya Besar-besaran (High Budget, High Impact)

Kira-kira berapa banyak yang mereka habiskan dalam setiap karyanya. Berjuta-juta rupiahkah? Bermilyar-milyar rupiahkah? Yang pasti tidak sedikit. Membayar tenaga ahli, menyediakan fasilitas, mencetak album, gaji personil.

Belum lagi ketika konser. Panggung yang mewah, peralatan audio visual yang canggih, konsep yang luar biasa. Tentu saja menghabiskan dana besar-besaran.

Setelah itu, hasilnya. Ribuan penonton bersedia merogoh kocek dalam-dalam, histeris ketika Super Junior mulai beraksi, bersedia mengoleksi album, souvenir , dan lain-lain.

Evaluasi dan Renungan


Sudah saatnya kita berhenti mengkritik orang lain tetapi melupakan kinerja kita sendiri. Semua orang jika ia bekerja cerdas, keras, ikhlas, tuntas pasti mendapat probabilitas keberhasilan yang sama. Jangan harap upaya kita dalam syiar Dakwah yang setengah-setengah bisa menandingi syiar maksiat Super Junior.

Pernahkah kita mengevaluasi performansi dan kualitas kita dalam menyampaikan seruan Islam. Bagaimana pakaian kita ketika khutbah. Intonasi dalam ucapan lisan, atau penggunaan kata-kata nya. Begitu juga dengan Dakwah bil qolam. Belum lagi kegiatan-kegiatan atau program-program yang kita laksanakan. Pantaskah untuk bisa menarik perhatian orang banyak.

Pernahkan kita mengevaluasi tentang kebutuhan mad’u kita? Pernahkah kita mengevaluasi tingkat inovasi kita dalam menyampaikan Islam? Seberapa besar dana kita dalam infaq fi sabilillah dalam rangka Dakwah Islam?

Bukan berarti penulis menginginkan para asatidz, atau murobbi atau kakak mentor kita untuk menjadi boyband. Bukan itu. Akan tetapi kita tingkatkan kinerja kita. Salah satunya fungsi Dakwah kan mencoba untuk mengcountergodaan syetan keduniawian dan fitnah-fitnah syahwat dan syubhatnya. Apabila syetan dengan segala kekuatan mengajak orang kepada neraka. Lalu kenapa kita hanya setengah-setengah menjauhkan orang lain dari neraka dan mengajak ke surga.

Teringat perkataan dosen dalam kuliah komunikasi pemasaran. Saat itu pak dosen menjelaskan bagaimana usaha-usaha pabrik rokok dalam mengiklankan produknya. Bermilyar-milyar bahkan bertrilyun-trilyun mereka habiskan. Dimana-mana kita liat iklan rokok. Di even musik, acara olahraga sepakbola dan olah raga lain, iklan tv yang memukau dan budget tinggi. Akan tetapi, setelah itu pihak kampus dengan gampangnya dan rendah budgetnya melarang merokok. “kayak PKI” canda pak dosen. Gak berimbang. Mana mau masyarakat meninggalkan rokok hanya dengan itu.



Syiar Islam VS Suju

Lalu mungkin ada anggapan, “yah wajar aja, Super Junior itu kan profit nya gede banget. Makanya mereka mau aja capek-capek.”

Apakah kita masih meragukan ganjaran dari Allah. Surga yang mengalir air susu dan madu di dalamnya. Bidadari yang cantik jelita. Keindahan dan kenikmatan yang tidak akan tertandingi oleh kenikmatan dunia apapun itu. Apalagi hanya profit keuangan.

وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Janganlah kamu berhati lemah dalam menghadapi suatu kaum. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An Nisa: 104)

Wallahu a’lam.

Penulis: Abdullah Shiddiq

(shoutussalam/arrahmah.com/muslimahzone.com)




Popular Posts