14 March 2012


Bagi kolektor novel, kumpulan novel yang mereka miliki mempunyai arti tersendiri. Kumpulan novel tersebut biasanya menjadi hiasan di perpustakaan rumah si kolektor. Selain memiliki nilai sentimental, sang kolektor sesekali biasanya suka juga membaca kembali novel yang sudah dibacanya karena tertarik dengan ceritanya. Bahkan, kumpulan novel tersebut dapat menjadi warisan ilmu pengetahuan untuk anak-anak mereka kelak.

Bagi mereka pecinta novel yang memiliki dana terbatas, bisa menemukan bacaan yang mereka minati di perpustkaan, entah itu perpustakaan milik pemerintah (Perpusnas atau Perpusda), Perpustakaan sekolah dan universitas, ataupun di perpustakaan umum lainnya. Di sana, kumpulan novel dari berbagai pengarang biasanya tersedia.

Sekarang ini, internet pun bisa menjadi alternatif yang murah meriah untuk menemukan aneka kumpulan novel. Kumpulan novel di internet ini bahkan bisa jadi lebih lengkap. Hanya saja, untuk membaca novel versi digital ini, tentu saja tidak seleluasa jika kita membaca novel dalam bentuk buku yang dapat fleksibel di baca kapan dan di mana saja.

Beberapa kumpulan novel yang ada, bisa dikategorikan ke dalam beberapa kategori, seperti:


Kumpulan Novel Balai Pustaka

Karya Merari Siregar

Azab dan Sengsara. Jakarta: Balai Pustaka. Cet. 1 tahun 1920,Cet.4 1965.
Binasa Karena Gadis Priangan. Jakarta: Balai Pustaka 1931.
Cerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi. Jakarta: Balai Pustaka 1924.
Cinta dan Hawa Nafsu. Jakarta: t.th.

Karya Marah Roesli

Siti Nurbaya. Jakarta : Balai Pustaka. 1920 mendapat hadiah dari Pemerintah RI tahun 1969.
La Hami. Jakarta : Balai Pustaka. 1924.
Anak dan Kemenakan. Jakarta : Balai Pustaka. 1956.
Memang Jodoh (naskah roman dan otobiografis)
Tesna Zahera (naskah Roman)
Terjemahannya: Gadis yang Malang (novel Charles Dickens, 1922).

Karya Abdul Muis

Salah Asuhan(novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)
Pertemuan Jodoh (novel, 1933)
Surapati (novel, 1950)
Robert Anak Surapati(novel, 1953)

Karya Tulis Sutan Sati

Tak Disangka (1923)
Sengsara Membawa Nikmat (1928)
Syair Rosina (1933)
Tjerita Si Umbut Muda (1935)
Tidak Membalas Guna
Memutuskan Pertalian (1978)
Sabai nan Aluih: cerita Minangkabau lama (1954)

Karya Sumam Hasibuan

“Pertjobaan Setia” (1940)
“Mentjari Pentjuri Anak Perawan” (1957)
“Kasih Ta’ Terlarai” (1961)
“Kawan Bergelut” (kumpulan cerpen)
“Tebusan Darah“

Karya Haji Abdul Malik Karim

Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.
Si Sabariah. (1928)
Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.
Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).
Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).
Kepentingan melakukan tabligh (1929).

Karya Adinegoro

Darah Muda. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1931
Asmara Jaya. Batavia Centrum : Balai Pustaka. 1932.
Melawat ke Barat. Jakarta : Balai Pustaka. 1950.

Karya Nur Sutan Iskandar

Apa Dayaku karena Aku Perempuan (Jakarta: Balai Pustaka, 1923)
Cinta yang Membawa Maut (Jakarta: Balai Pustaka, 1926)
Salah Pilih (Jakarta: Balai Pustaka, 1928)
Abu Nawas (Jakarta: Balai Pustaka, 1929)
Karena Mentua (Jakarta: Balai Pustaka, 1932)
Tuba Dibalas dengan Susu (Jakarta: Balai Pustaka, 1933)
Dewi Rimba (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)
Hulubalang Raja (Jakarta: Balai Pustaka, 1934)
Katak Hendak Jadi Lembu (Jakarta: Balai Pustaka, 1935)


Kumpulan Novel Terjemahan

Lord Of The Rings
Harry Potter
Twilight
Tunnel
Sherlock Holmes
Lima Sekawan
Trio Detektif
Winnetou


Kumpulan Novel Islami

Ayat-ayat Cinta
Pudarnya Pesona Cleopatra
Ketika Cinta Bertasbih
Ketika Cinta Berbuah Syurga
Takbir Cinta Zahrana
Makrifat Cinta
Syahdat Cinta
Di Balik Lindungan Kabah

Selain itu, tentunya masih banyak lagi genre-genre novel yang ada, dan tentu saja kecanggihan teknologi saat ini, memudahkan para pecinta novel melengkapi kumpulan novel mereka yang mungkin sudah sukar ditemukan.
sumber


11 March 2012


Secara umum darah manusia terbagi dalam golongan A, B, O, AB, dari empat golongan tersebut ternyata mempunyai keunikan masing-masing yang mempengaruhi karakter seseorang.

Di Jepang, ramalan tentang seseorang lebih ditentukan oleh golongan darah daripada zodiak atau shio. Kenapa?

Katanya, golongan darah itu ditentukan oleh protein-protein tertentu yang membangun semua sel di tubuh kita dan oleh karenanya juga menentukan psikologi kita.

SIFAT SECARA UMUM
A = terorganisir, konsisten, jiwa kerja-sama tinggi, tapi selalu cemas (karena perfeksionis) yang kadang bikin orang mudah sebel, kecenderungan politik: "destra"
B = nyantai, easy going, bebas, dan paling menikmati hidup, kecenderungan politik: "sinistra"
O = berjiwa besar, supel, gak mau ngalah, alergi pada yang detil, kecenderungan politik: "centro"
AB = unik, nyleneh, banyak akal, berkepribadian ganda, kecenderungan politik

BERDASARKAN URUTAN
Yang paling gampang ngaret soal waktu:
B (karena nyantai terus)
O (karena flamboyan)
AB (karena gampang ganti program)
A (karena gagal dalam disiplin)

Yang paling susah mentolerir kesalahan orang:
A (karena perfeksionis dan narsismenya terlalu besar)
B (karena easy going tapi juga easy judging)
AB (karena asal beda)
O (easy judging tapi juga easy pardoning)

Yang paling bisa dipercaya:
A (karena konsisten dan taat hukum)
O (demi menjaga balance)
B (demi menjaga kenikmatan hidup)
AB (mudah ganti frame of reference)

Yang paling disukai untuk jadi teman:
O (orangnya sportif)
A (selalu on time dan persis)
AB (kreatif)
B (tergantung mood)

Kebalikannya, teman yang paling tidak disukai:
B (egois, easy come easy go, maunya sendiri)
AB (double standard)
A (terlalu taat dan scrupulous)
O (sulit mengalah)

MENYANGKUT OTAK DAN KEMAMPUAN
Yang paling mudah kesasar / tersesat:
B
A
O
AB

Yang paling banyak meraih medali di olimpiade olah raga:
O (jago olah raga)
A (persis dan matematis)
B (tak terpengaruh pressure dari sekitar. Hampir seluruh atlet judo, renang dan gulat jepang bergoldar B)
AB (alergi pada setiap jenis olah raga)

Yang paling banyak jadi direktur dan pemimpin:
O (karena berjiwa leadership dan problem-solver)
A (karena berpribadi "minute" dan teliti)
B (karena sensitif dan mudah ambil keputusan)
AB (karena kreatif dan suka ambil resiko)

Yang jadi PM jepang rata-rata bergolongan darah O (berjiwa pemimpin)
Mahasiswa Tokyo Universita pada umumnya bergol darah : B

Yang paling gampang nabung:
A (suka menghitung bunga bank)
O (suka melihat prospek)
AB (menabung karena punya proyek)
B (baru menabung kalau punya uang banyak)

Yang paling kuat ingatannya:
O
AB
A
B

Yang paling cocok jadi MC adalah orang yang bergolongan darah A (kaya planner berjalan)

MENYANGKUT KESEHATAN
Yang paling panjang umur:
O (tidak mudah stress, antibody-nya paling joss!)
A (hidup teratur)
B (mudah cari kompensasi stress)
AB (amburadul)

Yang paling gampang gendut:
O (nafsu makan besar, makannya cepet lagi)
B (makannya lama, nambah terus, dan lagi suka makanan enak)
A (hanya makan apa yang ada di piring, terpengaruh program diet)
AB (makan tergantung mood, mudah kena anoressia)

Paling gampang digigit nyamuk adalah orang yang bergolongan darah O (darahnya manis)

Yang paling gampang flu / demam / batuk / pilek:
A (lemah terhadap virus dan pernyakit menular)
AB (lemah terhadap hyangiene)
O (makan apa saja enak atau tidak enak)
B (makan, tidur tidak teratur)

Pada acara makan-makan di sebuah pesta:
O (banyak ngambil protein hewani, pokoknya daging-dagingan)
A (ngambil yang berimbang, 4 sehat 5 sempurna)
B (suka ambil makanan yang banyak kandungan airnya seperti soup, soto, bakso dsb)
AB (hobby mencicipi semua masakan, "aji mumpung")

Yang paling cepat botak:
O
B
A
AB

Yang tidurnya paling nyenyak dan susah dibangunin:
B (tetap mendengkur meski ada Tsunami)
AB (jika lagi mood, sleeping is everything)
A (tidur harus 8 jam sehari, sesuai hukum)
O (baru tidur kalau benar-benar capek dan membutuhkan)


B (paling mudah ngantuk, bahkan sambil berdiripun bisa tertidur)
O (kalau lagi capek dan tidak ada kerjaan mudah ngantuk)
AB (tergantung kehendak)
A (tergantung aturan dan orario)

Penyakit yang mudah menyerang:
A (stress, majenun / linglung)
B (lemah terhadap virus influenza, paru-paru)
O (gangguan pencernaan dan mudah kena sakit perut)
AB (kanker dan serangan jantung, mudah kaget)

Apa yang perlu dianjurkan agar tetap sehat:
A (karena terlalu perfeksionis maka nyantailah sekali-kali, tidak usah terlalu tegang dan serius)
B (karena terlalu susah berkonsentrasi, sekali-kali perlu serius sedikit, meditasi, main catur)
O (karena daya konsentrasi tinggi, maka perlu juga mengobrol santai, jalan-jalan)
AB (karena gampang capek, maka perlu cari kegiatan yang menyenangkan dan bikin lega)

Yang paling sering kecelakaan lalu lintas (berdasarkan data kepolisian):
A
B
O
AB

Sumber:




Jodoh adalah problema serius. Kemana pun mereka melangkah, pertanyaan- pertanyaan "kreatif" tiada henti membayangi. Kapan aku menikah? Aku rindu seorang pendamping, namun siapa? Aku iri melihat wanita muda menggendong bayi, kapan giliranku dipanggil ibu? Aku jadi ragu, benarkah aku punya jodoh? Atau jangan-jangan Tuhan berlaku tidak adil?

Jodoh serasa ringan diucap, tapi rumit dalam realita. Kebanyakan orang ketika berbicara soal jodoh selalu bertolak dari sebuah gambaran ideal tentang kehidupan rumah tangga. Otomatis dia lalu berpikir serius tentang kriteria calon idaman. Nah, di sinilah segala sedu-sedan pembicaraan soal jodoh itu berawal. Pada mulanya, kriteria calon hanya menjadi 'bagian masalah', namun kemudian justru menjadi inti permasalahan itu sendiri.

Di sini orang berlomba mengajukan "standardisasi" calon: wajah rupawan, berpendidikan tinggi,
wawasan luas, orang tua kaya, profesi mapan, latar belakang keluarga harmonis,
dan tentu saja kualitas ke SHALIHAN...


Ketika ditanya, haruskah seideal itu? Jawabnya ringan, "Apa salahnya? Ikhtiar tidak apa, kan ?"

Memang, ada juga jawaban lain, "Saya tidak pernah menuntut. Yang penting bagi saya calon yang SHALIH saja." Sayangnya, jawaban itu diucapkan ketika gurat-gurat keriput mulai menghiasi wajah. Dulu ketika masih fresh, sekadar senyum pun mahal.

Tidak ada satu pun dalih, bahwa peluang jodoh lebih cepat didapatkan oleh mereka yang memiliki sifat superior (serba unggul), namun kriteria tidak pernah menjadi penentu sulit atau mudahnya orang menikah. Pengalaman riil di lapangan kerap kali menjungkirbalikkan prasangka-prasangka kita selama ini.

Jodoh, jika direnungkan, sebenarnya lebih bergantung pada kedewasaan kita. Banyak orang merintih pilu, menghiba dalam doa, memohon kemurahan Allah, sekaligus menuntut keadilan- Nya. Namun prestasi terbaik mereka hanya sebatas menuntut, tidak tampak bukti kesungguhan untuk menjemput kehidupan rumah tangga.

Mereka bayangkan kehidupan rumah tangga itu indah, bahkan lebih indah dari film-film picisan ala bintang India , Sahrukh Khan. Mereka tidak memandang bahwa kehidupan keluarga adalah arena perjuangan, penuh liku dan ujian, dibutuhkan napas kesabaran panjang, kadang kegetiran
mampir susul-menyusul. Mereka hanya siap menjadi raja atau ratu, tidak pernah menyiapkan
diri untuk berletih-letih membina keluarga.


Kehidupan keluarga tidak berbeda dengan kehidupan individu, hanya dalam soal ujian dan beban jauh lebih berat. Jika seseorang masih single, lalu dibuai penyakit malas dan manja, kehidupan keluarga macam apa yang dia impikan?

Pendidikan, lingkungan, dan media membesarkan generasi muda kita menjadi manusia-manusia yang rapuh. Mereka sangat pakar dalam memahami sebuah gambar kehidupan yang ideal, namun lemah nyali ketika didesak untuk meraih keidealan itu dengan pengorbanan. Jika harus ideal, mereka menuntut orang lain yang menyediakannya. Adapun mereka cukup ongkang-ongkang kaki. Kesulitan itu pada akhirnya kita ciptakan sendiri, bukan dari siapa pun.

Bagaimana mungkin Allah akan memberi jodoh, jika kita tidak pernah siap untuk itu? "Tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sekada sesuai kesanggupannya

Ketika sifat kedewasaan telah menjadi jiwa, jodoh itu akan datang tanpa harus dirintihkan.
Kala itu hati seseorang telah bulat utuh, siap menerima realita kehidupan rumah tangga, manis atau getirnya, dengan lapang dada. Jangan pernah lagi bertanya, mana jodohku?
Namun bertanyalah,sudah

DEWASAKAH AKU..???

Sumber:


Popular Posts