09 March 2012


oleh Zaynur Ridwan
Sekali lagi, Dan Brown sukses menusukkan belati di jantung keyakinan kaum Kristiani melalui buku ketiga trilogi petualangan simbolog Robert Langdon, kali ini berjudul The Lost Symbol. Novel yang berhasil membukukan penjualan lebih dari satu juta kopi hanya pada hari rilisnya saja melejitkan nama Brown sebagai Best Selling Author sepanjang sejarah penjualan novel fiksi dewasa di seluruh dunia.



Yang menarik adalah bahwa meskipun tidak setajam The Davinci Code yang menyerang inti dari keyakinan kaum Kristiani bahwa sampai saat ini terdapat keturunan langsung Yesus Kristus dari Dinasti Merovingian yang dijaga oleh Biarawan Sion di Perancis Selatan, namun The Lost Symbol justru meniupkan propaganda yang sangat halus dengan menjual konsep atheism seperti pencitraan yang begitu argumentatif pada pengetahuan Noetic (yang disebut sebagai ilmu padahal tidak teruji syarat keilmuannya), ketidakpercayaan Katherine Solomon, sang ilmuwan, pada keyakinan terhadap Tuhan dan adanya surga dan neraka, yang menurutnya hanya ada di dalam pikiran setiap orang saja. Konsep lain yang juga menyusup ke dalam The Lost Symbol adalah unsur Kabalistik. Seperti diketahui bahwa Kabalah adalah ajaran tradisional Yahudi yang berasal dari zaman Mesir kuno. Secara literal Kabalah berarti ‘tradisi lisan yang diwariskan secara turun temurun’. Para penganut Kabalah mengkaji arti-arti tersembunyi dari Taurat dengan kata lain secara sengaja berusaha mentranslasi firman Tuhan menjadi dogma satanis. Tepat seperti dialog Peter Solomon dengan Robert Langdon di tangga Menara Washington, “Ada arti tersembunyi yang harus dikaji di dalam Alkitab, bahwa firman Tuhan berbicara dengan simbol-simbol esoteris.”

Konsep lain adalah ketika Robert Langdon menjelaskan panjang lebar mengenai Apotheosis (Menjadi Tuhan/Dewa), bahwa setiap manusia memiliki unsur Tuhan. Konsep awal apotheosis berasal dari agama Yunani kuno, Orphismisme yang memahami bahwa setiap manusia, khususnya para pemimpin yang berpengaruh akan berubah menjadi dewa ketika meninggal. Literatur sejarah membawa gambar, lukisan, pahatan sebagian pemimpin peradaban memiliki kekuasaan apotheotik. Konsep ini juga mengingatkan saya pada aliran filsafat Yunani Pantheism yang diadopsi Paulus. Aliran Helenistik ini mengandaikan manusia dengan Tuhan sebagai satu tubuh yang bersinergi. Kelak penerapan mind-control ala Paulus berhasil meninggikan derajat Yesus sebagai Tuhan.

Nama Mal’akh yang menjadi karakter antagonis dalam novel ini juga bersumber dari kata Moloch (Novus Ordo Seclorum, penulis) yang merupakan simbol dewa keburukan yang saat ini dijadikan berhala binatang burung hantu yang dipuja oleh kelompok-kelompok secret society seperti Bohemian Grove dan Freemason. Gambar rahasia Moloch juga tercetak dalam nuansa konspiratif di lembaran 1 dollar Amerika dalam format ukuran yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui kaca pembesar.
Pengetahuan esoteris ini menjadi sedemikian menarik karena dibedah dalam buku fiksi populer dan dibaca puluhan juta orang di seluruh dunia. Sebuah agresi propaganda Anti-Tuhan yang digaungkan sekelompok orang atas nama pengetahuan dan karya seni.

Menjadikan novel ini sebagai karya fiksi semata atau sebagai hiburan yang melengkapi wawasan kita terhadap mistisisme, simbol-simbol pagan dan alur cerita yang penuh dengan intrik sejarah mungkin sudah lebih dari cukup untuk menghibur. Pemahaman Dan Brown mengenai sejarah dan seni peradaban membuat kita menggeleng-gelengkan kepala bahwa sesuatu yang tidak lazim ternyata pernah singgah setidaknya dalam pengetahuan-pengetahuan masa kecil kita, seperti munculnya simbol pramuka dan permainan matematika kubus atau Kubera Kolam yang berasal dari permainan ‘ordo 3’ bujursangkar Lo Shu dalam literatur bangsa Cina.

Setelah menuai kritik dan ancaman dari pihak Gereja Katolik ketika dua buku sebelumnya, The Da Vinci Code dan Angels & Demons beredar, kali ini para penjaga amanat Kristen di Vatikan nampaknya tidak terlalu terpengaruh dogma kabalistik dalam Alkitab. Setidaknya Dan Brown telah berhasil menyusupkan ‘kuda trojan’ ke dalam benak puluhan juta pembaca dan penggemar The Lost Symbol, yang dapat saksikan dalam bentuk visual dan diproduksi oleh Hollywood di film the Da Vinci Code dan Angels & Demons.

Coke bahaya di pemanis buatannya, mereka ga pakai gula (glukosa) buat coke zero, kalau ga salah pakai aspartame karena tidak ada kalorinya. begitu juga produk lainnya yang mengandung pemanis buatan yang berembel-embel zero, diet dsb. Seperti Flouride dan MSG ini lah yang akan menghabiskan populasi manusia.
Hati-hati dengan produk makanan dan minuman yang mengandung Aspartame karena dapat menyebabkan pengerasan otak atau sumsum tulang belakang dan lupus.Saat ini sedang ada wabah Pengerasan Otak atau Sumsum Tulang Belakang dan Lupus. Kebanyakan orang tidak mengerti mengapa
wabah ini terjadi dan mereka tidak mengetahui mengapa penyakit-penyakit ini begitu merajalela. Saya akan beritahu Anda mengapa kita menghadapi masalah yang serius ini. Saat ini banyak orang menggunakan pemanis buatan. Mereka melakukan ini karena iklan di televisi yang memberitakan bahwa gula itu tidak baik buat kesehatan mereka.
Hal ini memang benar sekali. Gula itu merupakan racun bagi tubuh kita, akan tetapi, apa yang orang-orang gunakan sebagai pengganti gula, lebih mematikan. Apa yang saya maksudkan di sini adalah Aspartame. Ini adalah biang wabah yang disebutkan di atas. Aspartame merupakan bahan kimia yang mengandung racun, yang diproduksi oleh perusahaan kimia bernama Monsanto. Aspartame telah dipasarkan ke seluruh dunia sebagai pengganti gula dan dapat dijumpai pada semua jenis minuman ringan untuk diet, seperti Diet Coke dan Diet Pepsi.
Hal ini juga dapat dijumpai pada produk pemanis buatan seperti Nutra Sweet, Equal, dan Spoonful; dan ini banyak digunakan di produk-produk pengganti gula. Aspartame dipasarkan sebagai satu produk diet, tapi ini sama sekali bukanlah produk untuk diet. Kenyataannya, ini dapat menyebabkan berat tubuh bertambah karena dapat membuat Anda kecanduan karbohidrat.
Membuat berat tubuh Anda bertambah hanyalah sebuah hal kecil yang dapat dilakukan oleh Aspartame. Aspartame adalah bahan kimia beracun yang dapat merubah kimiawi pada otak dan sungguh mematikan bagi orang yang menderita parkinson.
Bagi penderita diabetes, hati-hatilah bila mengkonsumsi untuk jangka waktu lama atas produk yang mengandung Aspartame ini, karena dapat menyebabkan koma, bahkan meninggal. Bila ada produk yang mengklaim bahwa produk itu bebas gula, Anda Sudah tahu bahwa hal ini mengandung Aspartame. Jangan mengkonsumsi produk tersebut.
Salah satu minuman suplemen yang mengandung ASPARTAME adalah serbuk effervescent EXTRA JOSS! Pada kemasan tertulis: Mengandung Aspartame 0,06% [ADI 40 mg/kg BB].
Berdasarkan hasil survei di salah satu supermarket di Bandung, selain EXTRA JOSS, produk-produk minuman lainnya yang juga mengandung ASPARTAME yaitu M-150, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore…, Frutillo, Segar Sari, POP ICE Es Blender, Segar… Dingin, OKKY Jelly Drink, Sari Vit C, Naturade Gold, AQUA Splash of Fruit, FORTY PLUS.
Beritahukan semua orang yang Anda kenal dan sayangi akan bahaya dari produk yang mengandung Aspartame.
sumber


Sucinya wadah salah seorang di antara kamu jika anjing menjilatinya, adalah dengan mencucinya tujuh kali, yang pertama dengan tanah/pasir. (HR. Muslim)


Hadis yang tercantum dalam Shahîh Muslim di atas, di samping menjelaskan kenajisan anjing, juga menjelaskan bagaimana cara menyucikan sesuatu yang terkena najis berat ini, yaitu membasuhnya tujuh kali, yang salah satunya dicampur dengan debu. Lalu apa kira-kira yang melandasi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam untuk menganjurkan hal demikian?


Pada dasarnya, ketetapan najis bagi air liur anjing ini dipandang dari dimensi yang bersifat ritual, bukan rasional, sehingga tidak harus ada alasan logisnya. Dimensi akal masih jauh dari kesempurnaan untuk menganalisa secara detail tentang najisnya air liur anjing. Memang, agama tidaklah diukur dengan akal. Sayidina Ali mengatakan: "


Andaikan agama diukur dengan akal, maka mengusap sisi bawah muzah (sepatu) lebih utama daripada mengusap sisi atasnya. Dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah mengusap di atas dua sepatu." (HR. Abu Dawud).


Meski demikian, setiap ketetapan syariat sudah pasti mengandung hikmah. Untuk mengungkap hikmah itu, manusia sifatnya hanya meraba (zhannî) atau memperkirakan, tidak sampai pada tingkatan memastikan (qath'î). Ketentuan pastinya, hanya peletak syariat saja yang tahu.

Sementara itu, bersamaan dengan kecanggihan teknologi di era modern ini, ternyata telah diketemukan alasan logis di balik anjuran Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di atas. Science berhasil mengungkap bahwa di dalam air liur anjing ternyata terdapat kuman yang membahayakan manusia.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa, jika ada seseorang yang digigit anjing tidak segera ditangani, maka akan berakibat fatal baginya. Pernyataan itu muncul ketika penelitian itu mengkaji bahaya anjing sebagai binatang peliharaan. Hal itu terjadi karena air liur anjing mengandung bakteri yang membahayakan manusia. Alasannya adalah karena anjing tidak berpeluh, sehingga ia berpeluh melalui lelehan air liur dari mulutnya yang terus menganga.

Contoh kasusnya telah terjadi di Bali (29 November 2008). Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, menyerukan kepada warganya untuk memberangus anjing liar. Seruan itu diberikan setelah Bali dinyatakan positif rabies. Status tersebut disandang setelah tiga warga dilaporkan meninggal dalam kondisi terjangkit virus yang dibawa anjing. Akhirnya warga Denpasar, Bali , memburu setiap anjing liar yang tak bertuan untuk dibunuh.

Kasus yang sama terjadi di Tiongkok. Sejak 25 Juli 2006, pemerintah Tiongkok menggalakkan kampanye antirabies. Pemerintah menginstruksikan untuk membunuh lebih dari 5000 anjing di kota Muding, Provinsi Yunnan . Kampanye itu dilakukan setelah tiga warga kota itu meninggal akibat rabies. Menurut data pemerintah, sejak Januari 2006 terdapat 360 orang yang digigit anjing, tiga di antaranya meninggal.

Melihat beberapa kasus di atas, tidak heran jika Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menginstruksikan kita sebagaimana Hadits di atas. Bahkan beliau memerintahkan untuk membunuh anjing gila karena penyakit berbahaya yang mungkin merebak dalam masyarakat akibat gigitannya.

Lalu mengapa harus disucikan dengan debu? Bukankah dengan debu malah menambah kotor?


Pertanyaan seperti itu pasti terlintas di benak kita. Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam Ibânatul-Ahkâm, mengategorikan perintah Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu sebagai bagian dari mukjizat. Beliau menjelaskan bahwa riset ilmuan membuktikan bahwa, air liur anjing mengandung mikroba atau bibit penyakit, sehingga jika objek yang terkena air liur anjing dicuci dengan sabun, maka tidak menjamin bersih dari microba. Untuk mematikan kuman tersebut, harus dengan cara ditaburi tanah atau debu yang dicampur dengan air. Cara ini terbukti ampuh berdasarkan riset laboratorium yang di masa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak ada.

Suatu ketika, mantan Presiden Repulik Indonesia, Soekarno, pernah mengatakan bahwa pada zaman sekarang kita tidak perlu lagi menyamak, atau membasuh tujuh kali yang diantaranya dicampur dengan debu apabila terkena najis kelas berat. Menurutnya, cukup menggunakan sabun. Pendapatnya ditentang oleh para ulama Indonesia pada waktu itu. Para ulama tersebut meminta Presiden untuk melakukan eksperimen guna membuktikan mana yang lebih relevan; penggunaan sabun atau dengan debu ?????????????

Maka dilakukanlah eksperimen dengan sampel dua benda yang telah dijilat oleh anjing. Satu di antaranya dicuci menggunakan sabun, dan yang satu lagi dibersihkan dengan debu. Setelah itu, kedua benda tadi diperiksa di bawah electron microscope. Hasilnya didapati bahwa, benda yang dibasuh dengan menggunakan sabun masih terlihat kuman dari hasil jilatan anjing.

Sebaliknya, benda yang dibersihkan dengan debu sangat bersih dan terbebas dari kuman.
Di sini, yang perlu ditegaskan kembali adalah, bahwa tolok ukur najisnya anjing dan babi adalah dimensi ritual menurut pandangan syariah, bukan dimensi akal. Oleh sebab itu, proses pensucian najis mughallazhah tetap mengacu pada proses yang bersifat ritual pula, sehingga kedudukan tanah di sini tidak bisa diganti dengan sejenis cairan pembersih apa pun. Begitu juga hitungan berapa kali pencuciannya: bersifat formal-ritual, dan paten untuk diikuti apa adanya.

Sebagai perbandingan adalah buah apel. Vitamin yang terkandung di dalamnya tentu sangat bermanfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, ada sisi lain yang perlu diperhatikan; dari mana asal apel tersebut? Kalau hasil mencuri, walaupun manfaat vitamin bisa didapat, dampak perkara haram yang masuk ke dalam tubuh sangat berpengaruh pada sikap keseharian. Jika perilaku seseorang menjauh dari ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bisa diprediksikan bahwa makanannya kurang bersih, atau tidak halal. Pengaruh ini tidak bisa diukur dengan sains dan teknologi, karena hanya Allah Subhanahu wa Ta'ala yang lebih mengetahuinya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah menjelaskan masalah ini: "


Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih utama baginya." (HR. at-Tirmidzi)


Kalangan ahli kasyf (dapat melihat hal-hal abstrak dengan mata batin) sepakat bahwa, makan atau minum dari sisa-sisa jilatan anjing akan menyebabkan kerasnya hati, hingga seorang hamba tidak bisa menangkap nasehat baik dan sulit untuk mengerjakan kebaikan.

Satu bukti lagi, sebuah kejadian menarik yang dialami oleh salah satu murid Imam Malik, di mana dalam Madzhab Maliki, anjing tidak termasuk najis mughallazhah. Suatu hari sang murid tersebut minum susu dari sisa jilatan anjing. Di luar dugaan, ia mengalami kebuntuan nalar dalam ilmu agama dan hatinya menjadi beku dan keras. Beberapa nasehat ia abaikan dan kesehariannya penuh kenistaan. Kejadian ini terus berlangsung selama sembilan bulan. (Mîzânul-Kubrâ, hlm. 114)

Jadi, walaupun secara sains sudah bersih, tidak ada jaminan juga dianggap bersih oleh Syara'. Karena bisa jadi dari segi agama yang bersifat ta'abbudiy justru mengnggap masih kotor, sebelum ada keputusan suci dari Syara', tentunya melalui cara yang telah ditetapkan oleh Syara' pula. Inilah hal yang kadang tidak bisa dinalar dengan intlegensi manusia. Bisa jadi, karena malaikat pemberi petunjuk tidak mau mendekatinya. Wa-Allâhu a'lam.

Popular Posts