01 March 2012



Maladewa merupakan negara kepulauan, yang terdiri dari 1.200 pulau di Samudera Hindia. Yang paling terkenal untuk pemandangan yang indah: pantai putih, pohon kelapa bergoyang-goyang, karang warna-warni dan sinar matahari berlimpah. 80 persen dari rata-rata ketinggian Maladewa kurang dari satu meter. Jika kenaikan permukaan laut terus perubahan iklim global, ini surga yang indah mungkin akan lenyap di bawah laut cepat atau lambat.
Islam hadir di Maladewa sejak berabad lampau. Seperti di banyak kawasan, agama ini dibawa oleh pedagang asal Timur Tengah dan Gujarat untuk kemudian diterima luas oleh masyarakat setempat. Maka tidak mengherankan apabila Islam telah
menjadi agama resmi semenjak 800 tahun lalu.
Memasuki zaman modern, cahaya Islam tak lantas pudar. Islam terus mengalami perkembangan, baik di tingkat pemerintahan maupun sosial kemasyarakatan. Ini misalnya ditunjukkan Presiden (saat itu-red) Mamun Abdul-Rashid dalam pidatonya bulan Juli 1984 yang tegas menyerukan, “Islam agamaku.”
Menurutnya, Islam merupakan pandangan hidup ideal. Islam juga sangat dinamis dan mampu mengikuti perkembangan zaman hingga akan membawa kemanfaatan bagi siapa pun, dimana pun dan kapan pun. “Sistem dalam Islam dapat menjangkau setiap aspek pada kehidupan bermasyarakat.”
Sebagai tindak lanjut, di bulan Nopember 1984 presiden mencanangkan proyek pembangunan komplek Masjid Jami dengan biaya 7 juta dolar AS. Upaya ini diharapkan semakin menambah ghirah keislaman pada segenap komponen masyarakat.
Tahun 1997 lahir undang-undang negara yang menyatakan Islam sebagai agama resmi negara. Ditetapkan pula bahwa setiap warga negara harus beragama Islam dan pengamalan agama selain Islam dilarang berdasarkan undang-undang. Perkecualian bagi orang asing yang non-Muslim, mereka bisa menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya namun harus dilakukan secara privasi serta tidak diperbolehkan mengajak penduduk untuk berpartisipasi. Dalam hal ini, presiden merupakan ‘penguasa tertinggi penegak syariat Islam’.
“Islam telah menjadi karakteristik penduduk Maladewa karena mereka percaya Islam membawa kedamaian dan kesejahteraan,” begitu bunyi laporan International Religious Freedom Report tahun 2004. Presiden Maumoon Abdul Gayoom setahun lalu juga mengariskan kembali pendirian negara ini, yaitu tak ada agama selain Islam di negaranya. Untuk itu, presiden kemudian menginstruksikan Menteri Dalam Negeri menyusun langkah-langkah untuk mempertahankan dan menjaga kesatuan agama. Maka terbentuklah Mahkamah Tinggi Agama Islam yang dapat memberikan arahan-arahan di bidang agama. Di samping itu, disiapkan pula pedoman dan standar pelaksanaan ibadah sehingga amal ibadah umat dapat diterima di sisi Allah SWT.
Pemerintah juga melarang peredaran barang atau material apapun yang bercirikan non-Islam, namun diperbolehkan menyimpan literatur-literatur agama, seperti Injil, tapi hanya untuk kepentingan pribadi. Begitu pun penjualan pernak-pernik agama non-Islam — kartu dan pohon Natal — kecuali hanya dibatasi untuk orang asing dan turis. Langkah serta kebijakan lain adalah pelarangan bagi aktivitas penyiaran agama non-Islam serta misionaris. Peralihan agama dari Islam ke non-Islam sangat bertentangan dengan hukum syariat dan dapat berdampak bagi hilangnya hak kewarganegaraan.
Tahun 1214, hampir seluruh penduduk Maladewa memeluk Islam berkat kegigihan imam asal Arab, Abu Barakat Berberi. Begitu besar pengaruhnya hingga penguasa Hindu di sana kala itu, Dharam Sant, juga beralih ke agama Islam. Dia lantas mengubah namanya menjadi Sultan Muhammad Ibn Abdullah.
Peristiwa itu menjadi tonggak paling penting dalam perjalanan sejarah Republik Maladewa nama resmi negara ini. Hingga kini pun, masyarakat di sana selalu mengenangnya sebagai peristiwa “Revolusi Spiritual.”
Adalah cerita mistik juga yang membawa penduduk Maladewa menuju kebenaran. Negeri kepulauan di Samudera Hindia ini dihuni oleh penduduk yang hampir seratus persen beragama Islam. Sebagai negara yang berdekatan dengan India dan Sri Lanka yang sebagian penduduknya beragama Hindu dan Budha, kehadiran Islam di negara yang berpenduduk hanya 400 ribu orang itu tentu sebuah keunikan. Dan keunikan itu menjadi lengkap bila menilik ke belakang, cerita tentang awal mula Islam hadir di negeri itu.Maladewa adalah gugusan karang (atol) di selatan India. Jumlah pulau yang berserak di sekitarnya mencapai 1.200 buah. Sejak sebelum masehi, kepulauan ini telah menarik minat banyak orang. Letaknya yang strategis berada di persilangan Asia mengakibatkan tempat ini menjadi persinggahan para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan menuju tanah Melayu.
Cerita tentang Islam di negeri ini pun tak jauh dari perjalanan para pedagang dan pengembaraan umat Islam dari tanah Arab. Muhammad Ibn Batuta, seorang pengembara asal Maroko yang mengunjungi Maladewa pada abad ke 14 memiliki catatan khusus tentang Islam di Maladewa.
Menurut dia, seorang ulama bernama Abu Barakath Yoosuf Al Barbari, satu kali singgah di Maladewa. Ia sedang dalam perjalanan dakwah dan mengembara. Saat ia tiba, rakyat Maladewa tengah dicekam ketakutan. Rannamari, penguasa laut menurut kepercayaan masyarakat kala itu, keluar dari tempatnya sebulan sekali. Ia datang untuk menjemput korban berupa seorang anak perempuan muda yang masih perawan. Jika tidak diberi, ia akan mengamuk hingga mengakibatkan bencana bagi semua orang.
Korban, anak perempuan malang itu, dipilih banyak orang. Ia dikorbankan dengan kesepakatan bersama rakyat. Setelah terpilih, anak perawan itu dibawa ke candi di dekat pantai sendirian. Rannamari akan menjemputnya. Esok pagi, anak gadis itu meninggal dalam kondisi mengenaskan. Ia menjadi korban keganasan dewa laut. Gadis itu meninggal dalam kondisi telah diperkosa.
Saat masyarakat tengah diliputi ketegangan, Abu Barakath datang. Ia menginap di rumah salah seorang warga yang kebetulan anaknya terpilih untuk dikorbankan kepada dewa laut yang serakah.
Abu Barakath merasakan betul kesedihan yang melanda keluarga tempatnya menginap. Ia yakin, itu cuma cerita mistik atau mitos. Dan sebagai umat Islam, ia tertarik untuk membantu keluarga tempatnya menginap dan membebaskan rakyat dari cerita tahyul atau syirik. Maka ia bersedia menjadi korban.
Abu Barakath lantas didandani layaknya anak perempuan. Ia dibawa ke candi dengan tatapan penuh heran masyarakat setempat. Pria cerdas yang memang ulama itu kemudian duduk di dalam candi tanpa sekalipun lalai dari mengingat Allah. Sepanjang malam ia tak henti membaca Alquran.
Esoknya beramai-ramai penduduk mendatangi candi. Dengan rasa penasaran mereka ingin menyaksikan apa yang terjadi pada anak perawan buatan itu. Betapa terperanjatnya, penduduk setempat saat melihat ‘anak perempuan’ yang dipersembahkan bagi dewa laut itu masih hidup. Apalagi ia tampak masih khusyuk membaca Alquran. Kegembiraan segera meliputi masyarakat Maldewa. Mereka berterima kasih kepada pahlawan yang telah mengalahkan dewa laut Rannamari.
Raja setempat mendengar kisah ini. Dia mendatangi Abu Barakath Al Barbari dan mendengarkan cerita yang sesungguhnya. Menurut keyakinan raja, kekuatan buruk telah dikalahkan oleh kekuatan suci orang mulia dan ayat suci Alquran. Serta merta dia bersyahadat dan menyatakan diri sebagai Islam. Dengan pengaruhnya, ia memerintahkan semua rakyat mengikuti langkahnya memeluk Islam. Jadilah Maladewa negeri dengan mayoritas penduduk beragama Islam.
Maladewa adalah sebuah negara Islam yang sudah eksis sejak 9 abad yang lalu dan masih mempertahankan Islam sebagai dasar negara meski negeri itu sudah berubah dari sebuah kesultanan menjadi sebuah Republik.
Maladewa mengubah dirinya menjadi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam sejak tahun 1153. ketika Raja Maladewa Sri Tribuvana Aditiya menjadi orang Maladewa pertama yang masuk Islam kemudian diikuti istri dan anak anaknya, kalangan Istana dan di tahun yang sama seluruh Maladewa sudah beralih keyakinan kepada Islam meninggalkan agama lama mereka yaitu Hindu.
di tahun yang sama raja Aditya memerintahkan pembangunan masjid pertama di Maladewa yang mereka sebut sebagai Hukuru Miskiiy atau masjid Jum’at atau Masjid Jami bersamaan dengan pembangunan Masjid Ied yang digunakan untuk penyelenggaraan sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Juga bersamaan dengan penghancuran kuil kuil dan patung patung peribadatan agama lama mereka.
Sama seperti Indonesia, Maladewa pun pernah di jajah oleh bangsa Eropa, bedanya mereka hanya sempat dijajah oleh Portugis selama 15 tahun (1558-1573). Di tahun 1573 Portugis tersingkir dari Maladewa akibat kekalahan perang melawan para pejuang Maladewa di bawah pimpinan Muhammad Thakurufaanu Al-Azzam.
900 tahun setelah memproklamirkan diri sebagai kesultanan, Maladewa masih berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah sebagai hokum positif Negara, meski banyak pihak terutama dari Negara Negara barat yang memandang negatif terhadap hal tersebut.
Dua masjid tua Maladewa yang didirikan oleh Sultan pertama mereka masih berdiri dan terawat dengan baik hingga kini. Unesco bahkan sudah memasukkan dua masjid tersebut bersama belasan Masjid masjid tua di Maladewa ke dalam daftar warisan budaya dunia.
Di tengah kota Male, kota yang berupa sebuah pulau kecil lebih besar sedikit dari Pulau Penyengat tempat berdirinya masjid putih telur Sultan Riau di Propinsi Kepulauan Riau, kini berdiri kokoh sebuah masjid baru sekaligus sebagai Islamic center maladewa bantuan dari Negara Negara arab, Pakistan, Brunei dan Malaysia.
Di Maladewa, Islam begitu penting. Itu sebabnya, jangan heran jika setiap hari Jumat juga begitu penting di Maladewa. Itu sebabnya pula, sariatu—hukum-hukum syariah di Dhivehi juga sangat penting. Itu sebabnya pula di Maladewa, mulai dari presiden, jaksa agung, departemen dalam negeri, dan majelis-majlis begitu penting.
Di pulau itu, masjid atau lebih dikenal sebagai miski, menjadi simbol penting pusat Islam dipraktikkan. Setiap hari Jumat, toko dan kantor di kota-kota dan desa sudah tutup sekitar pukul 11 pagi.
Selalu ada masjid di beberapa pelosok Maladewa. Kebanyakan bangunan masjid dicat putih dan terbuat dari batu karang dengan menggunakan seng atau jerami sebagai atapnya.
Di Malé, Islamic Center dan Masjid Besar yang dibangun pada tahun 1984 dengan dana dari negara-negara Teluk Persia, Pakistan, Brunei, dan Malaysia, berdiri elegan. Pada awal tahun 1991 saja, Maladewa sudah memiliki total 725 masjid dan 266 masjid berbeda untuk perempuan.
Di Maladewa, lima belas menit sebelum adzan, semua toko dan kantor tutup. Selama bulan Ramadan, semua kafe dan rumah makan juga tutup, dan hanya buka menjelang waktu berbuka dan pada pada malam hari.
sumber



Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.
Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"
"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."
"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?"
(Lihat Kejadian 19:30-38)
"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."
Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."
"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."
Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."
"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."
Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."
Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab.
Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan AlQuran daripada Alkitab, juga semua cerita yang melatar belakanginya.

sumber


عن ثمامة بن عبد الله، قال: كان أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه يتنفس في الإناء مرتين أو ثلاثة مرات، وزعم أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يتنفس ثلاثا )) صحيح البخاري، في الأشربة 5631

Dari Tsumamah bin Abdullah, "Dahulu Anas bin Malik radhiyallahu ta'alaa anhu pernah bernafas di dalam bejana dua kali atau tiga kali, dan dia mengira Nabi sallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan hal itu (HR. Bukhari, No. 5631)


Dari Abu Qatadah dan bapaknya, Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian minum, maka janganlah ia bernafas di bejana (gelas), dan jika salah seorang dari kalian kencing maka janganlah ia memegang dzakar (kemaluannya) dengan tangan kanannya, jika membersihkan maka jangan membersihkan dengan tangan kanannya (HR. Bukhari 5630)


Sebagian ulama mengatakan, "Larangan bernafas di dalam bejana ketika minum sama seperti larangan ketika makan dan minum, sebab hal itu bisa menyebabkan keluarnya ludah sehingga bisa mempengaruhi kebersihan air minum tersebut. Dan keadaan ini apabila dia makan dan minum dengan orang lain. Adapun bila ia makan sendirian atau bersama keluarganya atau dengan orang yang tidak terganggu dengan caramu tersebut, maka hal itu tidak mengapa."


Aku ( Imam Ibn Hajar Al-Asqalani) berkata, "Dan yang lebih bagus adalah memberlakukan larangan hadits Nabi tersebut, sebab larangan itu bukan untuk menghormati orang yang layak dihormati ataupun untuk mendapat penghargaan dari orang lain.... Berkata Imam Al-Qurthubi, "Makna larangan itu adalah agar bejana dan air tersebut tidak tercemar dengan air ludah atau pun bau yang tidak sedap". Fat-hul Bari, 10/94.


Demikianlah penjelasan para ulama kita. Para pakar kontemporer pun telah berusaha mengorek hikmah atas larangan tersebut. Mereka mengatakan, "Ini adalah petunjuk yang indah yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dalam menyempurnakan akhlaq. Dan apabila makan atau minum kemudian terpercik ludah keluar dari mulut kita, maka hal itu merupakan kekurangnya sopan santun kita, dan sebab munculnya sikap meremehkan, atau penghinaan. Dan Rasulullah adalah adalah penghulunya seluruh orang-orang yang santun dan pemimpinnya seluruh para pendidik.


Bernafas adalah aktivitas menghirup dan mengeluarkan udara; menghirup udara yang bersih lagi penuh dengan oksigen ke dalam paru-paru sehingga tubuh bisa beraktivitas sebagaimana mestinya; dan menghembuskan nafas adalah udara keluar dari paru-paru yang penuh dengan gas karbon dan sedikit oksigen, serta sebagian sisa-sisa tubuh yang beterbangan di dalam tubuh dan keluar melalui kedua paru-paru dalam bentuk gas.


Gas-gas ini dalam persentase yang besar ketika angin dihembuskan, padanya terdapat sejumlah penyakit, seperti pada toksin air kencing ... Maka udara yang dihembuskan mengandung sisa-sisa tubuh yang berbentuk gas dengan sedikit oksigen. Dari hal ini kita mengetahui hikmah yang agung dari larangan Rasulullah; yaitu agar kita tidak bernafas ketika makan atau minum; akan tetapi yang dibenarkan adalah minum sebentar lalu diputus dengan bernafas di luar bejana, lalu minum kembali.


Rasulullah memberikan wejangan tentang awal yang bagus dalam perintahnya tentang memutus minum dengan bernafas sebentar-sebentar. Sebagimana sudah kita ketahui, bahwa seorang yang minum 1 gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup/menahan nafasnya hingga ia selesai minum. Yang demikian karena jalur yang dilalui oleh air dan makanan dan jalan yang dilalui oleh udara akan saling bertabrakan, sehingga tidak mungkin seseorang akan bisa makan atau minum sambil bernafas secara bersama-sama. Sehingga tidak bisa tidak, ia harus memutus salah satu dari keduanya. Dan ketika seseorang menutup/menahan nafasnya dalam waktu lama, maka udara di dalam paru-paru akan terblokir, maka ia akan menekan kedua dinding paru-paru, maka membesar dan berkuranglah kelenturannya setahap demi setahap. Dan gejala ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat.


Akan tetapi apabila seseorang membiasakan diri melakukan ini (minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan) maka ia akan banyak sekali meminum air, seperti unta, dimana paru-parunya selalu terbuka.... Maka paru-paru akan menyempitkan nafasnya manakala ia sedikit minum air, maka kedua bibirnya kelu dan kaku, dan demikian juga dengan kukunya. Kemudian, kedua paru-parunya menekan jantung sehingga mengalami dis-fungsi jantung (gagal jantung), kemudian membalik ke hati, maka hati menjadi membesar (membengkak), kemudian sekujur tubuh akan menggembur. Dan Demikianlah keadaannya, sebab kedua paru-paru yang terbuka merupakan penyakit yang berbahaya, sampai para dokter pun menganggapnya lebih berbahaya daripada kanker tenggorokan.


Dan Nabi Sallallahu alaihi wassallam tidak menginginkan seorangpun dari ummatnya sampai menderita penyakit ini. Oleh karena itu, beliau menasihati ummatnya agar meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukan dijeda dengan nafas), dan meminum air 1 gelas dengan 3 kali tegukan, sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh (Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyyah fii Al-Islam, secara ringkas)
Sumber: Al-Arba'in Al-Ilmiah, Abdul Hamid Mahmud Thahmaaz



Popular Posts