05 February 2012


Saat ingin menurunkan berat badan, seseorang diharuskan untuk menghitung berapa indeks massa tubuhnya (BMI). Karena hasil dari perhitungan BMI ini bisa menentukan apakah seseorang sudah ideal, kurus atau termasuk kelebihan berat badan. Cara untuk menghitung nilai indeks massa tubuh berdasarkan nilai tinggi dan berat badan yang dimiliki. Perhitungan ini berlaku sama untuk laki-laki maupun perempuan.

Seperti dikutip dari BBC, cara menghitungnya dengan mengkuadratkan nilai tinggi badan (dalam satuan meter). Lalu nilai berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi hasil kudrat dari tinggi badan tersebut.
Misalnya seseorang perempuan berusia 30 tahun memiliki berat badan 60 kg dan tinggi badan 160 cm (1,6 meter). Cara menghitungnya pertama kali mengkuadratkan tinggi badan 1,6 X 1,6 hasilnya 2,56. Lalu nilai berat badan dibagi hasil perkalian dari tinggi badan yaitu 60 : 2,56 hasilnya 23,43. Berarti nilai BMI dari perempuan tersebut sebesar 23,43 dan masuk ke dalam kelompok ideal/normal.
Kategori BMI adalah:
1. Nilai indeks massa tubuh kurang dari 19 tergolong ke dalam kelompok kurus.
2. Nilai 19-24,9 masuk ke dalam kelompok ideal.
3. Nilai antara 25-29,9 masuk kelompok kelebihan berat badan (gemuk).
4. Jika mencapai nilai 30 atau lebih maka orang tersebut masuk ke dalam kelompok obesitas.

Risiko kesehatan akan bertambah besar jika seseorang memiliki nilai indeks massa tubuh 25 atau lebih. Karena akan semakin besar kemungkinan orang tersebut terkena penyakit jika tidak diimbangi dengan pola hidup sehat dan berolahraga. Risiko kesehatan yang kemungkinan dimiliki oleh orang dengan nilai indeks massa tubuh di atas 25 adalah tekanan darah tinggi, kolesterol, penyakit jantung, stroke, diabetes, arthritis, sakit pinggang atau juga berhubungan dengan psikologisnya. Bagi yang memiliki indeks massa tubuh besar tidak ada salahnya untuk mulai melakukan diet yang sehatdengan mengurangi asupan kalori, perbanyak aktivitas fisik, menerapkan pola hidup yang sehat atau dengan berkonsultasi ke dokter gizi.
BMI merupakan salah satu alat untuk mengetahui apakah seseorang perlu melakukan diet atau tidak, tapi BMI ini hanya untuk melihat kelebihan berat badan akibat lemak. Jadi untuk orang yang berotot, atletis, ibu hamil, pembacaan BMI mungkin akan kurang tepat.

sumber:


Meningkatnya kasus penyakit jantung dan kolesterol di Indonesia ternyata sangat berhubungan erat dengan pola makan atau meal patterns orang Indonesia yang sangat sulit diubah.

Widjaja Lukito, dokter spesialis gizi klinik yang juga sekretaris anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang kesejahteraan rakyat menjelaskan, pola makan orang Indonesia yang sangat berhubungan erat dengan etnik, faktor tradisional, cara penyajian, dan segi ekonomi membuat makanan yang dikonsumsi minim serat dan tidak sehat.

“Seperti contohnya santan kelapa, paling banyak dipakai masyarakat dari berbagai etnik untuk memasak. Padahal efeknya kurang baik untuk tubuh. Sementara untuk dihilangkan sama sekali tidak mungkin. Ini menyangkut daya beli dan keadaan lingkungan juga,” jelas Widjaja yang ditemui dalam seminar tentang kolesterol minggu lalu di Jakarta.

Begitu juga dengan presentase dietary fiber orang Indonesia, menurut Widjaja bila ditemukan ada orang yang konsumsi fibernya 12 persen saja sudah sangat baik sekali di Indonesia. “Padahal di luar rata-rata 25 persen,” tambahnya.

“Ini yang membuat penyakit degeneratif semakin banyak kasusnya. Sebab kita sangat sulit mengubah meal patterns orang Indonesia. Bayangkan saja food compotition kita saja tidak pernah berubah, kalau pun berubah hanya seputaran itu-itu saja. Tidak berkembang. Bila memang ingin melakukan perubahan setidaknya para ahli di Indonesia, seperti ahli jantung, ahli gizi dan nutrisi semua harus duduk bersama membicarakan ini,” kata Widjaja.

sumber:


1. Kalau masih bisa besok kenapa harus sekarang?
Hal ini mungkin udh menjadi kebiasaan, yaitu sering menunda pekerjaan, contoh : misal, kamu seorang mahasiswa, di kasih tugas oleh dosen dikumpulkan pada pertemuan minggu depan, padahal setelah kamu selesai kuliah hari ini, kamu pasti mikir “ah, tugas nya dikumpul minggu depan ini, masih bisa santai dulu” padahal giliran pas 3 jam sebelum kuliah mulai masih belum ngerjain apa-apa, dan akhir nya grabak grubuk nyari contekan ke temen.

2.Dididik untuk dibayar menjadi pekerja, bukan dididik untuk menjadi orang yang membayar pekerja.
Kamu mungkin selalu bertanya, setelah lulus mau kerja dimana ya? ya, kan? mungkin beberapa orang tua mendidik semenjak kecil dengan cara seperti itu, padahal faktanya sebesar apapun gaji pegawai tetap akan lebih besar gaji yang membayar anda, contoh : saya pernah diceritain dosen tentang seseorang yang ditunjuk oleh Bakrie corp sebagai manager, dan dia dibayar sebesar 1 M/bulan, tapi tetap saja Bakrie dan keluarga dapat lebih,

3. Berfikir pendek, bukan berfikir panjang
Kalo pola pikir ini saya dapet waktu bapak saya lg di teras rumah sambil ngopi-ngopi yaudah saya nimbrung, waktu itu saya kebetulan lagi libur kuliah, pas tiba-tiba ada maaf “pesuruh” dengan tampang lesu, yaudah dipanggil sama bapak tuh, buat di ajak ngopi sambil makan makanan kecil, singkat cerita setelah bapak ngobrol panjang lebar, si “pesuruh” ini ngomong “yang penting sih bisa makan buat hari ini udah cukup, pak”, bapak saya langsung kaget, dan langsung ngomong “harus nya jangan gitu pak mikir nya, jangan cuma mikir yang penting hari ini bisa makan, tapi berfikir gimana caranya saya dan keluarga bisa memenuhi kebutuhan buat 1 minggu atau 1 bulan kedepan” setelah saya pikir, bener juga ya, kita bisa memenuhi kebutuhan hari ini karena hasil yang dari yang kita lakukan sebelum nya

4. Dalam bidang usaha lebih memikirkan untung ketimbang berkembang
lagi-lagi pemikiran ini saya dapet lagi dr pedagang makan dipinggir jalan, waktu itu saya pulang kuliah kelaperan yaudah mampir dulu ke warung pinggir jalan, singkat cerita saya selesai makan, sambil ngilangin gerah yaudah saya ngobrol sama pedagang nya, setelah agak panjang lebar ngobrol saya tanya ”sehari bisa untung berapa pak?” dan si pedagang jawab “kira-kira 150-200 rb lah, yang penting dapet untung walaupun kecil” saya tanya lagi “terus ga mau dikembangin usaha nya?” kayanya ini masih berhubungan sama yang no.3 dan pedagang jawab lagi “yah yang penting untung dulu mas, ” dan saya diem aja deh, bayar makan nya trus langsung pulang, setelah ane fikir, padahal kan, semakin berkembang usaha semakin besar keuntungan nya.

5. Lebih cepat lebih baik
Memang pepatah ini bagus di buat sebagai motivasi, tetapi tidak dalam semua hal, Kamu yang pengguna jalan raya, khusus nya Jakarta pasti udh ga asing lagi dengan hal bis nyerobot jalan, lampu merah blm berubah ijo asal jalan kosong maen serobot, mau punya motor tp belum punya SIM, alhasil lewat CALO, kalau ada perkara hukum, biar cepet selesai urusan dan ga panjang, yaudah sogok aja deh, kan ga ribet.

sumber:


Popular Posts