03 February 2012



Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jadi, kalau mau mengerjakansholat Tahajud, harus tidur dulu. Shalat malam ( Tahajud ) adalah kebiasaan orang-orang shaleh yang hatinya selalu berdampingan denganAllah SWT.

Berfirman Allah SWT di dalam Al-Qur’an :
“ Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji.”
(QS : Al-Isro’ : 79)

Shalat Tahajud adalah shalat yang diwajibkan kepada Nabi SAW sebelum turun perintah shalat wajib lima waktu. Sekarang shalat Tahajud merupakan shalat yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan .

Sahabat Abdullah bin
Salam mengatakan, bahwa Nabi SAW telah bersabda :
“ Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.”(HR Tirmidzi)

Bersabda Nabi Muhammad SAW :
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” ( HR. Muslim )

Waktu Untuk Melaksanakan Sholat Tahajud :
Kapan afdhalnya shalat Tahajud dilaksanakan ? Sebetulnya waktu untuk melaksanakan shalat Tahajud ( Shalatul Lail ) ditetapkan sejak waktu Isya’ hingga waktu subuh ( sepanjang malam ). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu :
1. Sangat utama : 1/3 malam pertama ( Ba’da Isya – 22.00 )
2. Lebih utama : 1/3 malam kedua ( pukul 22.00 – 01.00 )
3. Paling utama : 1/3 malam terakhir ( pukul 01.00 – Subuh )

Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya do’a) itu adalah 1/3 malam yang terakhir. Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “ Diwaktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :
“Perut malam yang masih tinggal adalah 1/3 yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)

Bersabda Rosulullah SAW :
“ Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat ( waktu. ). Seandainya seorang Muslim meminta suatu kebaikan didunia maupun diakhirat kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberinya. Dan itu berlaku setiap malam.” ( HR Muslim )

Nabi SAW bersabda lagi :
“Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun ( ke langit dunia ) ketika tinggal sepertiga malam yang akhir. Ia berfirman : “ Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. Dan barang siapa meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” ( HR Bukhari dan Muslim )

Jumlah Raka’at Shalat Tahajud :
Shalat malam (Tahajud) tidak dibatasi jumlahnya, tetapi paling sedikit 2 ( dua ) raka’at. Yang paling utama kita kekalkan adalah 11 ( sebelas ) raka’at atau 13 ( tiga belas ) raka’at, dengan 2 ( dua ) raka’at shalat Iftitah. Cara (Kaifiat) mengerjakannya yang baik adalah setiap 2 ( dua ) rakaat diakhiri satu salam. Sebagaimana diterangkan oleh Rosulullah SAW :“ Shalat malam itu, dua-dua.” ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )

Adapun Kaifiat yang diterangkan oleh Sahabat Said Ibnu Yazid, bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat malam 13 raka’at, sebagai berikut :
1) 2 raka’at shalat Iftitah.
2) 8 raka’at shalat Tahajud.
3) 3 raka’at shalat witir.

Adapun surat yang dibaca dalam shalat Tahajud pada raka’at pertama setelah surat Al-Fatihah ialah Surat Al-Baqarah ayat 284-286. Sedangkan pada raka’at kedua setelah membaca surat Al-Fatihah ialah surat Ali Imron 18-19 dan 26-27. Kalau surat-surat tersebut belum hafal, maka boleh membaca surat yang lain yang sudah dihafal.Rasulullah SAW bersabda :
“Allah menyayangi seorang laki-laki yang bangun untuk shalat malam, lalu membangunkan istrinya. Jika tidak mau bangun, maka percikkan kepada wajahnya dengan air. Demikian pula Allah menyayangi perempuan yang bangun untuk shalat malam, juga membangunkan suaminya. Jika menolak, mukanya
disiram air.” (HR Abu Daud)

Bersabda Nabi SAW :
“Jika suami membangunkan istrinya untuk shalat malam hingga
keduanya shalat dua raka’at, maka tercatat keduanya dalam golongan (perempuan/laki-laki) yang selalu berdzikir.”(HR Abu Daud)

Keutamaan Shalat Tahajud :
Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW suatu hari bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan
sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh
semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.
(Bahan (materi) di ambil dari buku “RAHASIA SHALAT SUNNAT” (Bimbingan

Lengkap dan Praktis) Oleh: Abdul Manan bin H. Muhammad S
sumber artikel :http://tahajudcallmq.wordpress.com/2007/08/20/%E2%80%9C-keutamaan-shalat-tahajud-%E2%80%9D/

02 February 2012


Dalam buku The Consumer’s Guide to Childhood Vaccines, Barbara Loe Fisher, Pendiri dan Presiden pusat informasi vaksin nasional (yang didirikan untuk mencegah kerusakan tubuh dan kematian akibat vaksin melalui pendidikan umum) menjelaskan proses pembuatan vaksin sebagai berikut:

-Vaksin DPT (Difteria, Pertusis dan Tetanus) (vaksin bakteri tidak aktif): untuk menghasilkan Pertusis dari DPT, bakteri Pertusis B dibiakkan, diambil dan dilemahkan melalui pemanasan dan kimiawi, kemudian diendapkan dalam cairan bahan kimia seperti kalium fospat, natrium, klorida dan thimerosal (raksa), yang digunakan sebagai pengawet. Alumunium ditambah sebagai adjuvan. Selanjutnya vaksin Pertusis ini kemudian dicampur dengan vaksin DT

- Vaksin DtaP(Difteria, Tetanus dan Acellular Pertusis): Tidak seperti vaksin DPT, Purified acellular atau vaksin DtaP tidak mengandung bakteri Pertusis B asli. Vaksin DtaP dibuat dengan memisahkan sebagian besar racun dalam bakteri Pertusis B asli, sehinggga didapatkan beberapa komponen bakteri dalam vaksin. Komponen tersebut masih mengandung racun yang kemudian dinetralkan dengan formaldehid, selanjutnya thimerosal ditambahkan sebagai pengawet dan alumunium sebagai adjuvan. Vaksin acellular Pertusis kemudian dicampurkan dengan vaksin DT.

- Vaksin MMR (Campak, Gondok dan Rubela): Vaksin MMR yang digunakan AS adalah vaksin virus hidup. Vaksin tersebut mengandung (1) virus Campak hidup lemah (dilemahkan) yang dibiakkan dalam kultur sel embrio ayam; (2)Virus Gondok hidup yang lemah dan dibiakkan dalam sel kultur embrio ayam; dan (3)Kuman witar RA 27/3 lemah dari virus Rubela hidup yang dilemahkan dan dibiakkan dalam kultur sel diploid manusia (W-38) yang berasal dari tisu janin yang digugurkan pada tahun 1964 setelah ibunya terjangkit Rubela. Vaksin ini tidak mengandung pengawet. Vaksin MMR mengandung antibiotik neomycin, sorbitol dan gelatin yang dihidrolisis sebagai stabilisator. Meskipun vaksin campak, gondok dan Rubela bisa diperoleh secara terpisah tetapi kebanyakan dokter sering memberikan dalam bentuk gabungan (MMR)

- Vaksin Polio hidup oral (OPV): Vaksin Polio oral hidup di AS adalah campuran 3 jenis vaksin polio yang dilemahkan dan dibiakkan dalam kultur sel ginjal monyet hijau Afrika. Sel ini kemudian dibiakkan dalam medium yang terdiri dari larutan garam yang mengandung asam amino, antibiotic dan serum anak sapi. Setelah berkembang virus dipindahkan ke medium yang tidak mengandung serum anak sapi. Vaksin ini mengandung sorbitol dan antibiotik streptomycin serta neomycin.

- Vaksin Polio tidak aktif (IPV): Vaksin Polio tidak aktif yang digunakan di AS ialah endapan steril 3 jenis virus Polio yang dibiakkan dalam sel VERO, garis keturunan sel ginjal monyet hijau afrika. Virus ini dipekatkan, dimurnikan dan dihilangkan daya jangkitnya dengan formaldehid. Vaksin IPV mengandung fenoksietanol dan formaldehid sebagai pengawet serta neomycin, streptomycin dan polymyxin

- Vaksin hepatitis B: vaksin virus Hepatitis B yang pertama dibuat pada tahun 70-an dengan menggunakan virus yang dipisahkan dari darah manusia pengidap Hepatitis B kronis. Vaksin Hepatitis B yang didapat dari plasma darah dipatenkan AS pada tahun 1981 dan diberikan pada penduduk yang berisiko tinggi terjangkit Hepatitis B pada tahun 80-an sampai vaksin rekombinasi Hepatitis B hasil rekayasa genetik muncul. Vaksin rekombinasi Hepatitis B yang digunakan AS didapat dari antigen selubung virus Hepatitis B yang dihasilkan dalam sel ragi. Sebagian gen virus Hepatitis B diklonkan ke dalam ragi (ragi biasa untuk membuat roti) sehingga vaksin dihasilkan dari kultur ini. kemudian vaksin diawetkan dengan formaldehid dan mengandung 95% anti gen selubung virus Hepatitis B, 4% protein ragi, alumunium hidroksida dan thimerosal ditambahkan sebagai pengawet.

- Vaksin Varicellazostrer (cacar air): Vaksin cacar dibuat dari kuman Oka/Merck Virus Varicella hidup yang dilemahkan. Virus ini didapat dari anak-anak penderita Cacar alami, kemudian dimasukkan ke dalam kultur sel paru-paru embrio manusia, selanjutnya diambil dan dimasukkan ke dalam embrio tikus percobaan. Dan akhirnya dimasukkan ke dalam kultur sel diploid manusia. vaksin ini mengandung sukrosa, fosfat, glutamat dan gelatin yang diproses sebagai stabilisator

- Vaksin Cacar (walaupun vaksin ini tidak digunakan namun masih dipakai untuk penelitian penyakit AIDS dan vaksin rekombinan rekayasa genetik baru): Perut anak sapi dicukur kemudian diberikan banyak torehan pada kulitnya. Kemudian virus cacar diteteskan pada torehan itu dan dibiarkan bernanah selama beberapa hari. Anak sapi tersebut dibiarkan berdiri dengan kepala terikat supaya tidak dapat menjilati perutnya. Kemudian anak sapi itu dikeluarkan dari kandang dan dibaringkan diatas meja. Perutnya memborok dan bernanah, nanahnya diambil lalu dijadikan serbuk. Serbuk itu adalah bahan vaksin cacar. Disamping borok dan nanah kering dalam vaksin cacar, virus yang kebetulan terdapat pada anak sapi terbawa kedalamnya. (Walene James, Pengarang Immunization: The Reality Beyond the Myth)
sumber artikel : http://kiatsehat2010.blogspot.com/2011/12/bagaimana-vaksin-dihasilkan.html

Dalam buku The Consumer’s Guide to Childhood Vaccines, Barbara Loe Fisher, pendiri dan presiden pusat informasi vaksin nasional (yang didirikan untuk mencegah kerusakan tubuh dan kematian akibat vaksin melalui pendidikan umum) menjelaskan proses pembuatan vaksin sebagai berikut :

Vaksin Cacar : Perut anak sapi dicukur kemudian diberikan banyak torehan pada kulitnya. Kemudian virus cacar diteteskan pada torehan itu dan dibiarkan bernanah selama beberapa hari. Anak sapi tersebut dibiarkan berdiri dengan kepala terikat supaya tidak dapat menjilati perutnya. Kemudian anak sapi itu dikeluarkan dari kandang dan dibaringkan diatas meja. Perutnya memborok dan bernanah, nanahnya diambil lalu dijadikan serbuk. Serbuk itu adalah bahan vaksin cacar, virus yang kebetulan terdapat pada anak sapi terbawa kedalamnya. (Walene James, Pengarang Immunization: The Reality Beyond the Myth)

sumber artikel :http://kiatsehat2010.blogspot.com/2011/01/mengerikan-ternyata-salah-satu-cara.html

Popular Posts